Penyebab DBD adalah virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti adalah sebagai berikut:
Ukuran dan warna nyamuk Aedes Aegipty kerap berbeda antar populasi, tergantung pada kondisi lingkungan atau nutrisi. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan ukuran. Nyamuk jantan pada umumnya lebih kecil daripada nyamuk betina. Nyamuk jantan punya rambut tebal pada antenanya.
Ciri -Ciri Nyamuk Aedes Aegipty dewasa berukuran besar dan tubuhnya hitam kecokelatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik bergaris putih keperakan. Ciri spesies ini adalah di bagian punggungnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan. Sisik di tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan orang untuk melakukan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua.
Aedes Aegipty bersifat diurnal atau aktif pada pagi-siang hari. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina menghisap darah. Nyamuk betina menghisap darah untuk memperoleh asupan protein yang diperlukan untuk memproduksi telur. Sedangkan nyamuk jantan tidak membutuhkan darah. Nyamuk jantan sendiri memperoleh energi dari nektar bunga atau tumbuhan.
Nyamuk mempunyai infeksi virus yang terdapat di dalam tubuhnya, yang dapat mengakibatkan perubahan yang mengarah kepada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang andal dalam menghisap darah. Berulang kali nyamuk menusukkan proboscis (belalai)-nya, namun tidak berhasil menghisap darah, sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus semakin besar.
Penyebaran nyamuk Aedes Aegypti ini lebih banyak pada tempat-tempat yang gelap dan benda berwarna hitam. Pada umumnya habitat nyamuk Aedes Aegipty adalah lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air, baik di dalam bak mandi maupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban. Bertolak belakang dengan albopictus atau jentik nyamuk lainnya yang cenderung berada di daerah hutan.
Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dengan cara meletakkan telur pada permukaan air secara individual. Telur itu berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1-2 hari dan menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Pada instar ke-4, larva berubah menjadi pupa, dimana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama dua hari sebelum akhirnya menjadi nyamuk dewasa.
Ukuran dan warna nyamuk Aedes Aegipty kerap berbeda antar populasi, tergantung pada kondisi lingkungan atau nutrisi. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan ukuran. Nyamuk jantan pada umumnya lebih kecil daripada nyamuk betina. Nyamuk jantan punya rambut tebal pada antenanya.
Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti |
Ciri -Ciri Nyamuk Aedes Aegipty dewasa berukuran besar dan tubuhnya hitam kecokelatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik bergaris putih keperakan. Ciri spesies ini adalah di bagian punggungnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan. Sisik di tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan orang untuk melakukan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua.
Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti |
Aedes Aegipty bersifat diurnal atau aktif pada pagi-siang hari. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina menghisap darah. Nyamuk betina menghisap darah untuk memperoleh asupan protein yang diperlukan untuk memproduksi telur. Sedangkan nyamuk jantan tidak membutuhkan darah. Nyamuk jantan sendiri memperoleh energi dari nektar bunga atau tumbuhan.
Nyamuk mempunyai infeksi virus yang terdapat di dalam tubuhnya, yang dapat mengakibatkan perubahan yang mengarah kepada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang andal dalam menghisap darah. Berulang kali nyamuk menusukkan proboscis (belalai)-nya, namun tidak berhasil menghisap darah, sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus semakin besar.
Penyebaran nyamuk Aedes Aegypti ini lebih banyak pada tempat-tempat yang gelap dan benda berwarna hitam. Pada umumnya habitat nyamuk Aedes Aegipty adalah lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air, baik di dalam bak mandi maupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban. Bertolak belakang dengan albopictus atau jentik nyamuk lainnya yang cenderung berada di daerah hutan.
Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dengan cara meletakkan telur pada permukaan air secara individual. Telur itu berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1-2 hari dan menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Pada instar ke-4, larva berubah menjadi pupa, dimana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama dua hari sebelum akhirnya menjadi nyamuk dewasa.
Perkembang Biakan Nyamuk Aedes Aegypti (Klik untuk perbesar) |
Comments
Salam dari kami: Cara Menaikkan Trombosit
Salam dari kami: Cara Menaikkan Trombosit