Bayi yang
diberi ASI selama enam bulan atau
lebih, terutama bayi laki- laki, pencapaian nilainya di sekolah jauh lebih baik
saat dia berusia 10 tahun dibanding dengan anak yang rutin minum susu formula.
Air susu ibu (ASI) telah lama diketahui sebagai
nutrisi terbaik secara kualitas dan kuantitas pada saat masa lompatan
pertumbuhan otak yang terjadi dari 0 sampai 6 bulan seorang bayi. ASI mengandung nutrient yang mempunyai
fungsi spesifik untuk pertumbuhan otak antara lain long chain polyunsaturated
fatty acid (DHA dan AA) untuk pertumbuhan otak dan retina.
Juga
mengandung kolesterol untuk myelinisASI
jaringan syaraf, taurin untuk neurontransmitter inhibitor dan stabilisator
membran, laktosa untuk pertumbuhan otak, serta koline yang mungkin meningkatkan
memori. Selain untuk perkembangan otak, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan juga bagus untuk mempersiapkan sistem
pencernaan bayi.
Memperkuat
laporan bahwa menyusui dapat meningkatkan kecerdasan
otak bayi, sebuah studi terbaru menemukan bukti bahwa bayi yang diberi ASI selama enam bulan atau lebih.
Terutama bayi laki-laki, pencapaian nilainya di sekolah jauh lebih baik saat
dia berusia 10 tahun dibanding dengan anak yang rutin minum susu formula.
”Menyusui
harus dipromosikan baik untuk bayi laki-laki dan perempuan karena mengandung
banyak manfaat positif,” kata pemimpin studi Wendy Oddy, seorang peneliti di
Telethon Institute for Child Health Research di Perth, Australia. HASIl penelitian ini telah dipublikASIkan pada edisi online20 Desember
lalu di jurnal Pediatrics.
Dalam
penelitian ini, Oddy dan rekan-rekannya melihat skor akademik pada anak usia 10
tahun atau lebih dari 1.000 anak yang ibunya telah terdaftar dalam serangkaian
penelitian yang dilakukan di Australia Barat.
Setelah
disesuaikan dengan faktor seperti jenis kelamin, pendapatan keluarga, faktor
ibu dan stimulASI dini di rumah,
seperti membaca untuk anak-anak, mereka memperkirakan adanya hubungan antara
menyusui dan hASIl pendidikan.
HASIlnya, bayi yang menyusui selama enam
bulan atau lebih memiliki skor akademik yang lebih tinggi pada tes standar
dibanding mereka yang disusui kurang dari enam bulan. Tapi hASIlnya bervariASI menurut jenis kelamin dan kemajuan hanya signifikan terlihat
dari sudut pandang statistik anak-anak. Anak-anak memiliki nilai lebih baik
dalam matematika, membaca, mengeja, dan menulis jika mereka disusui selama enam
bulan atau lebih.
Menyusui
selama enam bulan untuk anak perempuan mungkin tidak berpengaruh banyak dan
secara statistik tidak signifikan meningkatkan nilai membaca di sekolah. Alasan
adanya perbedaan jenis kelamin sampai sekarang belum jelas, tetapi Oddy
berspekulASI bahwa manfaat utama ASI pada otak dan memengaruhi
perkembangan bahasanya mungkin memiliki manfaat lebih besar bagi anak laki-laki
karena lebih rentan selama masa pertumbuhan yang kritis.
Oddy
menambahkan, kemungkinan lain adalah terdapat manfaat positif menyusui pada
hubungan ibu dan anak. “Sejumlah penelitian menemukan fakta bahwa anak laki-laki
lebih mandiri dari anak perempuan dilihat dari perhatian ibu dan dorongan untuk
keterampilan kognitif dan bahasa. Jika menyusui memfASIlitASI interaksi ibu
dan anak, kita akan mengharapkan efek positif dari ikatan ini lebih besar pada
laki-laki dibandingkan dengan perempuan, seperti pengamatan kami,” tuturnya.
Para peneliti
mencoba menambah faktor pendidikan ibu dalam studi ini. “Kami mencatat riwayat
pendidikan ibu dan pendapatan keluarga karena telah terlihat sebelumnya dalam
penelitian lain bahwa ibu yang lebih baik dalam hal pendidikan cenderung untuk
menyusui lebih lama juga membaca dan melihat buku-buku lebih sering dengan
anak-anak mereka,” kata Oddy.
“Kami
menggunakan faktor-faktor ini dalam analisis laporan sehingga tidak mengacaukan
hASIl. Bayi yang diberi ASI lebih lama mASIh lebih baik dalam hal nilai mata pelajaran mereka saat berusia
10 tahun,” lanjutnya. Sudah lama diketahui bahwa ASI bermanfaat besar untuk perkembangan saraf bayi.
“Nutrisi dalam
ASI sangat penting untuk pertumbuhan
otak yang optimal, seperti rantai panjang asam lemak tak jenuh ganda, yang
tidak ada dalam susu formula,” kata para peneliti.
Sumber: okezone.com
Comments