Menerapkan pola hidup sehat, tentu akan memberikan dampak positif bagi kesehatan, serta menjauhkan Anda dari berbagai penyakit berbahaya, misalnya seperti stroke. Namun demikian, stroke pun dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dengan benar.
Anda juga bisa menerapkan diet mediterania. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Jantung Amerika (AHA) ditemukan beragam diet, salah satunya diet mediterania yang berhasil menurunkan angka kejadian stroke serta infark jantung sampai 60 persen dalam kurun waktu empat tahun penelitian.
Menurut Dr Diah PYM selaku Nutrition Diet RS Internasional Bintaro, Diet Mediterania berdasarkan penelitian memiliki kandungan kolesterol dan lemak jenis trans dalam jumlah rendah, diet ini pun memiliki kandungan minyak yang bermanfaat. Diet jenis ini bisa Anda terapkan dengan panduan seperti berikut :
Lemak dan Kolesterol
Mengacu pada jenis diet Mediterania sebetulnya tidak terdapat perbedaan antara banyaknya porsi asupan lemak dibandingkan dengan anjuran diet seimbang selama ini. Rata-rata porsi lemak yang dapat dikonsumsi adalah kurang berkisar antara 20-30% dari total kalori. Hanya saja pada diet mediterania jenis lemak yang dapat dikonsumsi terutama berasal dari golongan lemak tidak jenuh yang disertai dengan asupan kolestrol dengan jumlah yang rendah.
Jenis lemak yang bermanfaat bagi orang yang memiliki faktor resiko terjadinya stroke adalah lemak tidka jenuh yang berasal dari minyak zaitun, minyak jagung, serta ikan terutama ikan yang berasal dari laut dalam (deep sea fish) seperti salmon dan tuna.
Asupan kolesterol sangat penting untuk dibatasi, pedoman diet yang dianjurkan di Amerika Serikat menetapkan bahwa untuk masyarakat dengan resiko rendah sampai sedang batasan asupan kolesterol adalah 300 mg/ hari sedangkan untuk populasi dengan resiko tinggi asupan maksimum kolesterol adalah 200 mg/ hari.
Konsumsi daging merah (red meat) serta daging unggas sebaiknya dibatasi karena pada dasarnya jumlah koleksterol yang didapatkan pada daging hewan jenis apapun adalah relatif sama.
Berdasarkan asupan koleksterol yang dianjurkan, konsumsi telur pun sudah seharusnya dilakkan pembatasan. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi telur 1 butir setiap hari dapat meningkatkan resiko jantung koroner 2 kali lebih tinggi pada orang-orang yang memiliki faktor resiko, dibandingkan dengan yang melakukan pembatasan konsumsi telur kurang dari 1 butir per minggu.
Vitamin B
Secara ilmiah pemberian suplementasi vitamin B6, B12 maupun folat untuk menurunkan kadar homosistein masih bersifat kontroversi. Kadar homosistein yang tinggi mengakibatkan peningkatan resiko kerusakan pada dinding pembuluh darah. Hal ini memicu terjadinya gangguan jantung dan pembuluh darah.
Pembelian suplementasi B6, B12, maupun folat dapat dipertimbangkan pada orang-ornag yang memiliki faktor resiko dengan usia diatas 50 tahun. Karena usia diatas 50 tahun merupakan usia yang rentan terhadap defisiensi vitamin-vitamin tersebut.
Sumber: okezone.com
Comments