Setiap orang pernah mengalami alergi. Baik itu alergi terhadap makanan, minuman, debu, maupun terhadap hal atau benda lainnya. Selama mudik dan merayakan lebaran, Anda harus tahu faktor pencetusnya. Jika tidak dan salah penanganan, alergi bisa berakibat fatal.
Alergi disebabkan oleh dua faktor. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam tubuh seperti adanya faktor gen yang menyebabkan seseorang sesak nafas, sering bersin hingga kejang. Faktor yang lainnya adalah faktor eksternal, yaitu faktor yang datangnya dari luar. Contohnya, kontak langsung dengan bahan maupun lingkungan seperti obat, baik yang diminum maupun yang disuntikkan, debu, makanan (biasa terjadi pada makanan yang berasal dari laut) dan minuman hingga alergi terhadap cuaca seperti udara dingin. "Alergi hanya bisa dikurangi dampaknya, kita hanya bisa meminimalisir saja karena sampai saat ini belum ada obat yang telah teruji secara klinis menghilangkan alergi, baik itu alergi dari dalam tubuh maupun alergi yang terjadi karena adanya kontak langsung dari luar," ujar dr Erwin.
Alergi akan muncul jika bertemu pemicunya (alergen). Secara umum, alergen dibagi menjadi dua, yaitu alergen hidup dan alergen makanan. Yang termasuk alergen hirup di antaranya debu, tungau, tepung sari (polen), potongan rumput, bulu hewan (kelinci, anjing, burung, kucing, dan sebagainya). "Nah, alergi debu ini biasanya dialami para pemudik yang hendak pulang kampung. Untuk itu, sebaiknya menggunakan masker penutup mulut," ujarnya.
Sementara yang termasuk alergen makanan jenisnya sangat banyak. "Contohnya udang, kepiting, kacang, cokelat dan lainnya," kata dr Edwin. Bumbu penyedap, pengawet dan pewarna, obat-obatan, kosmetik, dan gigitan serangga juga bisa menjadi alergen. Selain itu, ada juga faktor pencetus yang bisa memperburuk alergi yang sudah ada, apalagi pada orang yang sudah pernah terkena alergi. Faktor pencetus itu, antara lain, cuaca, asap rokok, atau bau-bauan yang merangsang.
Yang harus diwaspadai adalah alergi ternyata juga bisa berakibat fatal. Salah satunya jika sampai terjadi larynx spasme (pita suara tercekik). "Pita suara terjepit, kejang, dan kaku. Nggak bisa ngomong, seperti dicekik. Ini bahaya dan harus segera ditolong. Oksigen pun terkadang nggak bisa masuk karena jalan napasnya tertutup. Biasanya, disuntik dengan adrenalin atau dilakukan tracheostomy (membuat lubang buatan di pita suara)," sambung dr Erwin.
Alergi memang tidak dapat disembuhkan. Tetapi kita bisa memanipulasi alergen yang akan masuk ke tubuh sehingga gejala alergi tidak timbul. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk mencari alergen penyebab sangat penting. "Yang bisa dilakukan adalah mencegah, antara lain, dengan menghindari alergen dan faktor pencetus. Kalau sudah tahu punya alergi, ya, sebaiknya di rumah tidak dipasang karpet yang gampang berdebu. Wol sebaiknya juga dihindari. Makanan pun harus dijaga," tandas dr Edwin.
Selama ini, yang diobati hanya penyakit alerginya. "Pileknya diobati, asma diobati, gatalnya dihentikan. Memang akan mereda, tapi proses ini akan berulang lagi setiap kali bertemu alergen. Sementara kita tak bisa memotong genetiknya karena memang dari sananya sudah begitu," ujarnya.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Menurut dr Edwin Djuanda SpKK, Dermatology & Cosmetic Skin Surgery, Jakarta Skin Center, alergi adalah kegagalan kekebalan tubuh, di mana tubuh menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologik terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau atopik. Alergi bisa muncul di mana saja, tergantung organ mana yang terkena. Jika terkena di kulit, bisa menimbulkan eksim, dermatitis kontak (gatal akibat memakai perhiasan anting, cincin, kalung, dan lainnya), atau biduran (urtikaria). Serangan alergi di paru-paru menjadi serangan asma, di hidung jadi pilek alergi (hidung gatal, bersin, ingus cair). Bisa juga mengenai organ mata (konjungtivitis).
Alergi disebabkan oleh dua faktor. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam tubuh seperti adanya faktor gen yang menyebabkan seseorang sesak nafas, sering bersin hingga kejang. Faktor yang lainnya adalah faktor eksternal, yaitu faktor yang datangnya dari luar. Contohnya, kontak langsung dengan bahan maupun lingkungan seperti obat, baik yang diminum maupun yang disuntikkan, debu, makanan (biasa terjadi pada makanan yang berasal dari laut) dan minuman hingga alergi terhadap cuaca seperti udara dingin. "Alergi hanya bisa dikurangi dampaknya, kita hanya bisa meminimalisir saja karena sampai saat ini belum ada obat yang telah teruji secara klinis menghilangkan alergi, baik itu alergi dari dalam tubuh maupun alergi yang terjadi karena adanya kontak langsung dari luar," ujar dr Erwin.
Alergi akan muncul jika bertemu pemicunya (alergen). Secara umum, alergen dibagi menjadi dua, yaitu alergen hidup dan alergen makanan. Yang termasuk alergen hirup di antaranya debu, tungau, tepung sari (polen), potongan rumput, bulu hewan (kelinci, anjing, burung, kucing, dan sebagainya). "Nah, alergi debu ini biasanya dialami para pemudik yang hendak pulang kampung. Untuk itu, sebaiknya menggunakan masker penutup mulut," ujarnya.
Sementara yang termasuk alergen makanan jenisnya sangat banyak. "Contohnya udang, kepiting, kacang, cokelat dan lainnya," kata dr Edwin. Bumbu penyedap, pengawet dan pewarna, obat-obatan, kosmetik, dan gigitan serangga juga bisa menjadi alergen. Selain itu, ada juga faktor pencetus yang bisa memperburuk alergi yang sudah ada, apalagi pada orang yang sudah pernah terkena alergi. Faktor pencetus itu, antara lain, cuaca, asap rokok, atau bau-bauan yang merangsang.
Yang harus diwaspadai adalah alergi ternyata juga bisa berakibat fatal. Salah satunya jika sampai terjadi larynx spasme (pita suara tercekik). "Pita suara terjepit, kejang, dan kaku. Nggak bisa ngomong, seperti dicekik. Ini bahaya dan harus segera ditolong. Oksigen pun terkadang nggak bisa masuk karena jalan napasnya tertutup. Biasanya, disuntik dengan adrenalin atau dilakukan tracheostomy (membuat lubang buatan di pita suara)," sambung dr Erwin.
Alergi memang tidak dapat disembuhkan. Tetapi kita bisa memanipulasi alergen yang akan masuk ke tubuh sehingga gejala alergi tidak timbul. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk mencari alergen penyebab sangat penting. "Yang bisa dilakukan adalah mencegah, antara lain, dengan menghindari alergen dan faktor pencetus. Kalau sudah tahu punya alergi, ya, sebaiknya di rumah tidak dipasang karpet yang gampang berdebu. Wol sebaiknya juga dihindari. Makanan pun harus dijaga," tandas dr Edwin.
Selama ini, yang diobati hanya penyakit alerginya. "Pileknya diobati, asma diobati, gatalnya dihentikan. Memang akan mereda, tapi proses ini akan berulang lagi setiap kali bertemu alergen. Sementara kita tak bisa memotong genetiknya karena memang dari sananya sudah begitu," ujarnya.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments
tο and you are just extremelу excellent. I reаlly like ωhat you've acquired here, certainly like what you are stating and the way in which you say it. You make it entertaining and you still take care of to keep it sensible. I can't ωaіt to read
muсh morе frоm you. Тhіs iѕ aсtually
a wondеrful web site.
my page :: CarbonPoker Bonus
Wherе еlse may аnyone gеt that kind of info in such a perfect mаnner of wгitіng?
I have a presentation subsequеnt week, and I'm on the search for such information.
Check out my weblog; ClickRead ()
. Іt's hard to find quality writing like yours these days. I truly appreciate people like you! Take care!!
Take a look at my website RPMPoker Bonus