Skip to main content

Penyebab dan Gejala Radang Gusi (Gingivitis)

Radang gusi atau dalam dunia kedokteran disebut gingivitis, umumnya disebabkan oleh kotornya gigi. Radang gusi juga bisa disebabkan karena kesalahan dalam menggosok gigi. Di luar dua sebab tersebut, masih ada sebab-sebab sekunder lainnya. Namun yang jelas, kengganan untuk menjaga kebersihan gigi mutlak menjadi awal mula radang gusi.  
Tanpa disadari, sebagian orang menganggap enteng sariawan dan penyakit rongga mulut lainnya seperti bau napas tak sedap hingga gusi berdarah dan gigi berlubang. Sariawan oleh banyak orang dikenal sebagai luka pada selaput lendir di daerah mulut. Umumnya, luka di daerah mulut tidaklah dalam. Jika tidak dibarengi dengan komplikasi karena infeksi oleh kuman yang lebih ganas, sariawan akan sembuh sendiri tanpa bekas. Infeksi ini biasanya dimulai dengan munculnya gelembung berisi cairan di mulut. Gelembung ini bisa pecah dan membentuk luka yang akan terasa nyeri. Padahal, penelitian terakhir menunjukkan adanya kaitan erat antara bertumpuknya bakteri di rongga mulut dengan penyakit berat lain, seperti diabetes, serangan jantung, infeksi darah, hingga soal bayi dengan berat tidak memadai. Radang gusi diakui menjadi faktor utama kasus gigi tanggal dan kerusakan jaringan penyangga gigi. Semakin lama plak dan bakteri-bakteri yang bersemayam di gigi itu akan menyebabkan radang gusi yang disebut gingivitis.

Radang gusi yang memiliki istilah kedokteran gingivitis adalah keadaan di mana terjadi perubahan struktual pada gusi. Ditandai dengan adanya perubahan bentuk dan warna pada gusi. Walau begitu, jika dibiarkan, radang ringan ini bisa berkembang menjadi periodontitis. Artinya, radang di sekitar gigi. Pada tahap ini gusi terkelupas dari gigi dan membentuk kantung infeksi. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh harus berjuang keras melawan para bakteri busuk seiring meluas dan tumbuhnya plak di sekitar gusi. Jika hal ini tidak segera diatasi, tulang gigi, gusi, dan jaringan penyangga gigi akan hancur. Gigi-gigi pun akan segera tanggal atau harus dicabut. Anda tentu tak ingin hal ini terjadi pada rongga mulut Anda, jika hal ini terjadi pada Anda, segeralah ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan.

Faktor Penyebab dan Gejala

Gingivitis (radang gusi) bisa terjadi pada semua usia. Biasanya, faktor kehigienisan seseorang sangat menentukan. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan radang gusi. Antara lain, rokok, perubahan hormon pada wanita, diabetes, stres, kanker, AIDS, faktor genetika, kurang gizi, dan obat. Beberapa obat seperti antidepresan dan sebagian obat jantung bisa menyebabkan radang gusi karena dapat mengurangi aliran air liur yang sebenarnya memiliki efek protektif pada gigi dan gusi. Selain faktor cukup berat seperti stres, perubahan hormon, diabetes, dan genetika, radang gusi bisa terjadi oleh sebab ringan seperti makanan dan minuman yang panas. Tapi faktor yang lebih sering terjadi ialah faktor kehigienisan seseorang dan kesalahan dalam menggosok gigi.

Menurut Drg Esti Prasetyo dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta Utara, penyebab gingivitis yang paling sering terjadi yaitu menumpuknya karang pada gigi yang berasal dari sisa makanan yang tidak dibersihkan. ā€œKarang gigi itu berasal dari sisa-sisa makanan  yang tidak dibersihkan, sehingga terjadi penumpukkan dan menjadi karang,ā€ katanya. Jika plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang gigi. ā€œGingivitis banyak juga ditemukan pada orang yang menggunakan gigii palsu yang tidak pernah diperhatikan faktor kebersihannya,ā€ imbuhnya. Apalagi jika gigi palsu itu terbuat dari bahan yang kasar sehingga ada kemungkinan bisa melukai gusi sehingga menyebabkan radang.

Radang gusi juga dapat menyebabkan infeksi yang masuk melalui pembuluh darah dan merusak organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, otak, dan mata. Jika infeksi tersebut masuk hingga ke jantung atau yang disebut dengan percarlitis atau peradangan selaput jantung. Jika infeksi tersebut masuk hingga ke paru-paru bisa mengakibatkan penyakit TBC. Jika masuk hingga ke mata bisa terjadi gangguan penglihatan. Dan jika infeksi tersebut masuk hingga ke otak sehingga bisa menyebabkan meninggitis.

Ada dua macam gejala peradangan gusi, gejala primer dan gejala sekunder. Gejala primer ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada gusi. Akibatnya kepala terasa pusing dan demam. Sedangkan gejala sekunder ditandai dengan rasa sakit apabila gusi disentuh atau terkena sikat gigi. Akibatnya, kepala terasa pening atau yang biasa disebut dengan migran. Pada gejala primer, gusi akan tampak merah padahal gusi memiliki warna asli pink. ā€œPada beberapa pasien juga mengeluhkan rasa nyeri pada gusinya,ā€ paparnya.

Selain itu, terjadi pembengkakan pada gusi dan gusi menjadi lebih lunak dari biasanya. Akibatnya, gusi tidak lagi menempel pada gigi sehingga semakin memudahkan kotoran masuk. Jika penderita menggosok gigi atau makan, gusi seringkali berdarah dan gusi menjadi lebih sensitif. Selain itu pasien juga akan mengeluhkan bau mulutnya, khususnya di bagian gusi yang meradang. Pendarahan gusi sering kali membuat penderitanya malas untuk menyikat giginya karena menimbulkan sakit, hal tersebut menyebabkan plak dan sisa makanan semakin menumpuk sehingga memperburuk kondisi radang gusi. Pada kasus gingivitis yang berat, maka pada saat pagi hari khususnya saat bangun tidur bantal akan dipenuhi oleh bercak darah, dan terutama jika pada saat tidur penderita bernafas melalui mulutnya.

Diagnosa dan Pengobatan

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Apabila ditemukan kondisi gusi yang meradang tampak merah, membengkak dan mudah berdarah maka sudah bisa dikatakan jika ia terkena gingivitis. ā€œBiasanya dengan mengetahui kondisi pasien sudah bisa diketahui,ā€ jelasnya. Apabila pada gusi pasien terdapat gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas maka sudah bisa dipastikan ia terkena gingivitis.

Gingivitis atau radang gusi bila kurang mendapat perawatan akan menjadi parah dan menyebar ke gigi sehingga mengakibatkan gigi tanggal. Keadaan tersebut disebut dengan periodontitis, yang merupakan tahap lebih lanjut dari gingivitis, dengan peradangan gusi yang lebih parah. Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis harus diatasi.

Jika penyebabnya adalah obat-obatan, pertumbuhan gusi yang berlebihan harus diangkat melalui pembedahan. Jika terjadi kekurangan vitamin C, berikan tambahan vitamin. Sedangkan untuk kasus yang disebabkan karena menumpuknya karang gigi, akan dilakukan pengobatan dengan membersihkan karang gigi tersebut. ā€œCukup disemprot dengan air hangat dan diberikan antibiotik untuk pasien yang mengalami demam,ā€ jelasnya. Selain itu biasanya juga dokter juga akan memberikan obat kumur untuk membunuh kuman dan bakteri yang terdapat di dalam mulut.

Meskipun penyakit ini bisa sembuh dalam waktu 2 sampai 3 hari namun sangat dianjurkan kepada pasien untuk segera ke dokter gigi untuk melakukan scalling atau pembersihan karang gigi yang intervalnya antara 3-6 bulan sekali. Selain scalling, pasien juga bisa melakukan scerentase, yaitu pembersihan kuman yang dapat mengakibatkan radang gusi yang terdapat pada akar gigi. Karena dikhawatirkan peradangan akan meluas dan mengakibatkan kondisi di mana pasien tidak bisa lagi mengunyah makanan dengan giginya. Karena jika tidak segera diobati ditakutkan akan menjadi penyakit lain yang lebih berbahaya seperti periondotitis.

Walau begitu, sikat gigi tetap menjadi unsur terpenting untuk mencegah penyakit ini. Karena cukup dengan menggosok gigi dua kali sehari karena menggosok gigi terlalu sering justru akan merusak email gigi. Disarankan pula menggunakan sikat berbulu halus dan menggosok gigi secara hati-hati, tidak serampangan dan singkat.

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat, ...

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, ā€œWow, anakku hebat!ā€, kali lain ā€œAduh, wajar nggak sih ini? atau ā€œKenapa begini... terus harus bagaimana dong?ā€. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...