Skip to main content

Cara Mencegah Demam Berdarah (DBD)

Tak hanya di musim hujan, kini demam berdarah bisa datang kapan saja. Namun, Anda jangan dulu panik. Penyakit ini sebenarnya bisa dicegah kok dengan cara yang sederhana.

Demam berdarah masih menjadi penyakit penyebab kematian yang harus diwaspadai. Biasanya penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini banyak berjangkit pada musim hujan. Namun, seiring perubahan lingkungan dan siklus atau daur hidup nyamuk itu sendiri, penyakit mematikan ini dapat menyerang setiap saat tanpa mengenal musim. 

”Kewaspadaan tetap harus ditingkatkan pada musim penghujan karena banyak terdapat genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk belang aedes aegypti sebagai biang penyebar demam berdarah dengue (DBD),” ujar pakar kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Dr Tri Yunis Miko W MSc. Nah, sebaiknya kini Anda mulai waspada, jangan sampai Anda dan keluarga terjangkit penyakit ini. 
Gambar Nyamuk Aedes Aegypti
Gambar Nyamuk Aedes Aegypti

Tri Yunis mengatakan, penyakit demam berdarah merupakan penyakit infeksi yang terjadi di negara-negara tropis. “Penyakit ini ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti dan A. Albopictus,” kata dokter yang mengambil gelar epidomology di Public Health University, Manila, Filipina.

Adapun gejala DBD bisa terjadi secara mendadak dan berlangsung selama 2 sampai 7 hari. Demam pada penderita DBD sering disebut demam pelana kuda. Sebab, suhu tubuh penderita cenderung turun-naik (3 hari panas, hari ke-4 turun, dan naik lagi pada hari ke-5).

“Perubahan suhu ini sering kali mengecoh. Saat suhu tubuh anak yang awalnya tinggi kemudian menurun, si ibu mengira anaknya sudah sembuh. Padahal bisa jadi anak mengalami shock,“ tuturnya saat acara peluncuran Program “Gerakan Nasional Cegah Demam Berdarah” yang diadakan produk Baygon dari PT Johnson Home Hygiene Products (PT JHHP).

Hidup bersih dengan tidak membiarkan ada satu pun jentik nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar merupakan upaya pencegahan terbaik. Pada dasarnya kasus DBD dapat ditanggulangi asalkan tidak terlambat mendapat pertolongan medis.

“Hanya sebagian kecil kasus DBD yang tergolong parah atau dengue shock syndrome,” ujarnya.

Fase infeksi dengue terbagi tiga, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Pada fase demam, ibu bisa melakukan beberapa terapi demam seperti pemberian obat penurun panas, kompres hangat, dan terapi suportif melalui pemberian oralit, larutan gula garam, jus buah dan susu. 

“Pastikan anak mendapat asupan cairan dengan cara minum. Jika anak bisa buang air kecil setiap 4-6 jam, itu bisa jadi indikator bahwa cairannya sudah cukup. Selain itu, ukur suhu tubuhnya setiap 4-6 jam,” sebutnya.

“Pada fase kritis umumnya penderita tidak bisa makan dan minum karena tidak nafsu makan atau muntah-muntah. Jadi, harus benar-benar dirawat,” ujarnya. 

Miko menuturkan, pada fase ini jumlah cairan juga tetap harus mencukupi agar terhindar dari risiko perdarahan. Jika penderita tidak dapat makan dan minum melalui mulut (apalagi terjadi shock), maka dokter biasanya akan mengindikasikan pemberian cairan infus. “Perbanyak asupan cairan diwajibkan bagi mereka yang menderita demam berdarah,” pesan Miko.

Menjaga tubuh dari dehidrasi juga penting dilakukan agar demam tidak berkembang menjadi shock. Adapun pertanda dehidrasi berupa kulit, bibir, dan lidah menjadi kering, tampak kehausan, sudah lama tidak buang air kecil dan kelenturan kulit menurun (bila kulit dinding perut dicubit tidak bisa membal kembali). Sementara tanda-tanda kalau sudah terancam shock di antaranya nadi cepat namun melemah, berkeringat dan kulit dingin. 

Pakar Entomologi Kesehatan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr drh Upik Kusumawati Hadi MS mengatakan, mencegah demam berdarah bisa dilakukan dari cara yang paling sederhana, yaitu pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang bisa dilakukan dengan kegiatan 3M PLUS yaitu menguras tempat berkembang biak jentik, menutup wadah air, mengubur kaleng dan ban bekas,dan menggunakan obat antinyamuk serta menggunakan kelambu (mosquito net) dilakukan secara sistematis, terus-menerus, dan serentak.

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?