Skip to main content

Bagaimana Minum Obat Saat Menyusui?

Pertanyaan:
Saya adalah seorang ibu yang sedang menyusui anak kedua yang berumur tiga bulan. Seminggu yang lalu saya merasakan nyeri saat buang air kecil dan harus sering ke kamar mandi karena urine yang keluar sedikit-sedikit. Oleh dokter dikatakan, saya menderita infeksi saluran kemih dan kemudian diberi resep antibiotika dan obat penghilang nyeri. Sekarang saya khawatir, apakah obat yang saya minum tidak akan berbahaya untuk bayi saya. Apakah saya harus berhenti menyusui sementara?


Jawaban:
Ibu Nina, mengingat pentingnya air susu ibu (ASI) terutama pada saat bayi harus mendapat ASI eksklusif, tentu yang terbaik dilakukan adalah Ibu tetap menyusui dengan memperhatikan obat yang diminum agar tidak berpengaruh buruk pada bayi. Dalam hal ini, dokter tentu telah mempertimbangkan semua faktor yang dapat berpengaruh sebelum memberikan obat kepada Ibu. Yang perlu diperhatikan mengenai pemberian obat pada ibu menyusui adalah, apakah obat atau hasil metabolisme obat dikeluarkan melalui air susu.

Jika obat itu dapat keluar melalui air susu maka akan dipertimbangkan apakah dosis obat yang tertelan tidak berbahaya bagi bayi. Selain itu kondisi bayi juga turut memengaruhi. Beberapa obat mungkin berbahaya bagi bayi yang mempunyai kelainan metabolisme tertentu. Hal ini disebabkan karena obat tersebut tidak dimetabolisme seperti bayi normal sehingga mungkin metabolit obat yang berbahaya terakumulasi di dalam tubuh bayi.

Bagaimanapun efek samping obat pada bayi akibat obat (resep dokter) yang diminum ibunya sangat jarang ditemui. Sebuah penelitian yang melibatkan 838 bayi yang ibunya meminum beberapa jenis obat-obatan menunjukkan bahwa sangat jarang terjadi efek samping yang serius. Saya tidak mengetahui dengan pasti jenis obat yang diberikan oleh dokter Ibu.

Namun perlu Ibu tahu, sebagian besar obat penghilang nyeri tidak berbahaya. Parasetamol, obat penghilang nyeri yang banyak digunakan memang dapat ditemukan sedikit pada air susu, tetapi tidak menimbulkan efek samping yang serius kecuali mungkin ruam kemerahan pada kulit bayi. Antibiotika yang tidak boleh diberikan adalah jenis kloramfenikol dan tetrasiklin.

Kloramfenikol dianjurkan tidak diminum oleh ibu menyusui karena bisa menyebabkan anemia aplastik pada bayi. Selain obat-obatan, yang perlu diperhatikan pula oleh ibu menyusui adalah kebiasaan merokok. Tentu, ibu menyusui sebaiknya menghentikan kebiasaan merokok ini. Banyak alasan untuk ini. Nikotin dalam rokok dapat menyebabkan produksi air susu berkurang dan bayi akan cepat disapih. Nikotin juga dapat keluar melalui air susu, walaupun dalam jumlah kecil tetapi terbukti dapat menyebabkan keracunan nikotin pada bayi.

Selain itu, bayi juga menjadi perokok pasif sehingga dapat terjadi hal yang berbahaya seperti asma dan kematian mendadak akibat sesak napas. Demikian pula dengan alkohol. Bayi yang baru lahir belum mempunyai sistem yang sempurna untuk memetabolisme alkohol sehingga dapat menimbulkan kelainan saraf (neurologik). Jadi, saya kira Ibu tidak perlu khawatir untuk meminum obat selama menyusui, terutama jika obat hanya diminum dalam jangka pendek. Anda pun tak perlu cemas selama semua obat yang akan diminum sudah dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.

Comments

Popular posts from this blog

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, “Wow, anakku hebat!”, kali lain “Aduh, wajar nggak sih ini? atau “Kenapa begini... terus harus bagaimana dong?”. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...

Dementia Alzheimer, Penyakit Gangguan Ingatan Paling Ditakuti

Dementia alzheimer memiliki gejala umum penderita mengalami gangguan daya ingat ringan yang kemudian menjadi gangguan multiple kognitif yang lebih kompleks. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ mengatakan, dementia alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan dari fungsi memori. "Kesulitan penderita adalah belajar informasi baru dan memanggil informasi yang dipelajari sebelumnya," ucap Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik. Andri menuturkan, penurunan secara nyata juga terjadi pada fungsi intelektual (gangguan bahasa, gangguan melakukan aktivitas motorik, kesulitan dalam mengenal benda, gangguan dalam fungsi eksekutif seperti merencanakan, mengorganisasi, pengabstrakan, dan merangkai tindakan). Keadaan ini mengganggu fungsi pribadi dan sosial individu itu.