Vitamin dan mineral dibutuhkan untuk mendukung kinerja
sistem metabolisme tubuh. Untuk pemakaiannya, sebaiknya sesuaikan dengan
takaran tubuh.
Selenium,
misalnya, sebagai mikronutrien penting yang diperlukan tubuh manusia karena
merupakan unsur gizi yang sangat penting bagi tubuh agar vitamin E berfungsi dengan baik. Beberapa manfaatnya, menurunkan
risiko terkena kanker dan meningkatkan fungsi seksual. Tetapi jika terlalu
banyak, selenium bersifat toksik.
Berikut daftar
jenis-jenis vitamin yang dibutuhkan
tubuh, sebagaimana dilansir Health, Minggu (11/3/2012).
Asam folat
Asam folat
merupakan vitamin yang diperlukan
oleh anak-anak dan orang dewasa untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah
anemia.
Manfaat asam
folat juga sangat besar bagi wanita hamil. Asupan asam folat yang cukup sebelum
dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya cacat bawaan otak dan saraf tulang
belakang pada bayi.
Asam folat
dapat ditemukan dalam sereal sarapan yang telah difortifikasi (diperkaya),
sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, citrus jeruk, roti, dan pasta.
Dalam satu
hari normal seseorang membutuhkan sebanyak 400 mikrogram, sedangkan ibu hamil
atau ibu yang sedang menyusui membutuhkan 600 mikrogram. Menurut badan
kesehatan nasional Inggris (NIH), jumlah tersebut bisa didapatkan dari makanan,
suplemen, atau keduanya. Kini sedang diteliti apakah folat dapat memerangi
kanker, penyakit jantung, ataupun penyakit mental.
Besi
Anda mungkin
tidak menyukai makanan yang memiliki zat besi tertinggi seperti (hati dan
jeroan lainnya). Tetapi Anda harus tetap dapat memiliki mineral yang sangat
penting untuk berfungsinya sel darah merah dan mencegah anemia.
Untuk itu,
cobalah mendapatkan zat besi dari sumber makanan dari daging tanpa lemak,
makanan laut, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau. Namun, Anda mungkin
perlu suplemen jika menderita anemia atau dokter meresepkan mereka sebelum
operasi. Bagi wanita yang sedang hamil atau menstruasi, juga membutuhkan
manfaat tersebut.
Betakaroten
Betakaroten
merupakan penangkal radikal bebas (antioksidan) yang banyak ditemukan pada
sayur dan buah seperti wortel, ubi jalar, dan paprika hijau.
Sebagai
antioksidan, betakaroten berfungsi menyelamatkan tubuh dari senyawa-senyawa
berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Salah satunya, sel kanker.
Tetapi, hal
tersebut terbantah ketika sebuah studi 2004 menemukan bahwa suplemen yang
mengandung betakaroten sebenarnya dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru
pada perokok.
Salah satu
asal muasal adanya radikal bebas dalam tubuh adalah bahan kimia industri yang
termasuk di dalamnya obat-obatan. Agar aman, dapatkan manfaat betakaroten dari
sayur dan buah-buahan alami.
Kalium
Kalium dapat
menurunkan tekanan darah, mengatur denyut jantung agar lebih teratur, dan
melawan efek sodium terlalu banyak. Kalium dapat ditemukan dalam pisang,
kismis, sayuran hijau, jeruk, dan susu.
Pertimbangkan
penggunaan suplemen jika Anda mengonsumsi tablet kalium, karena potensi
berisiko tinggi hipertensi dan penyakit jantung. Perlu diketahui bahwa terlalu
banyak kalium bisa berbahaya bagi orangtua dan orang dengan penyakit ginjal.
Kalsium
Tubuh kita
membutuhkan kalsium yang sebagian besar ditemukan dalam produk olahan susu
seperti susu yang dijual di pasaran, yoghurt, dan keju untuk memertahankan
kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis.
Suplemen bisa
dijadikan pilihan jika Anda tidak suka atau alergi terhadap susu, tetapi
baiknya Anda bijak mengonsumsinya jika rentan terhadap batu ginjal atau berusia
lebih dari 70 tahun.
Pasalnya,
sebuah laporan 2010 mengemukakan adanya keterkaitan antara suplemen kalsium
dengan risiko serangan jantung pada wanita yang menopause.
Jika Anda
ingin mengonsumsinya, jangan mengambil lebih dari 500 miligram per satu tablet
dan konsumsi bersamaan dengan vitamin
D untuk membantu penyerapan kalsium.
Multivitamin
Pil-pil multivitamin diciptakan untuk menyokong
asupan gizi pada orang-orang yang kurang mengoptimalkan asupan nutrisinya.
Tetapi, pil-pil mulitivitamin
bukanlah yang bermanfaat menyelamatkan sebuah nyawa. Pasalnya, sebuah
penelitian besar pada 2009 gagal menemukan efek menguntungkan dari vitamin untuk mencegah kanker ataupun
kematian dari seorang wanita menopause.
Selenium
Tubuh
membutuhkan sejumlah kecil antioksidan ini yang ditemukan dalam daging, makanan
laut, telur, dan roti. Sebuah studi menemukan, bahwa mengonsumsi 200 mikrogram
sehari mengurangi risiko prostat, paru, dan kanker kolorektal.
Kendati
demikian, jangan mengandalkan selenium untuk menurunkan kemungkinan Anda
terserang kanker. Pasalnya, terlalu banyak selenium dalam tubuh akan memicu
terjadinya penyakit selenosis dengan gejala kerusakan pencernaan dan saraf.
Sumber: Mom
& Kiddie
Comments