Skip to main content

Kulit Kering Pencetus Dermatitis Atopik


Kulit kering bisa memicu munculnya dermatitis atopik. Waspadalah, penyakit kulit yang cukup mengganggu ini bisa menyerang siapa saja.

Kulit adalah bagian terluar pada tubuh manusia. Tidak heran kulit menjadi bagian terpenting dalam kehidupan. Dibutuhkan kulit yang sehat dan terawat untuk menambah rasa percaya diri. Itu membuat banyak orang menempuh berbagai cara untuk mendapatkan kulit sehat,mulus,dan indah. Namun, berbagai keluhan seputar kulit semakin sering dijumpai, mulai dari kelainan pigmentasi, kulit berjerawat hingga penyakit kulit yang disebut dengan dermatitis atopik.

Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang bersifat menahun, kumat-kumatan, umumnya dimulai saat bayi dan anak-anak. Namun, penyakit yang menyerang kulit di bagianbagian yang tidak bisa diduga ini dapat pula menetap hingga dewasa atau malah baru muncul saat dewasa.

Jika dirunut sejarahnya, dermatitis berasal dari kata derma (kulit) dan itis (radang), sehingga dermatitis berarti kulit yang sedang meradang.

Atopik sendiri berarti bakat yang diturunkan pada seseorang untuk menderita alergi terhadap sesuatu. Gejala yang ditimbulkan oleh dermatitis atopik bisa berupa rasa gatal berkepanjangan yang disertai munculnya warna kemerahan pada kulit. Gejala lainnya yang bisa dilihat dengan mata telanjang adalah munculnya bentol-bentol pada tangan, kaki, leher, tengkuk, lipat siku, dan lipat lutut.

Walaupun umum ditemukan pada anak-anak, remaja atau orang dewasa, namun penyebab penyakit ini belum jelas. Diduga ada beberapa faktor yang memegang peranan penting dalam proses terjadinya penyakit ini, yaitu faktor genetika (keturunan), faktor imunologi (kekebalan tubuh) dan faktor psikologi serta adanya faktor pencetus endogen (dari dalam), dan eksogen (dari luar) tubuh yang menjadi pemicu munculnya dermatitis atopik.

"Dermatitis atopik dapat menyerang siapa saja dan usia berapa pun. Penyakit kulit ini tidak berbahaya juga tidak menular, namun sangat mengganggu.  Itu karena rasa gatal bisa datang kapan saja," kata Dokter Kulit dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Dr Edwin, dihubungi beberapa waktu lalu.

Dermatitis atopik yang diderita oleh anak-anak, biasanya akan terus menyerang hingga dewasa, namun bersifat kambuh-kambuhan. Sebanyak 50 persen pasien anak-anak terus mengalami gejala dermatitis atopik hingga usia dewasa. Anak-anak paling sering mengalami penyakit ini pada masa lima tahun pertama kehidupan.

Masa awal kanak-kanak tersebut adalah periode yang penting untuk perkembangan fisik dan psikososial. Pada masa ini anak-anak belajar mengenai perilaku dan memiliki pola tidur. Munculnya penyakit dermatitis atopik ini dapat mengganggu terbentuknya pola tidur yang tidak normal, perilaku dan hubungan yang tidak normal pula.

Kelainan fisiologik dan psikologik telah dilaporkan terjadi pada anak-anak dengan penyakit ini. Meskipun dermatitis atopik merupakan penyakit yang sulit dikontrol, dokter dapat memberikan saran untuk mengurangi gejala yang terjadi. Pengobatan yang efektif harus diberikan untuk mengurangi tanda, gejala dan kekambuhan, serta mencegah bertambah beratnya penyakit.

Jika seseorang menderita dermatitis atopik, harus diperhatikan apakah mengalami kekambuhan atau memburuk setelah kontak dengan beberapa benda yang digunakan dalam keseharian,misalnya baju berbahan dasar wol.

Dermatitis atopik juga bisa dipicu oleh gesekan dengan bahan pakaian yang ketat, mandi air panas dengan jangka waktu lama dan keringat berlebih pada cuaca panas.

"Dermatitis atopik bisa juga disebabkan oleh alergi makanan. Cobalah untuk menghentikan makanan yang diduga sebagai pemicu. Jika setelah itu tidak kumat, sebaiknya jangan lagi mengonsumsi makanan yang menjadi pencetus," kata dokter berambut cepak tersebut.

Lebih lanjut ditambahkannya, jika dermatitis atopik dipicu oleh penggunaan produk pembersih kulit seperti sabun mandi, sebaiknya hindari penggunaan sabun mandi yang menggunakan bahan pewangi dan gunakan pembersih bebas sabun.

Olesi kulit dengan krim emolien setelah mandi. Jangan memakaikan pakaian yang terbuat dari bahan iritatif seperti wol dan nilon, hindari juga pakaian berlapis-lapis untuk mencegah produksi keringat yang berlebih.

"Dermatitis atopik juga bisa dipicu oleh debu yang ada. Bersihkan debu yang menumpuk di sekeliling rumah. Bersihkan juga karpet, kasur dari debu atau buku-buku yang kemungkinan berada di dalam kamar," katanya lagi.

Dermatitis atopik merupakan penyakit genetik yang kompleks, melibatkan interaksi faktor genetik dan lingkungan. Paradigma baru tentang dermatitis atopik berdasarkan fakta bahwa kekeringan kulit merupakan faktor penting yang bisa memicu munculnya dermatitis atopik.

"Bagi penderita disarankan untuk menggunakan pelembab kulit yang sehat dan tidak mengandung sabun dan pewangi," tuturnya.


Sumber: okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.