Skip to main content

Konsumsi Serat Bikin Panjang Umur

Mengonsumsi makanan berserat sangat bagus untuk kesehatan. Selain mencegah berbagai penyakit berbahaya, penelitian terbaru menemukan bukti bahwa serat juga membuat seseorang panjang umur.

Anjuran untuk mengonsumsi banyak serat karena baik bagi kesehatan memang telah lama didengungkan. Hal itu karena manfaatnya yang tergolong banyak bagi tubuh. Tetapi apa sebenarnya serat itu?

Serat adalah salah satu jenis karbohidrat yang membentuk struktural dari daun, batang, dan akar tanaman. Namun, serat berbeda dengan gula dan pati karena gula dan pati tetap utuh hingga mendekati tahap akhir sistem pencernaan.

Hal inilah yang membuat serat lebih bermanfaat bagi tubuh. Sumber utama makanan yang mengandung serat adalah sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan, orang yang banyak mengonsumsi serat setiap hari akan lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal muda akibat serangan berbagai penyakit, termasuk jantung, kanker, dan infeksi.


Manfaat serat dalam mengendalikan berat badan, menurunkan kolesterol, dan melindungi tubuh terhadap penyakit jantung telah dipaparkan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Namun, menemukan bukti bahwa ternyata serat juga dapat mencegah hadirnya pembunuh utama lainnya bagi manusia adalah sesuatu yang baru dan menarik.

”Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa serat memiliki manfaat kesehatan lebih luas daripada yang telah ditemukan sebelumnya,” kata Dr Frank Hu yang mempelajari bidang nutrisi di Harvard School of Public Health di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Hu menulis artikel editorial yang menyertai studi ini dalam jurnal Archives of Internal Medicine.

Beberapa keunggulan serat yang diperlihatkan dalam penelitian ini masih perlu dikonfirmasi dengan studi lanjutan. ”Intinya adalah seharusnya serat yang menjadi bahan pokok dalam makanan kita. Dan kita harus berusaha untuk mengonsumsi serat sebanyak mungkin,” ungkap Hu seperti dikutip laman Reuters.

Serat umumnya terdapat dalam biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan. Departemen Pertanian Amerika Serikat (The U.S. Department of Agriculture/ USDA) merekomendasikan untuk wanita dewasa harus makan sekitar 25 gram serat setiap harinya dan pria sebanyak 38 gram. Untuk mendapatkan gambaran mengenai berapa banyak takaran itu,perhatikan contoh berikut.

Menurut National Nutrition Database yang dikeluarkan USDA, setengah gelas kacang rebus mengandung sekitar 8 gram serat. Setengah gelas kacang almond mentah memiliki berat hampir 9 gram. Segelas oatmeal yang sudah dimasak memiliki 4 gram. Sementara itu, setengah gelas buah plum ditaksir mengandung sekitar 6 gram serat.

Dalam studi ini, Dr Yikyung Park dari National Cancer Institute di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat dan rekan-rekannya mengamati sekitar 400.000 orang, semua tergabung dalam anggota American Association of Retired Persons (AARP).

Pada 1995 dan 1996 ketika mereka berusia antara 50 dan 71 tahun, setiap peserta mengisi survei tentang kebiasaan makan merek sehari-hari.

Para peneliti juga mengumpulkan informasi lain dari para partisipan, seperti tingkat aktivitas fisik yang dilakoninya, berat badan, dan apakah mereka seorang perokok atau bukan. Dari survei makanan, Park dan koleganya menghitung berapa banyak serat yang dikonsumsi setiap hari oleh masing-masing peserta studi.

Para peneliti juga menggunakan database nasional mengenai angka kematian dan penyebabnya. Mereka akhirnya mampu menentukan peserta studi mana yang akhirnya meninggal dan karena apa penyebabnya, pada tahun-tahun berikutnya. Rata-rata, catatan tersebut membentang selama sembilan tahun dari saat peserta pertama kali mengisi kuesioner penelitian.

Peneliti menemukan rentang yang luas dalam jumlah serat yang dikonsumsi seseorang. Seperlima dari peserta yang makan serat paling sedikit, yaitu untuk pria ratarata 13 gram per hari dan wanita 11 gram. Sementara seperlima lainnya dengan asupan serat tertinggi, pria mengonsumsi rata-rata 29 gram serat setiap hari dan wanita rata-rata 26 gram.

Dengan membandingkan kedua kelompok tersebut, para peneliti menemukan fakta bahwa seseorang yang makan serat paling banyak sekitar 22 persen lebih rendah kemungkinannya untuk meninggal cepat dari semua penyebab selama studi daripada seseorang yang konsumsinya sedikit. Itu jika memperhitungkan faktor usia serta kesehatan dan gaya hidup mereka.

Pola itu tetap berlaku ketika hasilnya dibagi-bagi sesuai penyebab kematian. Seseorang yang banyak makan serat cenderung kecil kemungkinannya untuk meninggal karena penyakit jantung, penyakit menular, dan penyakit pernapasan –yang meliputi pneumonia dan asma– dibanding mereka yang mengonsumsi sedikit serat.

Khusus pria, makan banyak serat juga terkait dengan risiko lebih rendah meninggal akibat kanker. Secara keseluruhan, serat memiliki efek perlindungan lebih besar ketika itu berasal dari biji-bijian, seperti beras merah, gandum, buah-buahan, sayur-sayuran, atau kacang-kacangan.

”Penyebabnya mungkin karena padipadian juga mengandung bahanbahan bermanfaat lain, misalnya vitamin dan mineral, yang telah terbukti untuk mencegah penyakit,” ujar Hu.

Serat dapat membantu mencegah terhadap berbagai penyakit dalam beberapa cara.Dr Yunsheng Ma yang mengambil studi tentang diet dan penyakit jantung di University of Massachusetts Medical School di Worcester, Amerika Serikat dan tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa serat dapat membantu menjaga bakteri normal dalam usus.

”Beberapa studi mengatakan bahwa jika Anda mengonsumsi makanan yang berbeda, hal itu bisa memengaruhi bakteri dalam usus dan tentunya akan berhubungan dengan penyakit yang berbeda,” tandasnya.

Selain itu, kata Park, serat dapat menempel pada agen penyebab kanker yang potensial, untuk meningkatkan kemungkinan jikalau mereka dieliminasi dari tubuh.

Meskipun manfaat serat segunung, penelitian ini tidak membuktikan bahwa seratlah yang secara langsung mencegah kematian dini, walaupun peneliti memasukkan faktor lain dalam analisis mereka seperti olahraga dan berat badan.

”Seseorang yang mengonsumsi serat makanan yang tinggi pada umumnya memang memiliki gaya hidup yang sehat,” sebut Park.

Hal itu mungkin yang bertanggung jawab sebagai bagian yang menghubungkan konsumsi serat dengan kematian akibat berbagai penyakit.

Selain itu, para peneliti harus bergantung pada peserta studi untuk menggambarkan program diet mereka secara akurat, karena jawaban yang diisi dalam survei memberikan petunjuk bahan makanan apa yang mereka biasanya makan. Hasilnya, kata para peneliti dalam kesimpulannya, terutama terkait temuan mengenai penyakit menular dan pernapasan, masih perlu dikonfirmasi dalam penelitian lanjutan berikutnya.


Sumber: okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.