Skip to main content

Rawat Organ Seksual Secara Rutin

Ogan intim pada kelamin perempuan adalah salah satu bagian dari tubuh yang harus dirawat secara rutin dan hati-hati. Alat kelamin pada perempuan atau yang biasa disebut dengan vagina dalam kamus wikipedia itu mempunyai arti penting bagi kaum hawa. Kata vagina berasal dari bahasa Latin yang makna literalnya "pelindung" atau "selongsong".

Dokter spesialis kandungan dan ginekologi dari Fakultas Kedokteran/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), Dr dr Dwiana Ocviyanti SpOG (K) mengatakan, jangan pernah menyepelekan kesehatan pada organ intim. Alasannya, pada organ itu ternyata banyak penyakit yang akan timbul apabila yang bersangkutan menyepelekan perawatannya.

"Perawatan adalah salah satu cara agar alat kelamin selalu sehat dan agar kita terhindar dari penyakit yang terjadi pada alat kelamin," ucapnya. Pernyataan yang sama juga terlontar dari Pimpinan Mitra Inti Foundation, sebuah lembaga kesehatan di bidang seksualitas dan kesehatan reproduksi, Laily Hanifah MKes. Dia mengatakan, banyak cara untuk merawat organ seksual wanita. "Cara-cara yang dilakukan pun tidak rumit dan bisa dilakukan sendiri," ujar Laily yang aktif melakukan pelatihan terhadap guru bimbingan konseling mengenai pendidikan seksual pada sekolah-sekolah di Jakarta.

Dalam bukunya yang berjudul Kesproholic A-Z tanya jawab seputar masalah seksualitas, dituliskan bahwa terdapat langkah-langkah untuk mengetahui atau melihat kesehatan pada vagina. Satu di antaranya dengan cara memperhatikan cairan vagina. Cairan vagina yang dimiliki perempuan ada yang kental dan cair.

"Bila cairan berwarna bening, cair dan tidak beraroma, maka vagina bisa dikatakan sehat. Tetapi jika cairan mengental, berwarna kuning, hijau atau pekat dan beraroma, besar kemungkinan vagina mengalami infeksi," tutur lulusan Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat, 1993 tersebut.

Pemeriksaan juga harus dilakukan secara rutin. Caranya, bisa dilakukan dengan meraba dan memperhatikan vagina. Lalu, perhatikan dengan menggunakan cermin. Kelebihan berat badan juga dapat memengaruhi warna pada vagina, demikian juga dengan bertambahnya usia, maka warna vagina semakin gelap. "Apabila pada saat meraba terdapat benjolan pada bagian-bagian tertentu, segera periksakan ke dokter. Bisa saja terjadi penyumbatan pada saluran disebabkan adanya infeksi," ujarnya.

Dijelaskan oleh Laily, jika mengalami gejala-gejala infeksi pada vagina, jangan langsung mengobati sendiri dengan membeli obat bebas di apotek. Dia juga mengingatkan, jangan sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk dokter kalau tidak ingin mengalami efek samping yang justru akan merugikan diri sendiri.

Selain itu, untuk mengetahui vagina yang sehat dapat dilakukan dengan perlunya mengetahui secara detail dan mendalam siapa pasangan intim Anda. Kondisi saat berhubungan intim pun harus diketahui, sekalipun kondisi baik, bisa jadi Anda dengan pasangan sedang mengalami infeksi yang menular secara seksual.

"Oleh sebab itu, sebaiknya rutin memeriksakan diri dan pasangan ke dokter kesehatan organ reproduksi. Dan ingat, lakukan seks yang cerdas!" tutur Laily.

Laily mengatakan, dalam melakukan perawatan sebaiknya jangan dilakukan di salon dengan cara spa vagina atau perawatan lainnya. Jika hal tersebut dilakukan, maka akan berpotensi mengubah kondisi asam yang ada dalam vagina menjadi basa.

Lebih lanjut dikatakan Laily, kecuali jika terjadi infeksi, maka sesegera mungkin dibawa ke dokter untuk mendapatkan tindak lanjut. Nah untuk hasil pemeriksaan yang lebih baik, disarankan meminta melakukan tes laboratorium. Ini dimaksudkan agar kita tahu, bakteri apa yang ada di dalam organ intim Anda.

"Lakukan perawatan sendiri, dan bisa juga dibarengi dengan meminum yogurt agar mendapatkan hasil perawatan yang maksimal," pesan wanita kelahiran 20 Oktober 1974 itu.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.