Skip to main content

Osteoporosis Cegah dengan Olahraga

OSTEOPOROSIS selama ini diidentikkan dengan penyakit orangtua, padahal tanpa olahraga teratur, osteoporosis juga bisa menyerang usia muda.

Kesibukan dari rutinitas sehari-hari terkadang membuat banyak orang berpikir dua kali untuk berolahraga. Selain waktu yang semakin sempit, berolahraga dianggap sebagai kegiatan yang melelahkan. Padahal, dengan olahraga teratur, banyak penyakit bisa dicegah.

Mulai jantung koroner hingga osteoporosis yang selama ini diidentikkan dengan penyakit orangtua. Ternyata, saat ini osteoporosis bisa pula menyerang anak muda karena gaya hidup yang salah, termasuk jarang berolahraga dan melakukan aktivitas fisik.

Gerak tubuh penderita osteoporosis atau keropos tulang sangat berbeda. Hal itu karena pengidap osteoporosis rawan sekali terhadap patah tulang. Olahraga untuk penderita osteoporosis harus dimulai dari gerakan paling ringan dan kemudian secara bertahap ditingkatkan untuk menghindari terjadinya cedera dan memungkinkan tubuh membentuk daya tahan.



Peningkatan olahraga bagi penderita osteoporosis juga dilakukan lebih perlahan dibandingkan dengan orang yang memiliki tulang sehat. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah gerakan pemanasan dan pendinginan dengan gerakan peregangan lebih lama dibandingkan mereka yang memiliki tulang sehat. Selisih waktu itu bisa mencapai 10 menit.

Osteoporosis merupakan suatu penyakit saat tulangtulang menjadi rapuh dan mudah patah akibat hilangnya sebagian kalsium dalam tulang. Osteoporosis sering juga disebut silent disease karena proses hilangnya kalsium dari tulang terjadi tanpa tanda-tanda atau gejala. Biasanya, penderita menyadari terserang osteoporosis setelah mengalami patah tulang. Biasanya, terjadi di paha, tulang belakang, dan pergelangan tangan.

Sebetulnya, bagian tulang mana pun bisa terpengaruh, tapi yang paling membutuhkan perhatian jika kerapuhan terjadi pada tulang paha dan belakang.

Patah tulang paha hampir selalu membutuhkan tindakan operasi, dan dapat mengganggu kemampuan berjalan dan bahkan bisa menyebabkan cacat permanen sampai kematian. Sementara patah tulang belakang juga memiliki konsekuensi serius, seperti tubuh memendek, nyeri punggung, dan perubahan bentuk punggung.

"Olahraga memberikan keuntungan dalam meningkatkan kebugaran tubuh dan tulang. Olahraga juga mampu menjadi pengobat berbagai penyakit, termasuk osteoporosis," kata Dosen Ilmu Kedokteran dan Olahraga Universitas Indonesia dr Subiakto SpKO, beberapa waktu lalu.

Gerak tubuh pada penderita osteoporosis, menurut Subiakto, tidak bisa disamakan antarsetiap penderita. Karena tidak semua penderita osteoporosis mengalami kerusakan tulang yang sama. Itu menyebabkan setiap penderita memiliki tahap berbeda dalam berolahraga. "Penting mengetahui kerusakan tulang penderita. Dengan mengetahui bagian dan tingkat keparahan osteoporosis, tahapan dalam olahraga setiap pasien baru bisa ditentukan," sebutnya.

Lebih lanjut diterangkan Subiakto bahwa selama ini para dokter mengira untuk mencapai puncak massa tulang hanya tergantung pada diet, termasuk kalsium dan paparan sinar matahari.

Namun, untuk mendapatkan tulang yang kuat seumur hidup, ternyata sangat ditunjang oleh olahraga teratur yang sama pentingnya seperti diet.

"Olahraga dan latihan secara teratur mempunyai efek positif terhadap kepadatan massa tulang dan kekuatan tulang. Olahraga teratur sejak dini sangat dianjurkan. Karena itu bisa menjaga kekuatan tulang hingga usia lanjut," katanya.

Olahraga yang tepat untuk mendapatkan kepadatan massa tulang menurut dokter berkulit sawo matang ini adalah mengayuh sepeda statis, dengan beban yang disesuaikan dengan kondisi tulang. Olahraga lainnya yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kepadatan massa tulang adalah berjalan kaki

Pentingnya berolahraga ternyata juga dibuktikan dengan penelitian terhadap anak-anak yang aktif selama 40 menit dalam berbagai permainan gerak tubuh, ternyata mempunyai tulang yang lebih kuat dari anak yang pendiam (duduk saja).

Anak laki-laki yang sangat aktif (lari, lompat,) mempunyai area tulang yang lebih kuat 12 persen dari anak tidak aktif. Demikian pula anak perempuan yang aktif mempunyai tulang lebih kuat 9 persen dari teman perempuannya yang kurang aktif.

"Dulu saya berpikir osteoporosis hanya diidap oleh usia lanjut saja. Ternyata saya keliru. Karena baru memasuki usia 49 tahun, saya sudah memiliki gejala osteoporosis pada kaki," kata salah seorang ibu rumah tangga, Wulan Kreshna, yang tinggal di Jakarta.

Setelah mengetahui dirinya memiliki gejala osteoporosis, Wulan mengaku semakin sering berkonsultasi dengan dokter tulang dan melakukan olahraga yang dianjurkan. "Awalnya saya diperiksa intensif, setelah itu baru dianjurkan untuk melakukan tahapan-tahapan olahraga," sebutnya lagi.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.