Penderita tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol selain mengonsumsi beberapa obat penurun tekanan darah, dapat pula menurunkan tekanan darah mereka dengan cara mengonsumsi garam diet. Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di hari konferensi ke-62 Asosiasi Jantung Amerika untuk Penelitian Tekanan Hipertensi di Atlanta.
Pimenta dan koleganya mengukur akibat dari diet garam selama 24 jam dengan alat ukur untuk tekanan darah. Aktivitas tersebut diambil secara terus menerus selama 24 jam pada 13 orang dewasa yang dirawat karena hipertensi. Pada penelitian "silang", diet garam yang ketat dan biasanya akan dites selama tujuh hari dan dipisahkan kembali selama dua minggu sebagai periode "pembersihan", setelah subjek menukar grupnya.
Pasien meminum rata 23,6 obat untuk menurunkan tekanan darah dan mempunyai rata-rata tekanan darah 147,9 yang mengandung 85,2 mm merkuri (mmHg). Sedangkan tekanan darah normal adalah 140 yang mengandung 90 mmHg.
Menurut Pimenta dan rekan-rekannya, jumlah sodium yang terdapat pada air seni selama 24 jam tercatat berkurang selama diet garam normal dibandingkan dengan diet garam yang ketat. Lebih lanjut dipaparkan, pada diet garam normal, tekanan darah yang mewakili tekanan ketika jantung berkontraksi berkurang 22,6 mmHg. Sementara tekanan darah batas bawah yang diberikan ketika jantung beristirahat di antara detakan lebih rendah 9,2 mmHg.
"Kami mengharapkan tekanan darah dapat dikurangi dengan diet garam normal tetapi pengurangannya jauh lebih besar dari yang kami harapkan," ujar Pimenta.
Penelitian juga mengonfirmasikan bahwa diet garam ketat dapat menghalangi fungsi aliran darah dan menyebabkan orang menahan cairan di samping terapi saluran kencing. Selama periode diet garam normal, penurunan yang sehat pada jumlah cairan tubuh dapat terlihat.
Melalui penelitian ini, tim penelitinya membuat kesimpulan bahwa sangatlah jelas terlihat demonstrasi efek yang membahayakan dari diet garam ketat pada orang-orang dengan penyakit hipertensi akut, juga keuntungan dari diet garam yang normal.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
"Diet ketat terhadap garam sangatlah penting untuk pengobatan terhadap hipertensi (tekanan darah tinggi)," ujar Dr Eduardo Pimenta dari Institut kardiologi Dante Pazzanese, Sao Paulo, Brasil.
Pimenta dan koleganya mengukur akibat dari diet garam selama 24 jam dengan alat ukur untuk tekanan darah. Aktivitas tersebut diambil secara terus menerus selama 24 jam pada 13 orang dewasa yang dirawat karena hipertensi. Pada penelitian "silang", diet garam yang ketat dan biasanya akan dites selama tujuh hari dan dipisahkan kembali selama dua minggu sebagai periode "pembersihan", setelah subjek menukar grupnya.
Pasien meminum rata 23,6 obat untuk menurunkan tekanan darah dan mempunyai rata-rata tekanan darah 147,9 yang mengandung 85,2 mm merkuri (mmHg). Sedangkan tekanan darah normal adalah 140 yang mengandung 90 mmHg.
Menurut Pimenta dan rekan-rekannya, jumlah sodium yang terdapat pada air seni selama 24 jam tercatat berkurang selama diet garam normal dibandingkan dengan diet garam yang ketat. Lebih lanjut dipaparkan, pada diet garam normal, tekanan darah yang mewakili tekanan ketika jantung berkontraksi berkurang 22,6 mmHg. Sementara tekanan darah batas bawah yang diberikan ketika jantung beristirahat di antara detakan lebih rendah 9,2 mmHg.
"Kami mengharapkan tekanan darah dapat dikurangi dengan diet garam normal tetapi pengurangannya jauh lebih besar dari yang kami harapkan," ujar Pimenta.
Penelitian juga mengonfirmasikan bahwa diet garam ketat dapat menghalangi fungsi aliran darah dan menyebabkan orang menahan cairan di samping terapi saluran kencing. Selama periode diet garam normal, penurunan yang sehat pada jumlah cairan tubuh dapat terlihat.
Melalui penelitian ini, tim penelitinya membuat kesimpulan bahwa sangatlah jelas terlihat demonstrasi efek yang membahayakan dari diet garam ketat pada orang-orang dengan penyakit hipertensi akut, juga keuntungan dari diet garam yang normal.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments