Skip to main content

Capai Berat Badan Ideal

Postur tubuh ideal umumnya diukur dari berat badan ideal. Banyak profesi yang biasa mensyaratkan hal itu. Bagaimana kita bisa mencapainya? Kita tentu akan merasa risih jika ada orang menanyakan berat badan kita.

Seolah pertanyaan tersebut merupakan momok, sekaligus juga "peringatan" agar kita tetap menjaga postur tubuh. Di dalam dunia kebugaran, sebenarnya tidak ada istilah berat badan ideal. Biasanya orang akan berpatokan mencari rumus berat badan ideal dengan mengurangi tinggi tubuh dengan angka 110. Menurut Certified Sport Nutritionist Denny Santoso, S Kom, SAC, Dip CBA, berat badan jangan dibuat patokan dalam mencari berat tubuh ideal. Karena tubuh kita mayoritas terdiri atas lemak dan otot. Dua hal tersebut yang menentukan berat badan kita.

"Otot bertambah atau berkurang, berat kita akan terpengaruh, begitu juga dengan lemak bertambah atau berkurang, berat kita tentunya akan terpengaruh juga. Bedanya, timbunan lemak tidak sehat dan lemak tidak bisa memberikan bentuk tubuh yang kita anggap 'indah'," ungkapnya. Untuk mencari tahu berat badan ideal, patokan yang disarankan adalah melihat bentuk tubuh kita melalui cermin.



Sudahkan kita puas terhadap bentuk tubuh kita? Apakah perut masih terlalu berlemak? Apakah lengan terlalu bergelambir? Meski begitu, banyak masyarakat yang tetap bersikeras untuk mengetahui berat badan idealnya. Sebagai contoh, ada dua orang dengan tinggi dan berat badan sama. Namun dari segi postur, berbeda.

Yang satu kurus, namun padat. Sedangkan yang satunya gemuk. Di sinilah terjadi perbedaan persepsi dan konklusi bahwa tidak ada berat badan ideal. Selain memerhatikan cermin, kita juga bisa menghitung jumlah lemak di tubuh kita dengan menggunakan berbagai macam alat, misalnya fat monitor.

Kadar lemak normal untuk laki-laki adalah 15-20%, sedangkan perempuan 20-25%. Kadar lemak yang dapat dikatakan bagus sehingga bisa membuat tubuh lebih berbentuk adalah 10-15% untuk laki-laki dan 15-20% untuk perempuan.

Dr Suharto, SpKO, DPH, Managing Director Bio Cellular Research Organization (BCRO) Indonesia mengungkapkan, ada dua hal tujuan dalam latihan fitness, yaitu menurunkan jumlah lemak dan meningkatkan jumlah otot. Otot bertambah, berat akan naik, tubuh kita lebih berbentuk.

Lemak berkurang, berat akan turun, tubuh kita akan berbentuk. Kalau misalnya otot bertambah 1 kilogram, sedangkan lemak berkurang 1 kilogram, ukuran celana kita akan berkurang meskipun di atas timbangan, berat kita tidak berubah.

Jadi, mereka yang ingin memiliki tubuh ideal, jangan berpatokan dengan angka di atas timbangan, karena banyak sekali faktor yang bisa membuat berat badan berubah.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.