Bau mulut atau sering disebut halitosis kadang kala sering terjadi selama berpuasa. Apakah bau mulut harus selalu terjadi selama berpuasa? Hal ini sering menjadi pertanyaan bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa.
Sebenarnya bau mulut tidak selalu terjadi pada seseorang yang sedang berpuasa. Secara normal, apabila mulut kering karena air liur yang kurang, atau akibat kurang melakukan aktivitas berkunyah akan menyebabkan bau mulut yang tidak segar. Hal inilah yang terjadi apabila kita sedang berpuasa.
Ini karena selama 14 jam tidak ada makanan yang dikunyah dan tidak ada air atau cairan yang diminum. Namun, sebenarnya bau mulut yang ditimbulkan selama berpuasa bukan merupakan bau mulut atau halitosis yang terjadi akibat kelainan suatu organ.
Sebagian besar sebenarnya penyebab bau mulut bersumber akibat kelainan pada rongga mulut. Kelainan pada daerah THT bisa karena sinusitis atau rhinitis kronis, kelainan paru bisa berupa bronkitis kronis atau adanya kelainan struktural pada paru seperti bronkiektasis, sedang kelainan pencernaan atas bisa karena adanya kuman Helicobacter pylori.
Keadaan rongga mulut yang berpotensi menimbulkan bau mulut adalah adanya karies (gigi berlubang), atau adanya sisa akar gigi, karang gigi, peradangan pada gusi (gingivitis), atau penggunaan gigi palsu yang tidak benar.
Kenapa kelainan pada gigi menimbulkan bau yang tidak sedap?
Keadaan kelainan pada gigi menimbulkan bau mulut yang tidak sedap dapat disebabkan beberapa faktor. Salah satunya karena gigi berlubang. Pada gigi berlubang terjadi penumpukan sisa makanan dalam lubang gigi tersebut sehingga terjadi proses pembusukan sisa makanan oleh bakteri dan hal inilah yang menimbulkan bau busuk.
Bau gigi yang tak sedap dapat pula diakibatkan. Pada akar gigi sisa makanan juga dapat tertinggal akibat adanya permukaan akar gigi yang kasar sehingga sisa makanan yang tertinggal tersebut sulit dibersihkan.
Pada gigi yang mempunyai karang gigi pada permukaannya akan menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga hal ini menyebabkan sisa makanan mudah menempel dan sulit dibersihkan, dan lama-kelamaan akan menyebabkan penebalan lapisan karang gigi yang pada akhirnya menimbulkan bau tidak sedap.
Peradangan pada gusi (gingivitis) merupakan radang pada gusi yang terjadi karena adanya karang gigi yang menempel di gigi dan gusi di mana hal ini akan menyebabkan peradangan gusi. Gusi yang meradang tersebut akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Pemakaian gigi palsu yang tidak benar dapat menyebabkan bau gigi yang tak sedap. Gigi palsu seharusnya dirawat seperti gigi asli sehingga harus selalu dibersihkan dari sisa-sisa makanan. Jika gigi palsu tersebut tidak dibersihkan, akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Mengingat pentingnya kesehatan gigi dan juga informasi bahwa penyebab terbanyak bau mulut adalah karena masalah gigi seperti yang disebut di atas, maka masalah seputar gigi dan rongga mulut yang ada harus diobati.
Biasanya jika selama berpuasa terjadi bau mulut akibat kelainan gigi, biasanya keadaan ini akan lebih dirasakan. Karena itu selama berpuasa jika merasakan bau mulut yang berlebihan, harus selalu berpikir kemungkinan adanya kelainan pada rongga mulut.
Tip menjaga mulut tetap sehat selama berpuasa
Selama berpuasa agar nilai ibadah berpuasa kita tetap terjaga, maka kesehatan mulut harus selalu diperhatikan, antara lain dengan cara memelihara kebersihan mulut dengan menggosok gigi dan lidah setelah sahur dan setelah berbuka. Jangan menunda gosok gigi untuk tidur terlebih dahulu setelah kita sahur.
Gunakan benang gigi (dental floss) untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak terjangkau dengan sikat gigi. Minum air putih sebanyak 8-10 gelas selama kita berbuka dan saat sahur. Konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan selama berbuka dan sahur. Beberapa buah-buahan tertentu seperti semangka, bengkuang merupakan buah yang baik dikonsumsi karena banyak mengandung air.
Hindari merokok. Asap rokok memperburuk kebersihan mulut. Selain itu rokok menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Jika kebetulan ada masalah dengan gigi selama berpuasa segera kontrol kepada dokter gigi agar perawatan gigi dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hindari makanan yang beraroma tajam, antara lain bawang, petai, jengkol, dan durian.
Selain itu, hindari makanan yang mudah lengket pada gigi, seperti cokelat, es krim, biskuit, dan kue basah lainnya. Jika memang tetap ingin mengonsumsi makanan tersebut, segera berkumur atau dibersihkan agar makanan tersebut tidak menempel pada gigi dalam waktu yang lama.
Bau mulut sebenarnya dapat diminimalkan selama kita berpuasa dengan tetap memperhatikan kebersihan mulut dan mengonsumsi makanan, minuman, dan buah-buahan yang baik untuk kebersihan mulut. Jika ada masalah dengan kesehatan mulut, segera konsultasikan dengan dokter gigi sehingga keadaan bau mulut tidak berlanjut.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Sebenarnya bau mulut tidak selalu terjadi pada seseorang yang sedang berpuasa. Secara normal, apabila mulut kering karena air liur yang kurang, atau akibat kurang melakukan aktivitas berkunyah akan menyebabkan bau mulut yang tidak segar. Hal inilah yang terjadi apabila kita sedang berpuasa.
Ini karena selama 14 jam tidak ada makanan yang dikunyah dan tidak ada air atau cairan yang diminum. Namun, sebenarnya bau mulut yang ditimbulkan selama berpuasa bukan merupakan bau mulut atau halitosis yang terjadi akibat kelainan suatu organ.
Karena itu yang terpenting adalah membedakan apakah bau mulut tersebut karena kelainan organ atau hanya karena mulut kering saja selama berpuasa. Bau mulut akibat kelainan sesuatu organ dapat terjadi akibat kelainan pada rongga mulut, dari telinga hidung dan tenggorokan (THT), dari saluran pernapasan atau saluran pencernaan.
Sebagian besar sebenarnya penyebab bau mulut bersumber akibat kelainan pada rongga mulut. Kelainan pada daerah THT bisa karena sinusitis atau rhinitis kronis, kelainan paru bisa berupa bronkitis kronis atau adanya kelainan struktural pada paru seperti bronkiektasis, sedang kelainan pencernaan atas bisa karena adanya kuman Helicobacter pylori.
Keadaan rongga mulut yang berpotensi menimbulkan bau mulut adalah adanya karies (gigi berlubang), atau adanya sisa akar gigi, karang gigi, peradangan pada gusi (gingivitis), atau penggunaan gigi palsu yang tidak benar.
Kenapa kelainan pada gigi menimbulkan bau yang tidak sedap?
Keadaan kelainan pada gigi menimbulkan bau mulut yang tidak sedap dapat disebabkan beberapa faktor. Salah satunya karena gigi berlubang. Pada gigi berlubang terjadi penumpukan sisa makanan dalam lubang gigi tersebut sehingga terjadi proses pembusukan sisa makanan oleh bakteri dan hal inilah yang menimbulkan bau busuk.
Bau gigi yang tak sedap dapat pula diakibatkan. Pada akar gigi sisa makanan juga dapat tertinggal akibat adanya permukaan akar gigi yang kasar sehingga sisa makanan yang tertinggal tersebut sulit dibersihkan.
Pada gigi yang mempunyai karang gigi pada permukaannya akan menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga hal ini menyebabkan sisa makanan mudah menempel dan sulit dibersihkan, dan lama-kelamaan akan menyebabkan penebalan lapisan karang gigi yang pada akhirnya menimbulkan bau tidak sedap.
Peradangan pada gusi (gingivitis) merupakan radang pada gusi yang terjadi karena adanya karang gigi yang menempel di gigi dan gusi di mana hal ini akan menyebabkan peradangan gusi. Gusi yang meradang tersebut akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Pemakaian gigi palsu yang tidak benar dapat menyebabkan bau gigi yang tak sedap. Gigi palsu seharusnya dirawat seperti gigi asli sehingga harus selalu dibersihkan dari sisa-sisa makanan. Jika gigi palsu tersebut tidak dibersihkan, akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Mengingat pentingnya kesehatan gigi dan juga informasi bahwa penyebab terbanyak bau mulut adalah karena masalah gigi seperti yang disebut di atas, maka masalah seputar gigi dan rongga mulut yang ada harus diobati.
Biasanya jika selama berpuasa terjadi bau mulut akibat kelainan gigi, biasanya keadaan ini akan lebih dirasakan. Karena itu selama berpuasa jika merasakan bau mulut yang berlebihan, harus selalu berpikir kemungkinan adanya kelainan pada rongga mulut.
Tip menjaga mulut tetap sehat selama berpuasa
Selama berpuasa agar nilai ibadah berpuasa kita tetap terjaga, maka kesehatan mulut harus selalu diperhatikan, antara lain dengan cara memelihara kebersihan mulut dengan menggosok gigi dan lidah setelah sahur dan setelah berbuka. Jangan menunda gosok gigi untuk tidur terlebih dahulu setelah kita sahur.
Gunakan benang gigi (dental floss) untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak terjangkau dengan sikat gigi. Minum air putih sebanyak 8-10 gelas selama kita berbuka dan saat sahur. Konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan selama berbuka dan sahur. Beberapa buah-buahan tertentu seperti semangka, bengkuang merupakan buah yang baik dikonsumsi karena banyak mengandung air.
Hindari merokok. Asap rokok memperburuk kebersihan mulut. Selain itu rokok menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Jika kebetulan ada masalah dengan gigi selama berpuasa segera kontrol kepada dokter gigi agar perawatan gigi dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hindari makanan yang beraroma tajam, antara lain bawang, petai, jengkol, dan durian.
Selain itu, hindari makanan yang mudah lengket pada gigi, seperti cokelat, es krim, biskuit, dan kue basah lainnya. Jika memang tetap ingin mengonsumsi makanan tersebut, segera berkumur atau dibersihkan agar makanan tersebut tidak menempel pada gigi dalam waktu yang lama.
Bau mulut sebenarnya dapat diminimalkan selama kita berpuasa dengan tetap memperhatikan kebersihan mulut dan mengonsumsi makanan, minuman, dan buah-buahan yang baik untuk kebersihan mulut. Jika ada masalah dengan kesehatan mulut, segera konsultasikan dengan dokter gigi sehingga keadaan bau mulut tidak berlanjut.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments