NYERI, tegang, plus mula-mulas. Ups, jangan-jangan saat persalinan Anda sudah dekat. Jangan panik dulu, punya pengetahuan mengenai tanda-tanda persalinan jelas sangat membantu. Namun, begitu, tidak semua wanita hamil akan melewati merasakan pengalaman yang sama saat melahirkan.
Menurut dr Febriansyah Darus SpOG, setiap persalinan itu dimulai dengan adanya tanda dan gejala. Misalnya saja, jika persalinan itu dirasakan sudah dekat, awalnya si ibu hamil akan merasa ada yang mengganjal di daerah pangkal paha (selangkangan). "Misalnya, sewaktu dia berjalan atau duduk, di selangkangannya seperti ada yang mengganjal. Dan di bagian ulu hatinya sudah mulai kosong," dokter yang berpraktek di RSIA Hermina Jatinegara ini mengawali.
Ia melanjutkan, banyak wanita yang mulai merasakan tanda-tanda dan gejala-gejala persalinan sehari sebelum sang bayi benar-benar lahir. Tapi, ada pula yang merasakan kondisi tersebut seminggu sebelum bayi lahir. Apalagi jika Anda seorang calon ibu untuk pertama kalinya, tak menutup kemungkinan tanda dan gejala persalinan dirasakan beberapa minggu sebelum persalinan yang sebenarnya.
Keluarnya Lendir
Kelahiran biasanya akan dimulai dengan pelunakan leher rahim. Ketika hal ini terjadi, leher rahim mulai membesar, sejumlah lendir akan menyumbat menutupi leher rahim dan kehamilan Anda akan segera berakhir.
Dokter kelahiran Palembang, 6 Februari 1976 ini menjelaskan, dalam medis, tanda-tanda inpartu (proses persalinan) pertama kali ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah yang keluar dari vagina.
"Dalam mulut rahim itu ada yang namanya cervical plug (sumbat). Nah, pada saat mulai persalinan, mulut rahim mulai terbuka. Dalam keadaan terbuka itulah, sumbatnya keluar, dan bercampur dengan darah," papar ayah dari dua anak ini.
Cairan berwarna kemerahan atau kecoklatan mungkin saja akan muncul. Ini disebut perdarahan. Meskipun hal ini dapat disimpulkan bahwa kelahiran akan segera terjadi, tetapi perdarahan bisa terjadi pada beberapa minggu sebelum kelahiran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, tanda-tanda ini tidak dapat dijadikan satu-satunya tanda dan gejala persalinan.
Pecah Ketuban
Tanda lain yang menyertai persalinan adalah pecahnya ketuban. Janin dibungkus oleh selaput ketuban (korioamnion). Di dalamnya, terdapat cairan ketuban yang merupakan bantalan (bemper) bagi janin. Jika ketuban telah pecah, maka Anda dapat menduga bahwa persalinan akan terjadi dalam waktu 24 jam.
Ketika ketuban pecah, biasanya kontraksi akan terjadi lebih intensif, dan bayi akan semakin dekat ke arah pelebaran rahim. Jika Anda mengalami pecah ketuban di rumah, ingatlah kapan kejadian ini berlangsung, konsistensi dan jumlah cairan ketuban yang telah keluar.
Cairan ketuban pada umumnya berwarna bening dan tidak berbau, dan akan terus keluar sampai pada saat Anda melahirkan. Dokter akan meminta Anda untuk menjaga vagina bebas dari benda-benda asing untuk menjaga risiko terjadinya infeksi.
Selain itu, pecah ketuban bisa juga terjadi karena trauma, infeksi, karena locus minoris (bagian tipis ketuban) berlubang dan pecah. Jika ketuban sudah pecah, berarti janin sudah kontak dengan dunia luar. Akibatnya, kuman bisa masuk. Karena itu, tak boleh menunggu terlalu lama. Hanya boleh paling lama 12 jam, setelah itu harus dilakukan tindakan untuk mengeluarkan janin.
Belum Mulas Tapi Sudah Pecah Ketuban
Nah, yang perlu Anda perhatikan, jika belum mulas, tapi sudah pecah ketuban. Ini bukan keadaan normal. Anda harus segera ke rumah sakit.
"Kita lihat dulu, kalau pembukaannya sudah besar, biasanya kita rangsang supaya janinnya keluar. Tapi kalau hamil belum cukup bulan, sudah pecah ketuban, biasanya kita lihat, kalau tidak ada tanda-tanda infeksi, bayinya akan kita matangkan terus, kita pertahankan supaya dia bisa lahir cukup bulan," terang suami dari dr Margareta Komalasari ini.
Frekuensi dan Intensitas Kontraksi
Setelah pecah ketuban, lanjut Febriansyah, biasanya wanita hamil yang akan segera melahirkan akan merasakan mulas-mulas. Kontraksi ini makin lama makin teratur. Hal ini merupakan sebuah tanda persalinan yang nyata, dan berarti bayi Anda akan segera lahir.
Kontraksi mengawali sebuah proses yang mendorong bayi Anda keluar secara perlahan-lahan melalui uterus bawah, sehingga kelahiran menjadi semakin dekat. Kontraksi ini dimulai dari puncak rahim, menjalar turun ke arah paha bawah. Yang dinilai dari rasa mulas itu, menurut pehobi nonton dan gym ini adalah frekuensi kontraksi dalam 10 menit.
"Pertama kali kontraksi, si ibu hanya merasakan mulas satu sampai dua kali. Nanti, menjelang persalinan rasa mulas itu akan semakin bertambah. Dalam 10 menit, si ibu bisa merasakan mulas 4-5 kali," jelas dr. Febriansyah.
Tidak hanya frekuensi yang bertambah, intensitas kontraksi juga semakin meningkat. Intensitas kontraksi ini diukur dalam satuan detik.
"Awalnya, setiap kontraksi durasinya kurang dari 20 detik. Tapi, semakin dekat ke proses persalinan, kontraksinya semakin kencang, bisa 40 detik dalam setiap kontraksi," papar Febriansyah.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Menurut dr Febriansyah Darus SpOG, setiap persalinan itu dimulai dengan adanya tanda dan gejala. Misalnya saja, jika persalinan itu dirasakan sudah dekat, awalnya si ibu hamil akan merasa ada yang mengganjal di daerah pangkal paha (selangkangan). "Misalnya, sewaktu dia berjalan atau duduk, di selangkangannya seperti ada yang mengganjal. Dan di bagian ulu hatinya sudah mulai kosong," dokter yang berpraktek di RSIA Hermina Jatinegara ini mengawali.
Ia melanjutkan, banyak wanita yang mulai merasakan tanda-tanda dan gejala-gejala persalinan sehari sebelum sang bayi benar-benar lahir. Tapi, ada pula yang merasakan kondisi tersebut seminggu sebelum bayi lahir. Apalagi jika Anda seorang calon ibu untuk pertama kalinya, tak menutup kemungkinan tanda dan gejala persalinan dirasakan beberapa minggu sebelum persalinan yang sebenarnya.
Keluarnya Lendir
Kelahiran biasanya akan dimulai dengan pelunakan leher rahim. Ketika hal ini terjadi, leher rahim mulai membesar, sejumlah lendir akan menyumbat menutupi leher rahim dan kehamilan Anda akan segera berakhir.
Dokter kelahiran Palembang, 6 Februari 1976 ini menjelaskan, dalam medis, tanda-tanda inpartu (proses persalinan) pertama kali ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah yang keluar dari vagina.
"Dalam mulut rahim itu ada yang namanya cervical plug (sumbat). Nah, pada saat mulai persalinan, mulut rahim mulai terbuka. Dalam keadaan terbuka itulah, sumbatnya keluar, dan bercampur dengan darah," papar ayah dari dua anak ini.
Cairan berwarna kemerahan atau kecoklatan mungkin saja akan muncul. Ini disebut perdarahan. Meskipun hal ini dapat disimpulkan bahwa kelahiran akan segera terjadi, tetapi perdarahan bisa terjadi pada beberapa minggu sebelum kelahiran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, tanda-tanda ini tidak dapat dijadikan satu-satunya tanda dan gejala persalinan.
Pecah Ketuban
Tanda lain yang menyertai persalinan adalah pecahnya ketuban. Janin dibungkus oleh selaput ketuban (korioamnion). Di dalamnya, terdapat cairan ketuban yang merupakan bantalan (bemper) bagi janin. Jika ketuban telah pecah, maka Anda dapat menduga bahwa persalinan akan terjadi dalam waktu 24 jam.
Ketika ketuban pecah, biasanya kontraksi akan terjadi lebih intensif, dan bayi akan semakin dekat ke arah pelebaran rahim. Jika Anda mengalami pecah ketuban di rumah, ingatlah kapan kejadian ini berlangsung, konsistensi dan jumlah cairan ketuban yang telah keluar.
Cairan ketuban pada umumnya berwarna bening dan tidak berbau, dan akan terus keluar sampai pada saat Anda melahirkan. Dokter akan meminta Anda untuk menjaga vagina bebas dari benda-benda asing untuk menjaga risiko terjadinya infeksi.
Selain itu, pecah ketuban bisa juga terjadi karena trauma, infeksi, karena locus minoris (bagian tipis ketuban) berlubang dan pecah. Jika ketuban sudah pecah, berarti janin sudah kontak dengan dunia luar. Akibatnya, kuman bisa masuk. Karena itu, tak boleh menunggu terlalu lama. Hanya boleh paling lama 12 jam, setelah itu harus dilakukan tindakan untuk mengeluarkan janin.
Belum Mulas Tapi Sudah Pecah Ketuban
Nah, yang perlu Anda perhatikan, jika belum mulas, tapi sudah pecah ketuban. Ini bukan keadaan normal. Anda harus segera ke rumah sakit.
"Kita lihat dulu, kalau pembukaannya sudah besar, biasanya kita rangsang supaya janinnya keluar. Tapi kalau hamil belum cukup bulan, sudah pecah ketuban, biasanya kita lihat, kalau tidak ada tanda-tanda infeksi, bayinya akan kita matangkan terus, kita pertahankan supaya dia bisa lahir cukup bulan," terang suami dari dr Margareta Komalasari ini.
Frekuensi dan Intensitas Kontraksi
Setelah pecah ketuban, lanjut Febriansyah, biasanya wanita hamil yang akan segera melahirkan akan merasakan mulas-mulas. Kontraksi ini makin lama makin teratur. Hal ini merupakan sebuah tanda persalinan yang nyata, dan berarti bayi Anda akan segera lahir.
Kontraksi mengawali sebuah proses yang mendorong bayi Anda keluar secara perlahan-lahan melalui uterus bawah, sehingga kelahiran menjadi semakin dekat. Kontraksi ini dimulai dari puncak rahim, menjalar turun ke arah paha bawah. Yang dinilai dari rasa mulas itu, menurut pehobi nonton dan gym ini adalah frekuensi kontraksi dalam 10 menit.
"Pertama kali kontraksi, si ibu hanya merasakan mulas satu sampai dua kali. Nanti, menjelang persalinan rasa mulas itu akan semakin bertambah. Dalam 10 menit, si ibu bisa merasakan mulas 4-5 kali," jelas dr. Febriansyah.
Tidak hanya frekuensi yang bertambah, intensitas kontraksi juga semakin meningkat. Intensitas kontraksi ini diukur dalam satuan detik.
"Awalnya, setiap kontraksi durasinya kurang dari 20 detik. Tapi, semakin dekat ke proses persalinan, kontraksinya semakin kencang, bisa 40 detik dalam setiap kontraksi," papar Febriansyah.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments