Radang tenggorokan atau faringitis menurut dr Inis Sumiati SpTHT dari Rumah Sakit Sentra Medika, Cisalak, Depok, merupakan salah satu masalah yang sering timbul di bagian tenggorokan, seperti rasa kering, gatal dan nyeri atau perih. Rasa itu merupakan tanda-tanda dari gejala radang tenggorokan.
Radang tenggorokan memang terdengar sangat sepele karena mirip dengan penyakit flu biasa, seperti demam, sakit kepala, dan gangguan susah menelan. Padahal aktivitas kita sudah pasti akan terganggu karena radang tenggorokan. Selain itu, selera makan pun bisa hilang karena rasa sakit pada saat menelan.
Faktor Penyebab dan Gejala
Kedua adalah radang tenggorokan atau faringitis yang disebabkan oleh bakteri streptokokus B dan hemolitikus A. Gejala penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi, sakit kepala, rasa nyeri di perut, dan muntah-muntah. Tenggorokan pun akan terasa nyeri, amandel menjadi merah dan bengkak.
Pada anak-anak yang sudah besar akan lebih terlihat adanya lapisan seperti krim di atas amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh. Kelenjar getah bening di leher pun ikut membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Jika dibiarkan, akan menimbulkan radang ginjal (glamerulonefritis akut), demam rematik, otitis media (radang telinga bagian tengah), sinusitis, abses peritonsil dan abses retro pharynx.
Selain kedua faktor tersebut, alergi dan iritasi juga dapat menyebabkan terjadinya radang tenggorokan. Hal ini disebabkan oleh makanan yang masuk, seperti makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, terlalu panas atau pun dingin, dan makanan yang terlalu bergetah. Iritasi juga sering terjadi pada mereka yang bekerja di lingkungan pabrik.
Alergi sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti makanan dan minuman, obat-obatan, cuaca, dan debu. Zat yang menyebabkan alergi disebut allergen. Jika alergen masuk ke dalam tubuh penderita alergi, tubuh akan mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan alergi. Akibatnya, timbul reaksi-reaksi tertentu seperti gatal dan batuk-batuk.
Selain itu, radang sering dialami mereka yang alergi terhadap jenis buah-buahan tertentu dan olahannya, seperti jus. "Biasanya paling sering pada jus tomat," terangnya. Minyak goreng seperti minyak jelanta yang dipakai secara berulang pun bisa menjadi salah satu penyebab terjadi radang tenggorokan. Oleh karena itu, Anda yang alergi terhadap minyak goreng dianjurkan untuk mengganti minyak goreng setiap kali akan memasak.
Pengobatan dan Pencegahan
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh alergi atau iritasi tidak dapat diobati karena sudah merupakan bawaan lahir. Cara paling baik untuk menghindari reaksi alergi adalah menghindari penyebabnya dan meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh. Radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus, lanjut dr Inis, bisa diobati. Pengobatan dengan antibiotik tidak akan efektif untuk mengobati infeksi virus. Justru pemberian antibiotik dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik.
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri memang tidak sesering infeksi virus. Tapi dampaknya bisa lebih serius. Pada umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis streptokokus, sehingga biasa disebut dengan radang streptokokus. Sering kali orang menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita radang selama 2-7 hari sebelumnya. Radang tenggorokan ini dapat tertular melalui sekresi hidung atau tenggorokan. "Radang yang satu ini memang memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai, penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga dapat menimbulkan penyakit demam rematik," jelasnya.
Mengingat minuman dingin seperti air es dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan, terlebih untuk mereka yang menderita alergi dingin, dr Inis menganjurkan agar pada masa puasa ini orang berbuka terlebih dahulu dengan minuman panas atau hangat agar pembuluh darah di daerah tenggorokan dapat cepat terbuka. Terbukanya pembuluh darah akan mempermudah dan sekaligus mempercepat proses absorbsi. "Kalau minum es, pembuluh darahnya akan menciut sehingga proses absorbsinya akan terganggu," tambahnya.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Radang tenggorokan memang terdengar sangat sepele karena mirip dengan penyakit flu biasa, seperti demam, sakit kepala, dan gangguan susah menelan. Padahal aktivitas kita sudah pasti akan terganggu karena radang tenggorokan. Selain itu, selera makan pun bisa hilang karena rasa sakit pada saat menelan.
Faktor Penyebab dan Gejala
Radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi, yaitu virus dan bakteri. Sekitar 80 persen radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya 10-20 persen yang disebabkan oleh bakteri. Pertama adalah faringitis karena virus. Biasanya, gejala klinisnya adalah demam, tidak bergairah, rasa nyeri di kepala, mual yang disertai dengan suara serak, batuk dan radang pada hidung (rhinitis). Radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus ini dapat berlangsung selama 1-2 hari, bahkan sampai satu minggu ke depan.
Kedua adalah radang tenggorokan atau faringitis yang disebabkan oleh bakteri streptokokus B dan hemolitikus A. Gejala penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi, sakit kepala, rasa nyeri di perut, dan muntah-muntah. Tenggorokan pun akan terasa nyeri, amandel menjadi merah dan bengkak.
Pada anak-anak yang sudah besar akan lebih terlihat adanya lapisan seperti krim di atas amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh. Kelenjar getah bening di leher pun ikut membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Jika dibiarkan, akan menimbulkan radang ginjal (glamerulonefritis akut), demam rematik, otitis media (radang telinga bagian tengah), sinusitis, abses peritonsil dan abses retro pharynx.
Selain kedua faktor tersebut, alergi dan iritasi juga dapat menyebabkan terjadinya radang tenggorokan. Hal ini disebabkan oleh makanan yang masuk, seperti makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, terlalu panas atau pun dingin, dan makanan yang terlalu bergetah. Iritasi juga sering terjadi pada mereka yang bekerja di lingkungan pabrik.
Alergi sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti makanan dan minuman, obat-obatan, cuaca, dan debu. Zat yang menyebabkan alergi disebut allergen. Jika alergen masuk ke dalam tubuh penderita alergi, tubuh akan mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan alergi. Akibatnya, timbul reaksi-reaksi tertentu seperti gatal dan batuk-batuk.
Selain itu, radang sering dialami mereka yang alergi terhadap jenis buah-buahan tertentu dan olahannya, seperti jus. "Biasanya paling sering pada jus tomat," terangnya. Minyak goreng seperti minyak jelanta yang dipakai secara berulang pun bisa menjadi salah satu penyebab terjadi radang tenggorokan. Oleh karena itu, Anda yang alergi terhadap minyak goreng dianjurkan untuk mengganti minyak goreng setiap kali akan memasak.
Pengobatan dan Pencegahan
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh alergi atau iritasi tidak dapat diobati karena sudah merupakan bawaan lahir. Cara paling baik untuk menghindari reaksi alergi adalah menghindari penyebabnya dan meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh. Radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus, lanjut dr Inis, bisa diobati. Pengobatan dengan antibiotik tidak akan efektif untuk mengobati infeksi virus. Justru pemberian antibiotik dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik.
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri memang tidak sesering infeksi virus. Tapi dampaknya bisa lebih serius. Pada umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis streptokokus, sehingga biasa disebut dengan radang streptokokus. Sering kali orang menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita radang selama 2-7 hari sebelumnya. Radang tenggorokan ini dapat tertular melalui sekresi hidung atau tenggorokan. "Radang yang satu ini memang memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai, penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga dapat menimbulkan penyakit demam rematik," jelasnya.
Mengingat minuman dingin seperti air es dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan, terlebih untuk mereka yang menderita alergi dingin, dr Inis menganjurkan agar pada masa puasa ini orang berbuka terlebih dahulu dengan minuman panas atau hangat agar pembuluh darah di daerah tenggorokan dapat cepat terbuka. Terbukanya pembuluh darah akan mempermudah dan sekaligus mempercepat proses absorbsi. "Kalau minum es, pembuluh darahnya akan menciut sehingga proses absorbsinya akan terganggu," tambahnya.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments