Skip to main content

Minuman Buah Menyebabkan Diabetes

MINUMAN buah yang mengandung gula sebagai minuman kesehatan, ternyata meningkatkan risiko diabetes dan menambah berat badan.

"Masyarakat harus waspada bahwa minuman jenis ini bukanlah minuman sehat pengganti minuman ringan sehubungan dengan adanya risiko diabetes tipe 2," papar sang peneliti, Julie Palmer dan timnya di Boston University yang tertulis dalam laporan penelitiannya pada arsip medis internal seperti yang dilansir Reuters.

Dia menyebutkan, diabetes tipe 2 merupakan bentuk umum diabetes yang paling dekat dengan obesitas. Tubuh, terutama sel otot, sel lemak, dan sel hati kurang peka terhadap efek kerja hormon insulin. Alhasil, lebih banyak dibutuhkan hormon insulin agar glukosa dalam darah dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh dan produksi gula oleh hati dapat terkendali.

Keadaan yang disebut resistensi insulin ini didasari pada faktor gen dan dipicu gaya hidup santai, kelebihan berat badan, dan peningkatan jumlah sel lemak terutama di daerah perut, penurunan aktivitas fisik, terutama dengan semakin bertambahnya usia. Pada mulanya, pankreas masih sanggup mengimbangkan keadaan tersebut dengan memproduksi lebih banyak insulin. Namun, semakin lama kemampuan pankreas kemudian berkurang.



"Tipe diabetes mellitus (DM) terbagi menjadi empat, dan di antara DM ini yang paling sering diderita adalah DM dengan tipe 2, dan 90 persen nya berumur di atas 35 tahun" ungkap Benny, dokter lulusan Jerman ini.

Hasil penelitian tentang minuman buah ini berasal dari hasil check up 44.000 wanita kulit hitam Amerika sepanjang tahun 1995 sampai dengan tahun 2005. Mereka yang mengakui dalam seharinya meminum 2 atau lebih soft drink (minuman ringan) mempunyai risiko 24% lebih besar terhadap diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang mengonsumsi lebih sedikit soft drink dalam sebulan.

Menurut peneliti tersebut, mereka yang mengonsumsi 2 atau lebih minuman buah mengandung gula (sweetened) dalam sehari, mempunyai risiko 31 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibandingkan yang lebih sedikit meminumnya dalam sebulan. Sedangkan diet soft drink, jus anggur, dan jus jeruk terhindar dari risiko diabetes tipe 2.

Alasannya, jus jeruk dan jus anggur walaupun mengandung gula,namun merupakan gula alami yang terdapat dalam buah tersebut. Artinya, minuman itu mempunyai efek metabolisme yang berbeda atau lebih sebagai asupan makanan.

Begitu pula dengan penelitian baru-baru ini yang melibatkan ribuan wanita kulit putih juga menghasilkan tingginya risiko mereka terhadap diabetes akibat mengonsumsi minuman buah dan soft drink.

Studi terakhir menemukan bahwa diet rendah lemak tidak akan mengurangi atau mengubah risiko diabetes. "Penyebab utamanya jelas kalori" sebut Dr Mark Feinglos dari Duke University Medical Center di Carolina Utara "Dan beberapa kandungan, seperti sirup jagung fruktosa tinggi menyebabkan selera makan menjadi berlebih," lanjutnya lagi.

Penelitian lain dalam jurnal yang sama menyebutkan, buah-buahan dan sayur-sayuran segar dapat menjauhi kita dari risiko diabetes tipe 2. Caranya dengan mencegah obesitas atau karena terdapatnya kandungan gizi pelindung termasuk antioksidan. "Jika Anda menjaga asupan kalori agar tetap rendah, Anda mungkin bebas makan apa pun. Hal itu terbukti dari pola diet rendah karbohidrat yaitu Anda mengonsumsi sedikit sekali kalori," ucap Mark.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.