Skip to main content

Minuman Bersoda Tak Baik untuk Tulang

PARA ahli kesehatan dari Pusat Osteoporosis dari Universitas Connecticut menyimpulkan bahwa mengonsumsi minuman bersoda satu atau dua gelas berefek negatif pada kesehatan tulang.

Salah satu penyebabnya karena minuman bersoda tidak memiliki kadar kalsium dan vitamin D yang cukup. Selain itu, soda dalam minuman dapat mengurangi beberapa zat bermanfaat, seperti susu dan kalsium. Kandungan kafein yang tinggi dalam minuman bersoda pun memperburuk efek osteoporosis pada tulang.

''Sudah banyak bukti jika mengonsumsi minuman bersoda berlebihan bisa melemahkan kekuatan tulang, terutama pada anak-anak. Untuk itu, kita patut mewaspadainya," tutur Dr Lawrence Raisz, Direktur Pusat Osteoporosis, Universitas Connecticut.

Sementara itu, penjelasan ketiga lebih fokus pada kandungan yang ada dalam soda yaitu Phosporic acid. Zat itu dapat menyebabkan ketidakseimbangan tubuh saat tubuh membutuhkan kalsium sehingga menghalangi tubuh mengonsumsi kalsium. Hal itulah yang menyebabkan tulang kekurangan zat kalsium.



''Minuman bersoda hanya mengandung Phosphoric acid. Jadi, bila mengonsumsi soda berlebihan, akan menimbulkan ketidakseimbangan fosfor. Akibatnya, tubuh kekurangan kalsium yang berakibat melemahnya susunan tulang," ungkap DR Primal Kaur, Direktur Pusat Osteoporosis, Fakultas Kesehatan, Universitas Tample, Philadelphia.

Kadar kalsium yang rendah akan mengakibatkan tulang mudah terserang osteoporosis. Menurut National Osteoporosis Foundation, separuh dari penduduk Amerika, terutama wanita lansia, mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami osteoporosis.

Dalam penelitian yang melibatkan sekitar 2.500 orang dengan rata- rata usia 60 tahun, para peneliti dari Universitas Tuift menemukan soda yang dikonsumsi wanita, ternyata menyebabkan kandungan mineral dalam tulang yang sangat rendah.

Selain itu, soda tersebut menyebabkan mereka terlihat lebih tua, cepat menopause, dan kekurangan kalsium dan vitamin D. Para wanita tersebut mengaku selama ini mereka mengonsumsi soda sebanyak lima hingga empat botol seminggu. Namun, para peneliti tidak menemukan hubungannya mengonsumsi minuman bersoda dengan kondisi kesehatan tulang pada kaum laki-laki.

''Jika Anda ingin mengonsumsi minuman bersoda coba dibatasi,mungkin cukup satu atau dua gelas seminggu itu sudah cukup," tutur Kaur, seperti dilansir American Journal of Clinical Nutrition.

Kaur menambahkan, untuk mencegah osteoporosis,tubuh kita membutuhkan sekitar 1.000-1.200 miligram kalsium setiap hari.

Tak hanya itu saja, dia juga menyarankan untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung kalsium supaya kandungan mineral dalam tubuh tetap terpenuhi dengan baik. Namun, ada cara terpenting mencegah osteoporosis yakni berolahraga. ''Rekomendasi standar adalah sisihkan sejam sehari dan setengah jam sehari bagi anak-anak untuk berolahraga," tuturnya. Dia menambahkan, tidak perlu olahraga berat, cukup berjalan santai setiap hari.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.