GAYA hidup serbacepat membuat orang malas bergerak. Lebih ingin duduk dan menikmati kemudahan. Masalahnya, gaya hidup seperti ini bisa mengurangi kepadatan tulang.
Osteoporosis banyak diderita perempuan karena menurunnya hormon estrogen pada usia 35 tahun dan menopause pada usia 45 tahun. Pada usia 75-85 tahun, perempuan memiliki risiko 2 kali lipat kehilangan tulang tarbekular karena proses penuaan, menurunnya penyerapan kalsium dan meningkatnya fungsi hormon paratiroid.
Ras atau suku juga bisa menjadi penyebab. Ras kulit putih atau keturunan Asia memiliki risiko terbesar. Faktor lain adalah keturunan. Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, anggota keluarga yang lain juga terserang osteoporosis.
Orang yang sering mengkonsumsi daging merah dan minuman bersoda pun berisiko terkena osteoporosis karena daging merah dan minuman bersoda mengandung fosfor yang merangsang pembentukan hormon paratiroid dan menyebabkan pelepasan kalsium dari dalam darah.
Meroko dapat menyebabkan osteoporosis karena nikotin mempercepat penyerapan tulang, mengurangi kadar dan aktivitas hormon estrogen sehingga susunan sel tulang tidak kuat menghadapi proses pelapukan.
Malas berolahraga juga menyebabkan osteoporosis. Wanita yang malas berolahraga akan terhambat proses pembentukan tulang. Banyak bergerak dan berolahraga membuat otot memacu tulang untuk membentuk massa.
Selain itu, obat yang sering digunakan sebagai antiperadangan pada penyakit asma dan alergi juga menyebabkan risiko terjadinya osteoporosis. Jika obat itu dikonsumsi dalam jumlah banyak, massa tulang akan berkurang karena kortikosteroid menghambat proses osteoblas.
Faktor lain adalah tubuh yang kurus dengan bobot kurang dari 57 kg. Tulang giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat. Karena tulang menyangga bobot, tulang terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada pinggul dan panggul. Jika tubuh ringan, massa tulang kurang terbentuk sempurna.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Menurut dr Sanyoto Putro Pinardi SpOt, Spesialis Bedah Tulang dari rumah sakit MH. Thamrin Internasional Salemba, osteoporosis adalah kelainan tulang sistemik yang ditandai dengan penurunan kekuatan tulang sehingga risiko patah tulang meningkat. Osteoporosis terdiri atas dua, yaitu osteoporosis primer tipe 1 (postmenopausal osteoporosis) dan 2 (osteoporosis senilis), dan osteoporosis sekunder tipe 1 dan 2. Osteoporosis primer tipe 2 hanya terjadi pada usia lanjut. Sementara osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit, misalnya endokrinopati, yaitu gangguan produksi hormon.
Osteoporosis banyak diderita perempuan karena menurunnya hormon estrogen pada usia 35 tahun dan menopause pada usia 45 tahun. Pada usia 75-85 tahun, perempuan memiliki risiko 2 kali lipat kehilangan tulang tarbekular karena proses penuaan, menurunnya penyerapan kalsium dan meningkatnya fungsi hormon paratiroid.
Ras atau suku juga bisa menjadi penyebab. Ras kulit putih atau keturunan Asia memiliki risiko terbesar. Faktor lain adalah keturunan. Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, anggota keluarga yang lain juga terserang osteoporosis.
Orang yang sering mengkonsumsi daging merah dan minuman bersoda pun berisiko terkena osteoporosis karena daging merah dan minuman bersoda mengandung fosfor yang merangsang pembentukan hormon paratiroid dan menyebabkan pelepasan kalsium dari dalam darah.
Meroko dapat menyebabkan osteoporosis karena nikotin mempercepat penyerapan tulang, mengurangi kadar dan aktivitas hormon estrogen sehingga susunan sel tulang tidak kuat menghadapi proses pelapukan.
Malas berolahraga juga menyebabkan osteoporosis. Wanita yang malas berolahraga akan terhambat proses pembentukan tulang. Banyak bergerak dan berolahraga membuat otot memacu tulang untuk membentuk massa.
Selain itu, obat yang sering digunakan sebagai antiperadangan pada penyakit asma dan alergi juga menyebabkan risiko terjadinya osteoporosis. Jika obat itu dikonsumsi dalam jumlah banyak, massa tulang akan berkurang karena kortikosteroid menghambat proses osteoblas.
Faktor lain adalah tubuh yang kurus dengan bobot kurang dari 57 kg. Tulang giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat. Karena tulang menyangga bobot, tulang terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada pinggul dan panggul. Jika tubuh ringan, massa tulang kurang terbentuk sempurna.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments