Skip to main content

Jangan Remehkan Asupan Air

JANGAN menganggap remeh asupan air bagi tubuh karena berperan vital dalam menjaga metabolisme. Kekurangan air akan berdampak pada gangguan pada fungsi tubuh.

Kesibukan sehari-hari terkadang membuat orang lupa untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dan sehat. Demikian pula rutinitas kerja yang tidak bisa ditunda-tunda, membuat banyak orang tidak mengutamakan kepentingan tubuh dengan minum air.

Kebutuhan air pada orang normal dalam kondisi istirahat sebanyak dua liter air atau delapan gelas per hari. Hal ini dipicu oleh rata-rata pengeluaran urine orang dewasa sekitar 1,5 liter per hari. Air juga keluar melalui pernapasan, keringat, dan pergerakan usus. Adapun makanan hanya menyumbangkan 20 persen dari jumlah total yang diperlukan tubuh. Jadi bila mengonsumsi dua liter air atau minuman lainnya dalam sehari sekitar delapan gelas, maka cairan yang hilang akan tergantikan.
Manfaat Air Bagi Tubuh

Rata-rata setiap orang memiliki 60 persen air dari berat tubuhnya. Semua sistem di dalam tubuh tergantung air. Sebagai contoh, air akan membilas racun di organ vital, membawa nutrisi ke sel tubuh, dan menghasilkan kelembapan bagi jaringan telinga, hidung, dan tenggorokan. Kurangnya air dalam tubuh dapat menyebabkan kurang cairan atau dalam kondisi lebih parah terkena dehidrasi, yaitu keadaan yang timbul karena tubuh kekurangan air sehingga organ tubuh tidak berfungsi secara normal.



Rasa haus yang sangat merupakan salah satu gejala tubuh membutuhkan air. Gejala lainnya yang lebih parah jika tubuh mengalami kekurangan asupan air yaitu darah akan mengental sehingga rasa capai berlebihan, lesu, dan sering mengantuk. Hal tersebut karena cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan lain di dalam tubuh.

Jika darah mengental, akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung. "Jangan anggap remeh asupan air yang masuk ke dalam tubuh. Sangat penting agar asupan air itu dipenuhi. Jika tidak, bisa menimbulkan gangguan pada fungsi tubuh yang makin lama semakin parah," kata Dokter dari RSCM Dr Wahyu Anggoro.

Faktor yang memengaruhi tingkat konsumsi air pada tubuh, menurut Wahyu, tergantung pula pada keadaan kesehatan dan penyakit seseorang. Tanda penyakit seperti demam, muntah, dan diare dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan. Bila terjadi, maka harus segera minum air lebih banyak karena dapat menggantikan elektrolit yang keluar dari tubuh.

"Infeksi kandung kemih serta adanya batu di saluran kemih juga membutuhkan cairan lebih banyak. Kondisi lainnya seperti kelainan jantung dan beberapa tipe penyakit ginjal, hati atau penyakit adrenal juga dapat mengganggu ekskresi air di dalam tubuh," kata Wahyu.

Wahyu menjelaskan, cara terbaik untuk mengetahui bahwa kita telah minum dalam jumlah yang cukup adalah bila jarang merasa haus dan memproduksi satu hingga dua liter urine yang tidak berwarna setiap harinya. Kondisi itu merupakan salah satu ciri tubuh telah terpenuhi kebutuhan airnya. "Faktor yang memengaruhi kebutuhan air pada seseorang tergantung pada banyak faktor. Mulai keaktifannya, tingkat kesehatannya, kondisi tubuhnya saat itu, dan lingkungan sekitar. Namun, dalam kondisi normal, kita butuh dua liter," ujarnya.

Senada dengan Wahyu, instruktur fitnes di Jakarta, Sumantri Kurnia, mengatakan, kebutuhan air pada tubuh setiap orang berbeda-beda. Namun, semakin berat olahraga atau gerak tubuh yang dilakukan, semakin banyak air dibutuhkan tubuh. "Kepada peserta senam, saya menganjurkan untuk selalu meminum air putih yang banyak. Tanpa air putih yang cukup, sia-sia saja fitness atau senam yang mereka lakukan," ucap Sumantri.

Menurut dia, orang yang memiliki aktivitas berat, maka kebutuhan airnya di atas normal. Misalnya pada saat olahraga terutama olahraga singkat, dibutuhkan tambahan 1-2 gelas air. Bila olahraga dalam durasi lebih lama, maka perlu jumlah tambahan. Berapa banyak cairan tambahan yang dibutuhkan tergantung pada banyaknya keringat selama olahraga. Biasanya 2-3 gelas dalam olahraga yang dilakukan selama satu jam sudah cukup, kecuali udara sangat panas.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.