Skip to main content

Jangan Biarkan Bayi Duduk Terlalu Lama

JANGAN meninggalkan bayi yang berusia kurang dari satu bulan dalam posisi duduk untuk waktu yang lama. Alasannya, hal itu dapat membuat mereka menghadapi risiko peningkatan kondisi kematian bayi secara tiba-tiba.

Demikian peringatan ini disampaikan Dr Arore Cote, salah satu peneliti dari McGill University Health Center di Montreal, Kanada. Bersama rekan-rekannya, dia melaporkan bahwa kematian di kalangan bayi dalam posisi duduk berjumlah tiga persen dari keseluruhan kematian bayi yang mereka teliti sebagai bagian dari studinya.

"Berdasarkan studi lain yang meneliti tingkat oksigen di dalam darah bayi dalam posisi duduk, untuk dibandingkan dengan bayi yang berada di tempat tidur, saya akan mengatakan satu jam meski menjadi waktu maksimum," kata Cote kepada Reuters Health.



Kelompok Cote melakukan kajian selama 10 tahun, hingga Desember 2000, dari semua kematian mendadak yang tak dapat dijelaskan antara kelahiran dan usia 1 tahun yang terhadi di Provinsi Quebec, Kanada.

Secara keseluruhan, 10 bayi dalam kelompok kematian yang tak dapat dijelaskan dan tujuh kelompok kematian yang dapat dijelaskan meninggal sewaktu duduk di kursi mobil atau di tempat duduk lain. Ketika para peneliti tersebut memperhitungkan usia mendapat 9,4 persen bayi yang meninggal pada usia kurang dari 1 bulan berada pada posisi duduk ketiak meningggal. Sebaliknya, hanya 2,4 persen bayi pada usia lebih dari 1 bulan meninggal berada dalam posisi duduk.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.