Skip to main content

Jangan Anggap Remeh Campak

SETIAP tahun diperkirakan 30.000 anak meninggal karena komplikasi campak. Jadi jangan anggap enteng campak walaupun gejala awalnya hanya berupa demam.

Gejala campak tidak mudah dideteksi. Ini karena gejala penyakit tersebut hampir sama dengan batuk, pilek, dan demam seperti influenza biasa. "Hari pertama dan kedua tubuh penderita campak belum terlihat bercak-bercak kemerahan pada tubuh. Bercak merah akan berubah bentuk dari kemerahan menjadi cokelat kehitaman. Setelah berwarna kehitaman, campak tersebut sudah tidak menular," kata dokter umum dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Windi Ajidarma.

Menurut Windi, campak merupakan penyakit infeksi berbahaya yang disebabkan virus campak atau genus morbili. Virus ini terdapat dalam darah, air seni, dan cairan pada tenggorokan. Itulah yang membuat campak ditularkan melalui pernapasan, percikan cairan hidung ataupun ludah.



Bercak merah yang ditimbulkan campak, menurut Windi, sekilas seperti biang keringat. "Banyak orang menganggap campak adalah penyakit ringan. Padahal, jika tidak diobati sangat berbahaya," kata wanita penyuka novel tersebut.

Hal ini pernah dialami Sri Hastuti yakni anak semata wayangnya, David, 6, ketika menderita campak. Suhu tubuhnya mencapai 40 derajat. "Setelah dua hari, panasnya tidak turun. Bahkan, timbul bercak-bercak merah di tubuhnya. Setelah dideteksi ternyata David kena campak," tuturnya.

Tidak mudah memang mengetahui gejala awal campak, tetapi jika diamati dengan saksama, bercak merah muncul pertama kali di muka atau belakang telinga, kemudian menjalar ke leher.

"Mata juga bisa terserang kemerahan. Selain itu, putih mata akan terlihat merah dan sering mengeluarkan kotoran. Ini yang membuat dia berbeda dengan gejala flu atau demam biasa," tutur Windi.

Hal senada juga dikatakan dr Subandrio dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). "Biasanya panas akan mulai turun ketika ruam merah sudah keluar semua. Bercak itu berganti cokelat kehitaman. Dengan perubahan warna tersebut, penderita campak akan berangsur pulih," sebut Subandrio.

Subandrio menuturkan, penyakit campak tidak bisa dianggap enteng karena berdasarkan Departemen Kesehatan RI, sebanyak 30 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun karena campak. Bahkan, pada 2002 dilaporkan terjadi 777.000 kasus kematian pada pasien pengidap campak.

"Diperkirakan pada 2005, terjadi 345.000 kasus kematian di seluruh dunia pada penderita campak dan sebagian besar di antaranya adalah anak-anak," katanya.

Ketika virus campak masuk ke dalam tubuh si anak, Subandrio menyebutkan, maka tubuh akan melakukan perlawanan untuk menghancurkan kuman tersebut. Misalnya di pangkal tenggorokan terdapat tonsil (amandel) dan kelenjar getah bening lainnya untuk menghancurkan kuman tersebut. Apabila kuman "menang", maka akan terjadi perkembangbiakan kuman dalam tubuh.
Kuman-kuman ini akan dibawa aliran darah ke seluruh tubuh, misalnya ke otak, mata, telinga, dan sebagainya sehingga tubuh menjadi sakit.

"Sebenarnya campak merupakan penyakit yang terbatas dan dapat sembuh sendiri, tetapi akan menjadi sangat berbahaya jika diikuti oleh komplikasi yang cukup berat seperti radang otak, radang paru atau radang saluran kemih," katanya.

Tercatat, pencegahan campak dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif. Mengingat bahwa penyakit morbili ini sangat berbahaya bila menyerang anak usia di bawah satu tahun. Jalan terbaik adalah pemberian imunisasi. Adapun di Indonesia, vaksin campak dilakukan saat anak berusia sembilan bulan.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.