Skip to main content

Jangan Anggap Enteng Keropos Tulang

PENGEROPOSAN tulang atau osteoporosis merupakan penyakit tanpa gejala atau "The Silent Thief". Alhasil, seseorang tak pernah menyadari jika terserang penyakit tersebut.

"Empat tahun setelah saya mengalami berhenti mens (menopause), setiap pagi saya selalu merasakan pegal-pegal sehabis bangun tidur, terutama di sekitar pergelangan tangan. Padahal dulu sebelum saya mengalami menopause, saya tidak pernah mengalami hal seperti itu. Apa saya terkena osteoporosis, Dok?"

Pertanyaan tersebut terlontar dari seorang ibu rumah tangga, Nunung, 54. Dia mengaku mengalami perubahan pada dirinya setelah menopause kepada salah satu dokter pada saat acara seminar kesehatan dengan tema "Osteoporosis, Deteksi, Pencegahan, dan Penanggulangannya" yang digelar di Rumah Sakit Jakarta.



Dokter spesialis dari RS Jakarta, Dr H Subagyo SpBSpOT menjelaskan, osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan disertai kerusakan mikroarsitektur jaringan. Kelainan ini menyebabkan kerapuhan tulang sehingga terjadi peningkatan risiko fraktur."

Sebenarnya osteoporosis ini banyak penyebabnya, tetapi osteoporosis ini salah satunya terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause. Dikarenakan pengaruh hormon estrogen yang memengaruhi tulang. Pada orang menopause, hormon turun sebanyak 20 persen, dan itu bisa menyebabkan tulang rusak, maka terjadilah osteoporosis," tutur dokter yang juga praktik di RS Siaga Raya yang terletak di kawasan Pasar Minggu.

Subagyo mengungkapkan, keluhan yang diderita Nunung belum bisa langsung disebut osteoporosis. Maka langkah paling tepat apabila mengalami gejala tersebut adalah melakukan deteksi dari dokter. "Jangan pernah mendiamkan tanda-tanda seperti ini karena osteoporosis ini adalah penyakit tanpa gejala. Jarang pasien menyadari terkena penyakit ini," kata dokter yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini.

Subagyo menuturkan, bahan- bahan yang menyusun tulang itu terdiri atas dua bahan, yaitu matrik yang kaya mineral (70 persen) atau sama juga dengan Bone (tulang yang sudah matang) dan bahan-bahan organik (30 persen) yang terdiri atas sel (2 persen) dan osteoid (98 persen). Sel ini juga terdiri atas beberapa bagian, yaitu sel osteoblast yang membuat matrik tulang, sel osteocyte yang mempertahankan matrik tulang dan sel osteoclast yang menyerap osteoid (95 persen) (resorbsi) matrik tulang. Adapun osteoid merupakan matrik bahan yang mengandung sedikit mineral (osteoid = tulang muda).

Dia melanjutkan,sel osteoclast ini mencari "tulang tua" atau yang rusak dan mengabsorsinya sehingga meninggalkan lubang di tulang. Sementara sel osteoblast menggunakan mineral seperti kalsium (Ca), fosfor (F), dan vitamin D untuk mengisi lubang sebagai formasi tulang baru. "Proses terjadinya osteoporosis yaitu berawal dari pembentukan tulang (osteoblast) dan proses penyerapan tulang (osteoclast) berjalan dengan seimbang.

Namun, pada saat memasuki usia 30 tahun, osteoclast menjadi lebih dominan (menonjol), akibatnya lebih banyak terjadi penyerapan tulang daripada pembentukan tulang sehingga kepadatannya (densitas) tulang berkurang, semakin lama semakin rapuh dan keropos, lalu terjadi kerapuhan pada tulang (osteoporosis). Tulang yang keropos menjadi mudah patah (fraktur) walaupun dengan trauma yang ringan saja," katanya.

Ada beberapa penyebab osteoporosis. Subagyo menyebutkan yang terjadi secara alamiah karena proses menua (di atas 70 tahun), menopause pada wanita (biasanya di atas 50 tahun) disebabkan estrogen menurun tinggal 20 persen. Lalu diet kekurangan kalsium, protein, dan vitamin D3, kurangnya aktivitas fisik, kebanyakan mengonsumsi obat yang mengandung steroid (biasanya pada penderita asma dan rematik). Berlebihan mengonsumsi alkohol, rokok, dan kopi sampai penyakit kronis yang mengganggu metabolisme tulang, seperti diabetes yang menahun, penyakit lever sirosis, hypertyroid (gondok), tumor kelenjar pituitarym tumor tulang, dan sebagainya.

"Wanita dan orang-orang dengan gaya hidup tidak baik seperti perokok atau alkoholik adalah orang yang berisiko terkena penyakit ini," kata dokter yang juga mengajar di Universitas Pembangunan Nasional.

Akibat-akibat dari osteoporosis ditandai dengan nyeri pada tulang, tubuh semakin memendek (membungkuk), tulang menjadi mudah patah sehingga berisiko kecacatan atau lumpuh.Tentu biaya perawatan besar, ketergantungan pada orang lain, kualitas hidup menurun, bahkan kematian. "Untuk mengetahui terjadinya osteoporosis, bisa dilakukan dengan cara mendeteksi melalui suatu alat yang disebut dengan Bone Densitometry, pemeriksaan laboratorium, penanda biokimia, dan juga dengan pemeriksaan radiologi," kata Subagyo.

Pengobatan-pengobatan osteoporosis dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan pengobatan simtomatik yang di antaranya analgesik (relaksasi otot), istirahat, dll. Lalu dengan cara mengatasi faktor risiko. Bisa juga melalui pengobatan kausal yang meliputi kalsium dan vitamin D3, pemberian obat-obatan serm (raloxifene) evista, calcitonin, bifosfonat, dan olahraga. "Pengobatan-pengobatan ini bertujuan meningkatkan kepadatan tulang, mencegah terjadinya patah tulang pada osteoporosis, menjaga keseimbangan metabolisme tulang, dan mengembalikan kualitas tulang," tutur dokter yang juga anggota Persatuan Ahli Bedah Ortopedi ini.

Dokter spesialis bedah ortopedi yang juga dari RS Jakarta Dr Muki Partono SpBO menimpali, apabila pendeteksian sudah dilakukan, dan jika sudah terdeteksi osteoporosis, salah satu cara untuk melakukan penyembuhan adalah operasi.

"Untuk melakukan operasi osteoporosis, perlu beberapa tahap persiapan seperti perencanaan, sterilitas, melakukan scan atau kontrol x-ray pada tulang yang ingin dioperasi dan sebagainya," tuturnya di acara yang sama.

Muki menambahkan, apabila penyakit ini terasa pada pergelangan tangan, yakni pergelangan tangan menjadi bengkak, sangat sakit, kekuatan genggam berkurang, maka harus dioperasi. Biasanya nyeri dan kaku pada pergelangan dan jari menetap walaupun setelah operasi, maka hal tersebut masih harus dilakukan penanganan. "Penanganan yang tepat pada masalah tersebut adalah dengan penanganan konservatif yaitu menggunakan gips," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.