GIGI terasa ngilu saat mengonsumsi minuman yang terlalu dingin, itu merupakan pertanda awal gigi mulai sensitif. Apa pemicu gigi menjadi sensitif?
Gigi sensitif adalah suatu kondisi ketika gigi terasa ngilu tajam dan pendek saat terpapar makanan atau minuman yang terlalu dingin, panas, manis, asam atau saat terkena sentuhan suatu alat (sikat gigi misalnya).
"Banyak faktor penyebab timbulnya gigi sensitif ini, di antaranya faktor pola makan dan gaya hidup," ucap dokter gigi dari Universitas Dr Moestopo (beragama), Drg Lita Darmawan.
Lita melanjutkan, faktor pola makan cukup banyak mempengaruhi gigi sensitif. Proses itu bisa terjadi karena orang Timur lebih banyak mengonsumsi nasi (karbohidrat). 20 menit setelah makan, bakteri akan mengubah glukosa dan karbohidrat menjadi asam. Inilah yang disebut proses fermentasi dan proses tersebut akan terjadi berulang-ulang.
Bakteri, asam, sisa makanan, dan air liur akan membentuk plak. Plak pada gigi yang tidak dibersihkan akan termineralisasikan menjadi karang gigi yang terletak pada leher gusi. Di sinilah terjadi peradangan gusi (ginggivitis) karena gusi mengalami abrasi dan hal itu bisa menyebabkan gigi sensitif dan tanggalnya gigi.
"Konteksnya adalah semua itu dimulai dari bakteri," tutur Dokter Lita.
Menurut penelitian para ahli dan hasil survei yang dilakukan, sekitar 34 persen dari populasi penduduk di Indonesia memiliki gigi yang sensitif. Kondisi ini diperkuat dari hasil penelitian yang diterbitkan International Dental Journal (2002, UK) yang menyatakan, prevalensi gigi sensitif di kalangan masyarakat Indonesia masih rendah.
"Dok, aku habis makan es krim, tetapi kenapa ya kok gigi saya langsung ngilu?" begitu mayoritas keluhan pemilik gigi sensitif usai menikmati es krim.
"Keluhan-keluhan seperti itu banyak dialami pasien yang datang berobat pada saya," cerita Lita yang juga pakar estetika gigi dari klinik Kharinta Dental & Skin Care di kawasan Bintaro ini.
"Dari keadaan tersebut, maka si penderita menjadi sulit makan dan minum yang sifatnya asam, manis, panas, dan dingin karena akan merasakan ngilu pada gigi," tambahnya.
Hal senada dikatakan dokter gigi dari Universitas Indonesia Drg Anton Rahardjo MKM PhD. Dia menyebutkan, gigi sensitif disebabkan abrasi akibat cara menyikat gigi yang terlalu kuat atau konsumsi makanan atau minuman yang mengandung asam sehingga menyebabkan terbukanya bagian gigi yang disebut dentin.
"Pada umumnya, para penderita gigi sensitif akhirnya menghindari makanan dan minuman favorit mereka seperti es krim, permen, atau cokelat, dan bahkan hanya mengunyah di satu bagian gigi saja untuk menghindari rasa sakit yang ditimbulkan gigi sensitif tersebut," ucap Anton yang berbicara pada acara yang diadakan pasta gigi Sensodyne.
Anton mengatakan, selain itu gigi sensitif juga bisa disebabkan caries dalam, erosi (asam lambung, mual-mual, dan muntah-muntah misal pada wanita hamil, masalah pada saliva), dan juga bisa karena pemakaian bahan pemutih gigi. Atau bisa juga dari gaya hidup seseorang yang perokok, karena kandungan rokok bisa mempengaruhi kesensitifan pada gigi.
"Ngilu tersebut timbul jika ujung tubula dentin yang terbuka terkena rangsangan, sehingga mengubah arah pergerakan cairan di dalam tubula dentin yang diteruskan ke sensor saraf," tutur Anton yang juga praktik di Rumah Sakit Ananda, Bekasi.
Di AS, kasus gigi sensitif terjadi sebanyak 40 juta orang/tahun. Dan rata-rata 8?57 persen terjadi pada gigi orang dewasa yaitu usia 20?30 tahun dan meningkat di umur 50 tahun.
"Hal tersebut terjadi karena adanya proses yang dilakukan oleh bakteri di dalam mulut kita. Karena gigi sensitif ini tidak langsung terjadi. Misalnya, kita sering memakan permen waktu kecil, maka kita akan mengalami gigi sensitif jika sudah dewasa nanti," ungkap Lita.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Gigi sensitif adalah suatu kondisi ketika gigi terasa ngilu tajam dan pendek saat terpapar makanan atau minuman yang terlalu dingin, panas, manis, asam atau saat terkena sentuhan suatu alat (sikat gigi misalnya).
"Banyak faktor penyebab timbulnya gigi sensitif ini, di antaranya faktor pola makan dan gaya hidup," ucap dokter gigi dari Universitas Dr Moestopo (beragama), Drg Lita Darmawan.
Lita melanjutkan, faktor pola makan cukup banyak mempengaruhi gigi sensitif. Proses itu bisa terjadi karena orang Timur lebih banyak mengonsumsi nasi (karbohidrat). 20 menit setelah makan, bakteri akan mengubah glukosa dan karbohidrat menjadi asam. Inilah yang disebut proses fermentasi dan proses tersebut akan terjadi berulang-ulang.
Bakteri, asam, sisa makanan, dan air liur akan membentuk plak. Plak pada gigi yang tidak dibersihkan akan termineralisasikan menjadi karang gigi yang terletak pada leher gusi. Di sinilah terjadi peradangan gusi (ginggivitis) karena gusi mengalami abrasi dan hal itu bisa menyebabkan gigi sensitif dan tanggalnya gigi.
"Konteksnya adalah semua itu dimulai dari bakteri," tutur Dokter Lita.
Menurut penelitian para ahli dan hasil survei yang dilakukan, sekitar 34 persen dari populasi penduduk di Indonesia memiliki gigi yang sensitif. Kondisi ini diperkuat dari hasil penelitian yang diterbitkan International Dental Journal (2002, UK) yang menyatakan, prevalensi gigi sensitif di kalangan masyarakat Indonesia masih rendah.
"Dok, aku habis makan es krim, tetapi kenapa ya kok gigi saya langsung ngilu?" begitu mayoritas keluhan pemilik gigi sensitif usai menikmati es krim.
"Keluhan-keluhan seperti itu banyak dialami pasien yang datang berobat pada saya," cerita Lita yang juga pakar estetika gigi dari klinik Kharinta Dental & Skin Care di kawasan Bintaro ini.
"Dari keadaan tersebut, maka si penderita menjadi sulit makan dan minum yang sifatnya asam, manis, panas, dan dingin karena akan merasakan ngilu pada gigi," tambahnya.
Hal senada dikatakan dokter gigi dari Universitas Indonesia Drg Anton Rahardjo MKM PhD. Dia menyebutkan, gigi sensitif disebabkan abrasi akibat cara menyikat gigi yang terlalu kuat atau konsumsi makanan atau minuman yang mengandung asam sehingga menyebabkan terbukanya bagian gigi yang disebut dentin.
"Pada umumnya, para penderita gigi sensitif akhirnya menghindari makanan dan minuman favorit mereka seperti es krim, permen, atau cokelat, dan bahkan hanya mengunyah di satu bagian gigi saja untuk menghindari rasa sakit yang ditimbulkan gigi sensitif tersebut," ucap Anton yang berbicara pada acara yang diadakan pasta gigi Sensodyne.
Anton mengatakan, selain itu gigi sensitif juga bisa disebabkan caries dalam, erosi (asam lambung, mual-mual, dan muntah-muntah misal pada wanita hamil, masalah pada saliva), dan juga bisa karena pemakaian bahan pemutih gigi. Atau bisa juga dari gaya hidup seseorang yang perokok, karena kandungan rokok bisa mempengaruhi kesensitifan pada gigi.
"Ngilu tersebut timbul jika ujung tubula dentin yang terbuka terkena rangsangan, sehingga mengubah arah pergerakan cairan di dalam tubula dentin yang diteruskan ke sensor saraf," tutur Anton yang juga praktik di Rumah Sakit Ananda, Bekasi.
Di AS, kasus gigi sensitif terjadi sebanyak 40 juta orang/tahun. Dan rata-rata 8?57 persen terjadi pada gigi orang dewasa yaitu usia 20?30 tahun dan meningkat di umur 50 tahun.
"Hal tersebut terjadi karena adanya proses yang dilakukan oleh bakteri di dalam mulut kita. Karena gigi sensitif ini tidak langsung terjadi. Misalnya, kita sering memakan permen waktu kecil, maka kita akan mengalami gigi sensitif jika sudah dewasa nanti," ungkap Lita.
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments