PENYEBAB pasti alzheimer sampai saat ini masih terus diteliti. Penyakit yang berhubungan dengan otak ini dapat dicegah dan ditunda melalui tindakan preventif.
Akibat penyakit tersebut, penderita sering menampakkan perilaku mudah lupa atau pikun. Selain itu, penderita juga mengalami gejala alzheimer antara lain lupa kejadian yang baru dialami, kesulitan dalam berbahasa, kesulitan melakukan tugas sehari-hari, tidak dapat mengambil keputusan.
Penyakit ini masih misterius karena penyebab pasti masih terus diselidiki. Cara efektif yang bisa dilakukan untuk mencegah alzheimer dengan menghindar dari faktor-faktor penyebabnya. Meskipun hal tersebut tidak mudah dipraktikkan, apalagi dengan faktor usia.
Setidaknya hasil penelitian sangat bermanfaat untuk memberikan tindakan preventif alzheimer. Seperti penelitian yang dipublikasikan Journal of Neuroscience menyebutkan kandungan Omega 3 yang terdapat dalam minyak ikan mampu memegang peranan penting dalam upaya pencegahan penyakit alzheimer.
Konsumsi ikan yang kaya asam lemak Omega 3 dokosaheksaenoat (DHA), seperti ikan tuna dan salmon, dapat mengurangi penurunan kinerja kognitif pada orang-orang tua. Di otak, DHA akan meningkatkan produksi LR11 dan pada penderita alzheimer kadar LR11 menurun.
Selain itu, LR11 juga dikenal mampu merusak protein yang membentuk plak yang menyebabkan alzheimer. Cole menambahkan penderita alzheimer cenderung mempunyai protein di dalam otak yang disebut LR11 dalam tingkat rendah.
Plak yang terbentuk dari protein disebut beta amyloid akan menjadi toksin pada sel otak. Meningkatnya kadar LR11 mampu mencegah pembentukan toksin protein tersebut. Adapun penurunan toksin tersebut mampu mencegah seseorang menderita penyakit degeneratif ini.
Peneliti menguji efek DHA dengan penambahan pada pertumbuhan saraf manusia dan binatang di laboratorium. "Kami menemukan, walaupun sedikit DHA akan menaikkan kadar LR11 pada saraf tikus. Sementara, asupan DHA akan menaikkan LR11 pada otak tikus atau tikus tua yang berisiko dan berkembang menjadi penyakit alzheimer," kata ketua peneliti sekaligus Associate Director of UCLA's Alzheimer Disease Research Center Greg Cole.
Asam lemak seperti DHA mampu menyumbang asam lemak yang penting bagi tubuh. Namun,tubuh tidak dapat memproduksi sendiri dan untuk mendapatkan harus menganut pola makan tertentu seperti perbanyak konsumsi minyak ikan.
Penelitian yang menghabiskan waktu bertahun-tahun menunjukkan DHA merupakan asam lemak penting yang dibutuhkan otak. Cole menambahkan, hasil penelitian ini juga penting untuk perkembangan otak bayi dan janin.
Dalam penelitian ini disebutkan pula hubungan antara kadar DHA yang rendah di dalam otak akan menyebabkan kerusakan kognitif. Di samping itu, kadar DHA yang rendah akan meningkatkan stres oksidasi pada otak penderita alzheimer.
(Sindo Pagi//tty)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif akibat kematian sel-sel otak dan umumnya menyebabkan kemunduan fungsi intelektual atau kognitif. Alzheimer ditandai dengan matinya sel sehingga mengakibatkan penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir serta perubahan perilaku penderitanya. Penderita akan mengalami kemunduran daya mengingat dan proses berpikir.
Akibat penyakit tersebut, penderita sering menampakkan perilaku mudah lupa atau pikun. Selain itu, penderita juga mengalami gejala alzheimer antara lain lupa kejadian yang baru dialami, kesulitan dalam berbahasa, kesulitan melakukan tugas sehari-hari, tidak dapat mengambil keputusan.
Penyakit ini masih misterius karena penyebab pasti masih terus diselidiki. Cara efektif yang bisa dilakukan untuk mencegah alzheimer dengan menghindar dari faktor-faktor penyebabnya. Meskipun hal tersebut tidak mudah dipraktikkan, apalagi dengan faktor usia.
Setidaknya hasil penelitian sangat bermanfaat untuk memberikan tindakan preventif alzheimer. Seperti penelitian yang dipublikasikan Journal of Neuroscience menyebutkan kandungan Omega 3 yang terdapat dalam minyak ikan mampu memegang peranan penting dalam upaya pencegahan penyakit alzheimer.
Konsumsi ikan yang kaya asam lemak Omega 3 dokosaheksaenoat (DHA), seperti ikan tuna dan salmon, dapat mengurangi penurunan kinerja kognitif pada orang-orang tua. Di otak, DHA akan meningkatkan produksi LR11 dan pada penderita alzheimer kadar LR11 menurun.
Selain itu, LR11 juga dikenal mampu merusak protein yang membentuk plak yang menyebabkan alzheimer. Cole menambahkan penderita alzheimer cenderung mempunyai protein di dalam otak yang disebut LR11 dalam tingkat rendah.
Plak yang terbentuk dari protein disebut beta amyloid akan menjadi toksin pada sel otak. Meningkatnya kadar LR11 mampu mencegah pembentukan toksin protein tersebut. Adapun penurunan toksin tersebut mampu mencegah seseorang menderita penyakit degeneratif ini.
Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang menyebabkan hilangnya memori, dementia, perubahan kepribadian sampai akhirnya meninggal. The Alzheimer's Association mengestimasikan 5,1 juta penduduk Amerika,jumlah ini tentu menyedihkan. Pada tahun 2050 diprediksikan akan semakin meningkat antara 11 juta sampai 16 juta penduduk.
Peneliti menguji efek DHA dengan penambahan pada pertumbuhan saraf manusia dan binatang di laboratorium. "Kami menemukan, walaupun sedikit DHA akan menaikkan kadar LR11 pada saraf tikus. Sementara, asupan DHA akan menaikkan LR11 pada otak tikus atau tikus tua yang berisiko dan berkembang menjadi penyakit alzheimer," kata ketua peneliti sekaligus Associate Director of UCLA's Alzheimer Disease Research Center Greg Cole.
Asam lemak seperti DHA mampu menyumbang asam lemak yang penting bagi tubuh. Namun,tubuh tidak dapat memproduksi sendiri dan untuk mendapatkan harus menganut pola makan tertentu seperti perbanyak konsumsi minyak ikan.
Penelitian yang menghabiskan waktu bertahun-tahun menunjukkan DHA merupakan asam lemak penting yang dibutuhkan otak. Cole menambahkan, hasil penelitian ini juga penting untuk perkembangan otak bayi dan janin.
Dalam penelitian ini disebutkan pula hubungan antara kadar DHA yang rendah di dalam otak akan menyebabkan kerusakan kognitif. Di samping itu, kadar DHA yang rendah akan meningkatkan stres oksidasi pada otak penderita alzheimer.
(Sindo Pagi//tty)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments