Skip to main content

Seks Oral Picu Kanker Kepala & Leher

KANKER kepala dan leher meningkat di antara usia 30-an dan orang-orang yang lebih muda. Sebagian ahli mengaitkan kenaikan ini dengan aktivitas seks oral.

Kanker kepala dan leher dipicu human papillomavirus (HPV), virus yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual.

"Seringnya aktivitas seksual dilakukan, terutama seks oral, terkait dengan peningkatan infeksi HPV," kata Dr Greg Hartig, profesor THT dan bedah kepala dan leher Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Wisconsin, Madison, seperti dikutip dari Health24, Kamis (27/1/2011).



Menurut Dr William Lydiatt, onkolog dari Pusat Kesehatan Universitas Nebraska di Omaha, secara keseluruhan kasus kanker leher dan kepala akan turun, apalagi karena lebih sedikit orang yang merokok (tembakau dan alkohol adalah faktor risiko utama kanker ini). Namun kenyatannya, kasus kanker amandel dan pangkal lidah terus naik selama dekade terakhir, terutama pada orang-orang yang positif HPV.


Seks oral dan HPV

Sebuah studi yang dipublikasikan New England Journal of Medicine pada 2007 di menemukan bahwa orang-orang muda dengan kanker kepala dan leher yang positif terinfeksi HPV lebih cenderung memiliki banyak pasangan seks dan melakukan seks oral sepanjang hidup mereka.

Dalam studi tersebut ditegaskan, enam kali atau lebih berhubungan seks oral selama seumur hidup dikaitkan dengan 3,4 kali risiko lebih tinggi terhadap kanker orofaringeal; kanker pangkal lidah, belakang tenggorokan, atau amandel.

Para peneliti juga melaporkan bahwa kanker amandel dan pangkal lidah meningkat setiap tahun sejak 1973, dan menulis bahwa "praktik-praktik seks oral meluas di kalangan remaja dapat menjadi faktor yang berkontribusi dalam peningkatannya."

“Seks oral sangat terkait dengan kanker orofaringeal, tapi juga jangan dikesampingkan penularan langsung melalui mulut ke mulut, seperti French kiss,” menurut kesimpulan penelitian.


Seks oral dan kanker

Dalam 90 persen kasus infeksi HPV, sistem kekebalan tubuh secara alami membersihkan HPV dalam waktu dua tahun. Namun dalam sebagian kasus, beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker serviks atau keganasan lainnya, seperti kanker orofaringeal.

Sebuah studi di Swedia pada 2010, menegaskan bahwa kenaikan kanker sel orofaringeal di sejumlah negara disebabkan oleh epidemi lambat dari infeksi HPV (kanker).

“HPV cenderung mensasar lokasi spesifik. Dengan kata lain, virus cenderung menetap di mana pun saat pertama memasuki tubuh, baik itu Miss V (yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kanker leher rahim), atau mulut dan tenggorokan,” jelas Dr Amesh A Adalja, salah satu peneliti dari Divisi Penyakit Menular Pusat Kesahatan Universitas Pittsburgh.


(ftr)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.