PENERAPAN pola makan tidak sehat pada masyarakat urban ternyata tak hanya mendatangkan masalah kolesterol tinggi, tapi juga menambah kadar lemak perut. Ujung-ujungnya, penyakit diabetes dan jantung siap mengancam kesehatan.
Gaya hidup tidak sehat membuat lingkar perut seseorang menjadi besar. Adapun faktor pemicunya adalah konsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan setiap harinya. Kelebihan kalori inilah yang tersimpan dalam tubuh dan menjadi lemak. Tahukah Anda, timbunan lemak di sekitar perut bisa mendatangkan penyakit diabetes melitus?
“Bila lingkaran perut lebih gede dari lingkaran bokong, membentuk pra-diabetes. Jangan sampai lingkar perut lebih besar dari lingkar bokong,” kata Dr Antono Sutandar SpJP FACC FSCAI FAMS FIHA kepada okezone dalam acara forum media yang diadakan Siloam Hospitals di Le Seminyak, Pacific Place, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Perut buncit juga bisa berpengaruh pada pernapasan. Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dada, bisa menekan paru-paru. Hal ini menimbulkan gangguan pernapasan dan sesak napas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas ringan. Karena lemak membuat otot jadi lemah, di sinilah pentingnya olahraga yang tepat. Apalagi, perut buncit juga lekat dengan risiko penyakit jantung.
“Untuk jantung, yang paling baik adalah olahraga cardio, sepeda, dan jalan cepat minimal 30 menit selama 3 kali seminggu. Angkat beban juga penting untuk muscle toning. Sementara untuk masalah pernapasan, jangan lakukan olahraga berat. Tingkat olahraga tertentu perlu untuk weight control dan memerbaiki profil lemak kita. Yang penting, diet dan olahraga harus disiplin,” jelas Dr Antono.
(ftr)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Gaya hidup tidak sehat membuat lingkar perut seseorang menjadi besar. Adapun faktor pemicunya adalah konsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan setiap harinya. Kelebihan kalori inilah yang tersimpan dalam tubuh dan menjadi lemak. Tahukah Anda, timbunan lemak di sekitar perut bisa mendatangkan penyakit diabetes melitus?
“Bila lingkaran perut lebih gede dari lingkaran bokong, membentuk pra-diabetes. Jangan sampai lingkar perut lebih besar dari lingkar bokong,” kata Dr Antono Sutandar SpJP FACC FSCAI FAMS FIHA kepada okezone dalam acara forum media yang diadakan Siloam Hospitals di Le Seminyak, Pacific Place, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Perut buncit juga bisa berpengaruh pada pernapasan. Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dada, bisa menekan paru-paru. Hal ini menimbulkan gangguan pernapasan dan sesak napas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas ringan. Karena lemak membuat otot jadi lemah, di sinilah pentingnya olahraga yang tepat. Apalagi, perut buncit juga lekat dengan risiko penyakit jantung.
“Untuk jantung, yang paling baik adalah olahraga cardio, sepeda, dan jalan cepat minimal 30 menit selama 3 kali seminggu. Angkat beban juga penting untuk muscle toning. Sementara untuk masalah pernapasan, jangan lakukan olahraga berat. Tingkat olahraga tertentu perlu untuk weight control dan memerbaiki profil lemak kita. Yang penting, diet dan olahraga harus disiplin,” jelas Dr Antono.
(ftr)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments