SAAT melahirkan bayi prematur memang diperlukan perawatan khusus saat di rumah. Sebaiknya bekali informasi perawatan bayi prematur secara cukup dari dokter agar bisa dilakukan secara maksimal, sehingga tidak mengganggu pertumbuhannya.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap dua detiknya bayi lahir di dunia dengan berat badan rendah (low birth weight). Bahkan, setiap 31 detiknya, seorang bayi prematur meninggal di dunia.
Sementara di Indonesia, kelahiran bayi dengan berat badan rendah mencapai 400,000 jiwa, dan 30–40% dari bayi meninggal karena prematur.
Pada 1991, data WHO dan DHS (USAID) menunjukkan bahwa di Indonesia angka kelahiran bayi dengan berat badan rendah adalah 2,6%, dan pada 2007 mencapai 5,5%. Namun, tidak semua bayi yang lahir dengan berat badan rendah adalah bayi prematur.
Senior Medical Manager PT Wyeth Indonesia Dr Djaja Nataatmadja menuturkan, pada kelahiran normal, lama kehamilan terjadi selama 40 minggu, dihitung dari periode haid terakhir yang normal; sedangkan pada seorang wanita yang alami, kelahiran prematur adalah saat bayi dilahirkan sebelum tercapai usia kehamilan 37 minggu.
Banyaknya kematian pada bayi prematur bisa disebabkan karena penanganan yang kurang tepat. Karena itu, diperlukan adanya edukasi, terutama kepada para ibu, akan penanganan tepat pada bayi prematur serta menghindari kelahiran prematur.
Dijelaskan Djaja, bahwa untuk ibu yang melahirkan bayi prematur dan dirawat di rumah, maka ibu harus melakukan PDF Action, yakni pastikan, disiplin, dan fokus untuk merawat bayi.
Pastikan, artinya orang tua harus memastikan suhu tubuh bayi berada di antara 36,5–37,5 derajat Celsius untuk menghindari hipotermia dan hipertemia.
Sementara itu, disiplin berarti bahwa orang tua harus memberikan asupan gizi dengan frekuensi 8–10 kali sehari dengan nutrisi alamiah yang kaya akan protein, vitamin, mineral, AA dan DHA.
Adapun fokus, berarti orang tua harus fokus pada pemantauan frekuensi buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) adalah 4–6 kali dalam sehari sesuai dengan asupan per harinya.
Adanya pencegahan dan penanganan sedini mungkin terhadap bayi prematur akan memengaruhi kualitas kehidupan bayi dalam masa pertumbuhannya kelak. Selain itu, mendorong peningkatan kualitas generasi mendatang di Indonesia. ”
Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dengan kondisi khusus yang berbeda dengan bayi kelahiran normal pada umumnya. Oleh karena itu, bayi prematur memiliki kebutuhan khusus serta perawatan yang tepat dan saksama,” ujar Pereira dalam acara yang sama.
Pereira mengatakan, bahwa asupan gizi bayi prematur perlu menjadi perhatian. Misalnya, perlu adanya strategi nutrisi khusus untuk memenuhi kebutuhan kesehatan bayi prematur, seperti dengan memastikan asupan gizi ekstra untuk ibu menyusui dan bayinya. Bayi prematur membutuhkan asupan protein, mineral, dan vitamin yang lebih tinggi.
Selain melakukan PDF Action, bayi prematur yang ingin dirawat di rumah harus memenuhi kriteria, di antaranya sudah bisa mengedot ASI langsung dari mulutnya, sudah tidak membutuhkan peralatan dari oksigen, dan berat badannya meningkat setiap minggu.
”Yang jelas, membawa bayi prematur ke rumah harus seizin dokter yang merawatnya,” tutur dokter yang juga berpengalaman sebagai editor untuk berbagai jurnal akademik bidang kesehatan di dunia.
Semakin kecil ukuran bayi yang dilahirkan, memiliki risiko kematian lebih tinggi.Sama halnya seperti pada bayi yang beratnya di bawah 1 kg, maka kemampuan untuk bertahannya mencapai 50% atau mengalami gangguan. Untuk itu,h arus ada pemantauan terpadu untuk mengukur atau memonitor pertumbuhan bayi.
"Untuk mencegah melahirkan bayi prematur, sebaiknya periksakan kandungan setiap satu bulan sekali,” sarannya.
Bayi prematur, papar Pereira, memang memiliki perkembangan pertumbuhan yang berbeda dengan bayi yang lahir normal.
"Jangan memberi beban terlalu besar pada diri sendiri,bahwa bayi Anda yang lahir secara prematur tumbuh seperti bayi normal. Sebaiknya, fokuskan untuk memantau perkembangannya secara rutin," imbuhnya.
(Koran SI/Koran SI/nsa)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap dua detiknya bayi lahir di dunia dengan berat badan rendah (low birth weight). Bahkan, setiap 31 detiknya, seorang bayi prematur meninggal di dunia.
Sementara di Indonesia, kelahiran bayi dengan berat badan rendah mencapai 400,000 jiwa, dan 30–40% dari bayi meninggal karena prematur.
Pada 1991, data WHO dan DHS (USAID) menunjukkan bahwa di Indonesia angka kelahiran bayi dengan berat badan rendah adalah 2,6%, dan pada 2007 mencapai 5,5%. Namun, tidak semua bayi yang lahir dengan berat badan rendah adalah bayi prematur.
”Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan angka kelahiran bayi, dengan berat badan rendah sebanyak lebih dari dua kali lipat,” tutur seorang ahli perinatologi terkemuka dan profesor emeritus di University of Pennsylvania, School of Medicine, Dr Gilberto R Pereira.
Senior Medical Manager PT Wyeth Indonesia Dr Djaja Nataatmadja menuturkan, pada kelahiran normal, lama kehamilan terjadi selama 40 minggu, dihitung dari periode haid terakhir yang normal; sedangkan pada seorang wanita yang alami, kelahiran prematur adalah saat bayi dilahirkan sebelum tercapai usia kehamilan 37 minggu.
”Bayi prematur atau yang juga disebut dengan kelahiran bayi yang kurang cukup bulan, adalah persalinan atau kelahiran bayi sebelum usia kehamilan standar lengkap,” jelasnya dalam acara peluncuran ”Kampanye Peduli Bayi Prematur” yang diadakan PT Wyeth beberapa waktu lalu.
Banyaknya kematian pada bayi prematur bisa disebabkan karena penanganan yang kurang tepat. Karena itu, diperlukan adanya edukasi, terutama kepada para ibu, akan penanganan tepat pada bayi prematur serta menghindari kelahiran prematur.
Dijelaskan Djaja, bahwa untuk ibu yang melahirkan bayi prematur dan dirawat di rumah, maka ibu harus melakukan PDF Action, yakni pastikan, disiplin, dan fokus untuk merawat bayi.
Pastikan, artinya orang tua harus memastikan suhu tubuh bayi berada di antara 36,5–37,5 derajat Celsius untuk menghindari hipotermia dan hipertemia.
"Bayi prematur butuh suhu tubuh yang panas karena tidak mempunyai lemak di dalam tubuhnya. Selain itu, juga ditakutkan terjadi hipotermia yang bisa saja menyebabkan kematian,” ungkap Pereira yang berpraktik di Rumah Sakit Anak Philadelphia.
Sementara itu, disiplin berarti bahwa orang tua harus memberikan asupan gizi dengan frekuensi 8–10 kali sehari dengan nutrisi alamiah yang kaya akan protein, vitamin, mineral, AA dan DHA.
Adapun fokus, berarti orang tua harus fokus pada pemantauan frekuensi buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) adalah 4–6 kali dalam sehari sesuai dengan asupan per harinya.
”Jika ada kelainan dari frekuensi BAB dan BAK tersebut, segera konsultasikan pada dokter,” sarannya.
Adanya pencegahan dan penanganan sedini mungkin terhadap bayi prematur akan memengaruhi kualitas kehidupan bayi dalam masa pertumbuhannya kelak. Selain itu, mendorong peningkatan kualitas generasi mendatang di Indonesia. ”
Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dengan kondisi khusus yang berbeda dengan bayi kelahiran normal pada umumnya. Oleh karena itu, bayi prematur memiliki kebutuhan khusus serta perawatan yang tepat dan saksama,” ujar Pereira dalam acara yang sama.
Pereira mengatakan, bahwa asupan gizi bayi prematur perlu menjadi perhatian. Misalnya, perlu adanya strategi nutrisi khusus untuk memenuhi kebutuhan kesehatan bayi prematur, seperti dengan memastikan asupan gizi ekstra untuk ibu menyusui dan bayinya. Bayi prematur membutuhkan asupan protein, mineral, dan vitamin yang lebih tinggi.
”Yang terpenting adalah asupan AA dan DHA yang esensial,” ucap dokter yang juga berprofesi sebagai pengajar di universitas Chicago dan Pennsylvania.
Selain melakukan PDF Action, bayi prematur yang ingin dirawat di rumah harus memenuhi kriteria, di antaranya sudah bisa mengedot ASI langsung dari mulutnya, sudah tidak membutuhkan peralatan dari oksigen, dan berat badannya meningkat setiap minggu.
”Yang jelas, membawa bayi prematur ke rumah harus seizin dokter yang merawatnya,” tutur dokter yang juga berpengalaman sebagai editor untuk berbagai jurnal akademik bidang kesehatan di dunia.
Semakin kecil ukuran bayi yang dilahirkan, memiliki risiko kematian lebih tinggi.Sama halnya seperti pada bayi yang beratnya di bawah 1 kg, maka kemampuan untuk bertahannya mencapai 50% atau mengalami gangguan. Untuk itu,h arus ada pemantauan terpadu untuk mengukur atau memonitor pertumbuhan bayi.
"Untuk mencegah melahirkan bayi prematur, sebaiknya periksakan kandungan setiap satu bulan sekali,” sarannya.
Bayi prematur, papar Pereira, memang memiliki perkembangan pertumbuhan yang berbeda dengan bayi yang lahir normal.
"Jangan memberi beban terlalu besar pada diri sendiri,bahwa bayi Anda yang lahir secara prematur tumbuh seperti bayi normal. Sebaiknya, fokuskan untuk memantau perkembangannya secara rutin," imbuhnya.
(Koran SI/Koran SI/nsa)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments