Skip to main content

Kurangi Daging Merah, Hindari Risiko Serangan Jantung

PENGURANGAN konsumsi daging merah atau daging olahan dapat menghindari risiko penyakit jantung pada wanita. Sebagai alternatif, Anda butuh sumber protein lain yang lebih jauh dari risiko penyakit.

Para ilmuwan memeriksa data pada 84.136 wanita antara usia 30-55 tahun selama 26 tahun yang berakhir pada 2006. Para wanita ini dijadikan peserta penelitian bertajuk Nurses' Health Study. Para peneliti memeriksa riwayat medis dan pilihan gaya hidup mereka, termasuk kebiasaan diet yang diperoleh melalui kuesioner secara terperinci. Para peneliti, terutama, mengevaluasi dampak dari penggantian konsumsi sumber protein berupa daging merah.

Hasilnya, terjadi 2.210 kasus serangan jantung non-fatal dan 952 kasus kematian akibat penyakit koroner selama penelitian. Studi menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi dua porsi daging merah per hari, memiliki risiko 30 persen lebih besar terhadap penyakit jantung dibandingkan wanita yang mengonsumsi daging merah setengah porsi.



"Studi kami menunjukkan bahwa mencari alternatif pengganti daging merah atau menguranginya dalam diet memiliki manfaat penting bagi kesehatan," jelas Adam M Bernstein MD ScD, postdoctoral fellow di Harvard School of Public Health, seperti dilansir dari WebMD.

Beberapa sumber protein alternatif pengganti daging merah, misalnya unggas, ikan, dan kacang-kacangan. Makanan tersebut tergolong pengganti yang sehat karena terkait dengan penurunan risiko perkembangan penyakit jantung koroner.

Temuan studi lain, di antaranya:

  • Wanita yang melaporkan makan satu porsi kacang per hari, 30 persen lebih rendah terserang penyakit arteri koroner.
  • Wanita yang mengatakan bahwa mereka makan ikan setiap hari memiliki risiko 24 persen lebih rendah terhadap penyakit jantung koroner.
  • Wanita dalam penelitian yang mengatakan mereka makan satu porsi unggas per hari berisiko 19 persen lebih rendah terhadap penyakit jantung.
  • Wanita yang dilaporkan mengonsumsi produk susu rendah lemak setiap hari berisiko 13 persen lebih rendah terhadap penyakit jantung koroner.


"Terdapat sumber kaya protein yang baik yang tidak melibatkan daging merah. Anda tidak perlu menyantap hot dog, hamburger, bologna, atau pastrami (daging sapi asap), yang semuanya mengandung daging segar atau daging yang telah diproses," kata Bernstein.

Bernstein mencatat, meskipun hanya melibatkan wanita, temuan yang telah diterbitkan di Journal of American Heart Association ini juga sangat mungkin berlaku bagi pria.

"Mereka yang peduli dan ingin mengurangi risiko penyakit jantung harus mempertimbangkan untuk mengganti daging merah dengan makanan lain yang kaya protein, termasuk ikan, unggas, produk susu rendah lemak, dan kacang-kacangan," tegas Bernstein.



(ftr)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.