Skip to main content

Kram Otot? Bisa Jadi Anda Kurang Makan Buah

SETIAP orang pasti pernah mengalami kram otot. Terlebih saat melakukan aktivitas berat seperti olahraga atau bekerja. Kram juga bisa terjadi pada saat kita duduk, berjalan, atau bahkan sedang tidur.

Kram otot merupakan kontraksi menyakitkan. Orang merasa ototnya keras atau bengkak. Ini mungkin terjadi karena penggunaan otot yang berlebihan. Bisa juga karena tidak tercukupinya aliran darah menuju otot.

Kram otot tidak hanya menyerang usia lanjut. Hal yang sering terlupakan sehubungan dengan kram yang berulang kali terjadi adalah hilangnya elektrolit dalam cairan tubuh, terutama natrium, kalium, dan magnesium, sehingga otot mengalami kelelahan kronis. Kelelahan otot inilah yang menyebabkan otot menjadi kram bahkan terkadang menimbulkan kejang.



Faktor Penyebab

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kejang otot. Yang paling umum adalah aktivitas atau kegiatan fisik yang terlalu berat. Posisi tidur yang kurang baik juga akan memicu terjadinya kram otot.

Menurut dr Arman Yurisaldi Saleh MS SpS dari Rumah Sakit Satyanegara, Sunter, Jakarta Utara, kontraksi otot yang menyebabkan kram otot bisa terjadi di jari-jari kaki dan tangan. Munculnya kram otot bisa terjadi sewaktu-waktu.

“Kram otot ini merupakan kontraksi otot yang menimbulkan rasa nyeri yang sangat luar biasa dan impolunter. Artinya, bukan yang dikehendaki pasien. Kram ini juga bisa karena rangsangan yang disengaja atau secara otomatis muncul dengan sendiri,” terang dokter yang juga seorang penulis buku ini.

Tubuh yang mengalami dehidrasi dan kekurangan elektrolit juga bisa mengganggu otot untuk dapat berkontraksi dan melemas secara nyaman.

“Pada olahragawan biasanya terjadi karena dehidrasi atau gangguan keseimbangan elektrolit,” ujar dokter ahli saraf ini.

Selain kekurangan cairan yang bisa menjadi pemicu tubuh mengalami kram otot, kekurangan kalsium dan kalium juga bisa menjadi salah satu pencetusnya. Karena jika tubuh kita keurangan kalium dan kalsium, kadar mineral dalam tubuh akan turun.

Kasus kram otot yang paling sering terjadi, yaitu pada saat duduk dan terlalu lama duduk. “Karena kram itu kan disebabkan oleh tidak tercukupinya aliran darah menuju otot. Karena itu, posisi tubuh dalam melakukan pekerjaan pun harus diperhatikan,” jelas dokter kelahiran Malang, 16 September 1983 ni.

Proses terjadinya kram berada di dalam otot serta dipengaruhi otot itu sendiri. Bisa juga karena hubungan antara saraf dan otot. Menurutnya, ada beberapa kasus kram otot yang disebabkan oleh obat yang dikonsumsi oleh pasien. Jika ditemukan gejala kram otot, dokter akan memberikan obat jenis lain untuk dikonsumsi.


Pengobatan dan Pencegahan

Meski bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya, pengobatan tetap penting untuk meringankan gejala yang ada. Umumnya keluhan kram otot dapat diatasi dengan melakukan pemijatan atau kompres hangat pada daerah yang tegang, kemudian dilanjutkan dengan meregangkan otot-otot tersebut.

“Obat gosok bisa digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri karena sifat panas yang terdapat pada obat gosok mampu meredakan ketegangan otot,” ucapnya.

Bisa juga dengan kintras hidroterapi, yaitu perendaman kaki secara bergantian dalam air hangat selama 10-15 menit dan air dingin selama 3 menit. Ini adalah cara yang efektif untuk melancarkan sirkulasi darah. Baik sekali jika dilakukan setiap hari.

Hal lain yang perlu diperhatikan untuk mencegah kram adalah melakukan upaya pemanasan setiap kali akan melakukan aktivitas. Atau jika bekerja di kantor, penting sekali melakukan gerakan otot tubuh. Untuk variasi, berjalanlah selama 5-10 menit. Lebih baik naik turun tangga (jika ada) selama 3-5 menit.

“Bisa juga dengan berdiri di depan dinding dan tangan menempel ke tembok. Seperti push up, tapi bertumpu pada tembok untuk melatih otot yang sering kram. Tubuh dikencangkan dan ditahan 10 detik kemudian dilepaskan. Baiknya dilakukan 3-4 kali sehari untuk mencegah kram,” katanya.

Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan juga adalah gaya hidup dan pola makan yang teratur. Kekurangan kalsium dan kalium bisa menjadi penyebab terjadinya kram otot.

“Kalsium itu terdapat pada susu. Dan kalium itu ada pada buah dan sayuran,” katanya.

Akan tetapi jika kram otot terus terjadi dan berulang, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

“Sebenarnya sederhana, tapi kompleks. Kalau terlalu sering kramnya, itu bisa ke arah diagnosa penyakit yang masih sulit obatnya,” imbuhnya.


(Genie/Genie/tty)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.