Skip to main content

Ketika Mata "Berbicara"

KONDISI mata yang tidak normal terjadi pada seseorang ternyata bisa jadi merupakan pertanda penyakit berat. Karena itu, terus mengontrol keadaan mata Anda secara rutin merupakan upaya pencegahan yang tepat.

Pepatah mata sebagai ”jendela jiwa” sepertinya memang telah usang. Namun, hal itu sampai saat ini telah terbukti kebenarannya. Keadaan mata ternyata dapat dijadikan rujukan apabila seseorang menderita masalah kesehatan. Tidak hanya terkait gangguan mata seperti katarak atau glaukoma, namun juga penyakit sistemik lainnya seperti diabetes melitus dan jantung.

Kadang-kadang, tanda-tanda penyakit ini terlihat di dalam, luar, atau di sekitar mata, jauh sebelum gejala penyakit tersebut muncul. ”Mata benar-benar seperti sebuah barang tak bergerak yang unik,” kata Andrew Iwach MD, profesor klinis bagian oftalmologi di University of California di San Francisco, Amerika Serikat.



”Mata satu-satunya tempat di dalam tubuh manusia di mana Anda dapat melihat saraf, arteri, dan vena, secara langsung tanpa melakukan proses operasi pengirisan apa pun. Dan gejala penyakit yang kita lihat lewat mata mungkin bisa terjadi di seluruh tubuh,” ujar Iwach yang juga menjabat Direktur Eksekutif Glaucoma Center di San Francisco, Amerika Serikat, seperti dikutip laman webmd.com.

Daftar penyakit sistemik yang dapat dilihat dari kondisi mata ternyata cukup panjang. Di samping diabetes dan penyakit kardiovaskuler, termasuk juga aneurisma, HIV/AIDS, kanker, dan penyakit keturunan yang jarang terjadi. Karena itu, para dokter mata menyarankan untuk seseorang agar memeriksa matanya secara berkala.

”Setiap orang harus menjalankan tes pada mata secara komprehensif sebelum berusia 40 tahun,” kata Ruth D Williams MD, seorang ahli mata dan spesialis glaukoma di Wheaton, Illinois, Amerika Serikat. Dia juga seperti Iwach, menjabat sebagai juru bicara American Academy of Ophthalmology.

”Orang-orang yang memiliki riwayat keluarga pernah menderita penyakit pada mata biasanya dapat mudah terdeteksi secepatnya. Dan siapa saja yang mengalami masalah mata harus segera ke dokter. Tidak perlu menunggu sampai kita mengalami gejala untuk ke dokter karena penyakit mata banyak yang tidak diketahui, yang berarti tanpa gejala,” lanjutnya.

Beberapa keadaan mata yang terkait penyakit sistemik, hanya dapat dilihat oleh spesialis terlatih selama pelaksanaan tes pada mata. Penyakit lainnya biasa ditemukan pada semua orang. Berikut ini disebutkan sejumlah tanda-tanda mata yang paling umum dan apa yang ingin mereka ”katakan” tentang kesehatan Anda.

Pertama, mata yang memerah. Bagian lapisan luar transparan mata, yang biasa disebut konjungtiva, diberi makan oleh banyak pembuluh darah kecil. Jika pembuluh darah pecah, darah dapat membasahi kolam di putih mata (sclera). Sebuah pendarahan subconjunctival ini–seperti yang dikenal di kalangan dokter–dapat disebabkan oleh pukulan keras ke mata. Tetapi dalam banyak kasus, tidak memiliki penyebab yang jelas.

”Namun, pada kasus yang jarang, pendarahan subconjunctival bisa menjadi tanda penyakit tekanan darah tinggi berat atau gangguan platelet, yang dapat mengganggu pembekuan darah,” terang Williams.

Lalu, mata yang terlihat melotot. Meskipun mata menonjol ini mungkin merupakan pengaruh keturunan dari keluarga, kondisi mata seperti ini mungkin menjadi bukti penyakit tiroid. Tingkat abnormal dari jaringan menyebabkan hormon tiroid di sekitar mata membengkak, membuat kesan bahwa mata seperti melotot. Kelopak mata yang turun (droopy eyelid) juga salah satu tanda penyakit.Keadaan ini dikenal di kalangan dokter sebagai ptosis, yang bisa disebabkan proses penuaan. Namun dalam kasus yang jarang, ini adalah bukti terserangnya tumor otak atau penyakit neuromuskuler yang dikenal sebagai myasthenia gravis (MG).

Kata Iwach, MG adalah suatu gangguan autoimun yang melemahkan otot seluruh tubuh. Kondisi mata lain yang menjadi gejala penyakit adalah letak pupil yang tidak biasa. Orang yang sehat biasanya memiliki letak pupil simetris, tetapi memang tidak selalu. Mereka biasanya berukuran sama dan menunjukkan reaksi yang sama saat terkena cahaya.

Jika salah satu pupil terlihat lebih besar dari yang lain atau jika yang satu lebih lambat bereaksi saat terpijar cahaya, mungkin ada masalah medis yang mendasari. Menurut Peter Kastl MD PhD, seorang profesor mata di Tulane University School of Medicine, New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat, kemungkinan hal itu tanda penyakit stroke, otak, atau tumor saraf optik, aneurisma otak, sifilis, dan multiple sclerosis (MS).

Akhirnya, terang dia, banyak obat, termasuk obat terlarang, yang bisa menjadikan pupil menjadi lebih kecil atau lebih besar. Bulatan hitam seperti cincin pada kornea juga bisa jadi tanda penyakit. Sebuah gangguan yang sering terjadi akibat genetika ini dikenal sebagai penyakit Wilson yang dapat menyebabkan zat tembaga terakumulasi di dalam berbagai jaringan, termasuk di otak dan hati.

Kadang-kadang tumpukan zat tembaga pada mata tersebut terletak pada permukaan bagian dalam kornea (meskipun beberapa ahli menyatakan bisa terjadi di iris, selaput pelangi yang mengelilingi pupil). Sindrom yang dikenal juga dengan ”Kayser-Fleischer rings” itu sendiri tidak berbahaya. Tetapi tanpa perawatan yang tepat, penyakit Wilson dapat berakibat fatal.

Salah satu kondisi lain yaitu kelopak mata yang kental. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, sebuah penebalan atau deformasi dari kelopak mata adalah tanda neurofibromatosis, yaitu kelainan herediter langka yang ditandai dengan pertumbuhan tumor sepanjang serabut saraf (tumornya sendiri disebut neurofibromas plexiform).

Joseph Merrick, tokoh Inggris dari abad ke-19 yang dikenal sebagai Elephant Man, sudah lama diduga memiliki neurofibromatosis. Namun, para ahli sekarang percaya bahwa dia menderita penyakit lain yang jarang diderita yang dikenal sebagai sindrom proteus.

Mata kuning juga diketahui merupakan pertanda penyakit. Penyakit hati, termasuk hepatitis dan sirosis, dapat diketahui dari scleras, yaitu selaput putih mata yang berubah menjadi kuning. Warna ini disebabkan oleh penumpukan bilirubin, suatu senyawa yang diciptakan oleh pemecahan hemoglobin, molekul pengangkut oksigen di dalam sel darah merah. Istilah medis untuk mata kuning adalah icterus scleral, meskipun sebenarnya bukan scleras yang kuning, tapi konjungtiva.


(Koran SI/Koran SI/ftr)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.