BANYAK pilihan alat kontrasepsi, namun tak sedikit pula ibu hamil yang menjadi akseptor KB suntik. Lantas, adakah efek samping jika wanita terlalu lama pakai KB suntik satu bulanan?
“Mom tak perlu khawatir, sekalipun sudah dua tahun menjadi akseptor KB suntik. Selama pemakaian suntik KB bulanan tidak menyebabkan suatu penyakit tertentu, tak masalah,” terang dr Satrio Dwi Prasojo SpOG dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Budhi Jaya menjawab pertanyaan pembaca Mom & Kiddie, Kamis (22/7/2010).
Menurutnya, ada anggapan bahwa suntik KB bulanan dapat menyebabkan rahim kering, hal tersebut tidaklah benar. Jika pun ada, dampaknya sangat individual sekali.
“Ada Moms yang setelah berhenti menggunakan suntik KB bulanan mengalami perdarahan terus-menerus, tidak haid, atau flek yang panjang, namun tidak semua Moms mengalami hal yang sama. Siklus haid atau menstruasi idealnya adalah 28 hari. Namun, jika tidak terjadi siklus haid 28 hari, sebaiknya periksakan pada dokter spesialis kebidanan untuk mengetahui lebih lanjut,” ulasnya.
Masa Subur Bersifat Individual
Menurutnya, untuk mengembalikan masa subur pada setiap Moms itu berbeda. Pada suntik KB bulanan terjadi penumpukan hormon progesteron dan ini kembali pada kemampuan tubuh untuk menormalisasi hormon progesteron tersebut. Pada beberapa Moms, setelah berhenti menggunakan suntik KB bulanan bisa langsung hamil, ada juga yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, ada pula yang jadi sulit hamil kembali. Hal ini sifatnya sangat individualis dan harus dicari dulu apa penyebabnya.
Perlukah Ganti Alat Kontrasepsi?
Mengganti KB suntik bulanan menjadi suntik KB yang tiga bulanan, pada prinsipnya boleh-boleh saja. Namun dr Satrio menegaskan, garis besar penggunaan KB adalah kembali kepada Moms sendiri.
“Mengganti menjadi KB suntik tiga bulanan atau tertarik KB Pil? Itu pun sah-sah saja. Intinya, Moms dituntut untuk disiplin dalam menggunakan semua alat KB,” katanya.
Jika Moms memutuskan untuk memakai pil KB, dr Satrio menyarankan jangan lupa untuk mengonsumsi pada jam yang sama setiap harinya. Begitu juga sebaiknya dengan KB yang lainnya.
“Tidak ada patokan pasti Moms harus mengganti KB yang sekarang sedang Moms jalankan, kecuali terdapat keluhan dan gangguan dalam pemakaiannya,” tukasnya.
(tty)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
“Mom tak perlu khawatir, sekalipun sudah dua tahun menjadi akseptor KB suntik. Selama pemakaian suntik KB bulanan tidak menyebabkan suatu penyakit tertentu, tak masalah,” terang dr Satrio Dwi Prasojo SpOG dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Budhi Jaya menjawab pertanyaan pembaca Mom & Kiddie, Kamis (22/7/2010).
Menurutnya, ada anggapan bahwa suntik KB bulanan dapat menyebabkan rahim kering, hal tersebut tidaklah benar. Jika pun ada, dampaknya sangat individual sekali.
“Ada Moms yang setelah berhenti menggunakan suntik KB bulanan mengalami perdarahan terus-menerus, tidak haid, atau flek yang panjang, namun tidak semua Moms mengalami hal yang sama. Siklus haid atau menstruasi idealnya adalah 28 hari. Namun, jika tidak terjadi siklus haid 28 hari, sebaiknya periksakan pada dokter spesialis kebidanan untuk mengetahui lebih lanjut,” ulasnya.
Masa Subur Bersifat Individual
Menurutnya, untuk mengembalikan masa subur pada setiap Moms itu berbeda. Pada suntik KB bulanan terjadi penumpukan hormon progesteron dan ini kembali pada kemampuan tubuh untuk menormalisasi hormon progesteron tersebut. Pada beberapa Moms, setelah berhenti menggunakan suntik KB bulanan bisa langsung hamil, ada juga yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, ada pula yang jadi sulit hamil kembali. Hal ini sifatnya sangat individualis dan harus dicari dulu apa penyebabnya.
Perlukah Ganti Alat Kontrasepsi?
Mengganti KB suntik bulanan menjadi suntik KB yang tiga bulanan, pada prinsipnya boleh-boleh saja. Namun dr Satrio menegaskan, garis besar penggunaan KB adalah kembali kepada Moms sendiri.
“Mengganti menjadi KB suntik tiga bulanan atau tertarik KB Pil? Itu pun sah-sah saja. Intinya, Moms dituntut untuk disiplin dalam menggunakan semua alat KB,” katanya.
Jika Moms memutuskan untuk memakai pil KB, dr Satrio menyarankan jangan lupa untuk mengonsumsi pada jam yang sama setiap harinya. Begitu juga sebaiknya dengan KB yang lainnya.
“Tidak ada patokan pasti Moms harus mengganti KB yang sekarang sedang Moms jalankan, kecuali terdapat keluhan dan gangguan dalam pemakaiannya,” tukasnya.
(tty)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments