Skip to main content

Jantung Berdebar-debar, Waspadai Gangguan Irama Jantung!

DETAK jantung normal antara 60-100 kali per menit waktu istirahat. Bila tiba-tiba detak jantung melonjak ataupun menurun secara drastis tanpa sebab jelas, waspadai gangguan irama jantung.

Gangguan irama jantung (aritmia) merupakan kelainan detak jantung yang terlalu cepat atau lambat pada seseorang. Apa gejala yang bisa dirasakan ketika Anda terkena gangguan irama jantung?

“Keluhannya berdebar-debar, tiba-tiba saja. Nadinya tiba-tiba melonjak dari sekitar 80 kali per menit menjadi 160 kali per menit. Biasanya, setelah dibawa ke rumah sakit untuk disuntikkan obat isoptin, baru reda,” ujar DR dr Muhammad Munawar SpJP (K) FIHA FESC FACC FSCAI FAPSIC FASCC FCAPSC, ahli penyakit jantung RS Jantung Binawaluya saat berbincang dengan okezone di RS Jantung Binawaluya, Jakarta Timur, baru-baru ini.

Pemicunya beragam, mulai dari keturunan, saraf abnormal, maupun kondisi tubuh yang terlalu letih. Kendati demikian, DR Munawar mengatakan bahwa keluhan gangguan irama jantung tidak ada hubungannya dengan kesehatan, tekanan darah, ataupun kadar kolesterol yang normal pada diri seseorang. Loh, kok bisa?



“Tiba-tiba yang tidak ada sebabnya. Anda sedang ganti posisi, tiba-tiba berdebar-debar. Tempo hari, pasien saya mengira dirinya kurang darah dengan gejala berkeringat, denyut nadi cepat, padahal ternyata kena gangguan irama jantung,” rincinya.

Nyatanya, gangguan irama jantung bisa menyerang siapa saja, baik usia muda maupun tua. DR Munawar menjelaskan dua golongan orang yang berpotensi mengalami gangguan irama jantung.

“Golongan pertama adalah anak, orang dewasa, dan orangtua, sedangkan golongan kedua, menyerang mereka yang memang punya penyakit jantung, apakah itu penyakit jantung koroner, dan sebagainya,” jelas pengurus pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovascular Indonesia (PERKI) ini.

Untuk golongan kedua, gangguan irama jantung merupakan keluhan sekunder dari penyakit jantung yang dideritanya. Karenanya, lebih mudah ditelusuri.

“Pasien-pasien seperti ini terancam gagal jantung. Kalau dia kena gangguan irama jantung, detak jantungnya bisa sampai 300 detak per menit. Kepada pasien ini, dipasang alat untuk mencegah lonjakan detak jantung. Tapi, perlu pula dilakukan tindakan ablasi,” tutup dokter berkaca mata ini.



(ftr)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.