Skip to main content

Hati-Hati, Lensa Kontak Bisa Berbahaya untuk Mata!

LENSA kontak tak hanya membantu berkurangnya fungsi penglihatan, para wanita menggunakannya untuk mempercantik penampilan. Namun menggunakannya tak bisa sembarangan. Anda harus memerhatikan jenis lensa kontak, cara pakai, dan perawatannya agar mata tak meradang.

Antusiasme kaum muda tentang lensa kontak mungkin memiliki efek menghancurkan penglihatan mereka, demikian peringatan para dokter mata.

Lensa kontak berwarna dari berbagai ukuran dapat dibeli di mana saja tanpa rekomendasi dan resep dokter. Dengan kondisi itu, banyak remaja membeli dan memakai lensa kontak tanpa investigasi yang dilakukan oleh dokter mata.



Kaum muda tidak memperhitungkan kekhususan-kekhususan individual dari mata mereka, dan tidak memiliki pandangan bagaimana lensa kontak berbahaya bagi kesehatan mereka. Demikian yang dinukil dari Genius Beauty, Minggu (20/2/2011).

Kadang-kadang lensa mata yang digunakan sangat pas, sehingga membuatnya melekat dengan tepat, namun dapat mengakibatkan pengurangan oksigen yang dikirim ke mata. Dan jika seseorang tidak meminta bantuan medis, akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah, dan mengakibatkan memburuknya penglihatan. Demikian diungkapkan profesor dari Department of Clinical Ophthalmology in the School of Medicine di Indiana University, Melanie Pickett.

Bahkan yang lebih buruk, jika infeksi menyerang mata, kehilangan penglihatan bisa terjadi dalam waktu 24 jam. Karena itu, jangan gunakan lensa kontak jika Anda belum berkonsultasi dengan dokter mata.


(nsa)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.