Skip to main content

3 Mitos Seputar Gangguan Pendengaran

Mengalami gangguan pendengaran merupakan hal yang sangat mengganggu aktifitas, terutama bagi Anda yang membutuhkan kejelian pendengaran. Di sisi lain, selama ini banyak sekali mitos-mitos di balik gangguan pendengaran yang sering terdengar.

Mengulik lebih dalam mengenai mitos gangguan pendengaran, ada berbagai fakta yang wajib Anda ketahui, seperti:

Mitos:
Menggunakan alat bantu dengar adalah tanda penuaan.

Faktanya:
Sebenarnya dengan membiarkan gangguan pendengaran pada diri Anda, tanda penuaan akan semakin terlihat. Gejala-gejala gangguan pendengaran seperti, selalu bertanya “Apa”, mengeraskan volume suara televisi, menghindari percakapan telepon, acara kumpul-kumpul adalah lebih nyata dibandingkan dengan menggunakan alat kecil yang mungkin tidak terlihat di telinga Anda. Masalah gangguan pendengaran yang dibiarkan dapat memengaruhi kualitas hubungan dan persahabatan Anda.



Mitos:
Jika saya mengalami gangguan pendengaran, saya akan mengetahuinya.

Faktanya:
Pada umumnya tidak. Kehilangan daya pendengaran dapat berkembang secara perlahan tanpa Anda ketahui dalam beberapa kurun waktu. Kebanyakkan orang mengatasi penurunan pendengaran yang berangsur-angsur terjadi dengan meminta lawan bicara untuk mengulang perkataannya, mengeraskan suara televisi atau mungkin dengan membaca bibir lawan bicara Anda. Untuk selanjutnya, kebiasaan-kebiasaan ini dapat membuat Anda merasa yakin bahwa tidak ada masalah sama sekali dengan pendengaran Anda.

Mitos:
Kehilangan pendengaran dapat diatasi dengan mengeraskan suara.

Faktanya:
Tidak begitu kenyataannya. Pada kebanyakan kasus, Anda dapat mendengar orang berbicara, tetapi Anda mempunyai kesulitan untuk memahami apa yang mereka bicarakan. Kemungkinan Anda dapat menangkapnya di lingkungan sepi, jauh dari keramaian, tetapi Anda mengalami kesulitan pada lingkungan yang ramai atau dalam satu kelompok atau grup. Dengan mengeraskan suara saja tidak membuat pemahaman Anda bertambah baik. Oleh karena itu, alat bantu dengar yang baik dirancang untuk mengeraskan suara pada frekuensi tertentu yang dibutuhkan untuk pemahaman pembicaraan yang lebih baik. (berbagai sumber).

(tty)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Ijin share lagi di (Pusat Alat Bantu Dengar - Better Hearing Indonesia)
www.alatbantudengarku.wordpress.com

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.