WANITA berisiko tinggi mengidap tiroid. Karena diperkirakan setiap 4 dari 100 wanita akan mengalami gangguan tersebut yang disebabkan oleh penyakit autoimun.
Tidak diketahui penyebab pasti mengapa lebih banyak kaum wanita yang alami penyakit ini. Hal yang sama juga dikatakan oleh salah satu dokter pemerhati tiroid dari Universitas Indonesia, dr Imam Subekti SpPD-KEMD bahwa penyakit tiroid memang lebih banyak diderita kaum wanita ketimbang pria.
“Hormon seks perempuan yang lebih rentan terhadap disfungsi kelenjar tiroid. Jadi, penting sekali bagi perempuan untuk tahu lebih jauh apa disfungsi tiroid ini. Kalau tahu gejalanya, bisa langsung diatasi atau dihindari,” ujarnya pada acara seminar “Penyakit Tiroid: Hiperaktif dan Hipoaktif” yang diadakan oleh Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM yang bekerja sama dengan PT Merck Tbk di RSCM Jakarta, beberapa waktu lalu.
Penyakit ini umumnya terjadi pada usia reproduksi, di mana hal tersebut juga berkaitan dengan faktor gen yang berkaitan dengan hormon tiroid yang variasinya lekat dengan variasi gen yang terdapat pada perempuan.
“Hormon tiroid bisa memengaruhi sel telur sehingga berpengaruh pada fertilitas wanita,” ungkapnya.
Secara umum, gangguan tiroid pada ibu hamil dapat berupa kekurangan atau kelebihan hormon tiroid. Namun, yang paling sering terjadi adalah kekurangan hormon tiroid atau disebut hipotiroid. Dalam hal ini, hipotiroid pada ibu hamil memiliki dampak yang buruk baik pada perkembangan janin atau bayinya maupun si ibu hamil itu sendiri.
Dampak buruk akan makin parah apabila hipotiroid terjadi pada trimester pertama karena pada periode tersebut janin hanya dapat memperoleh hormon tiroid dari ibunya. Beberapa komplikasi akibat hipotiroid tersebut misalnya bayi lahir prematur, hipertensi pada saat hamil, dan sebagainya. Untuk memastikan apakah ibu hamil mengalami hipotiorid atau tidak, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit tiroid tertentu, maka dokter dapat melakukan tindakan yang tepat untuk menangani gangguan fungsi tiroid pada ibu hamil.
“Bahkan untuk wanita yang sudah dalam masa menopause, hipertiroidisme bisa meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang,” tandasnya.
Kelenjar tiroid merupakan sebuah organ tubuh yang berukuran kecil, berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak pada pangkal leher. Tepatnya di depan saluran udara atau tenggorokan dan di bawah jakun. Kelenjar ini juga berfungsi memproduksi, menyimpan, dan melepaskan hormon tiroid ke dalam peredaran darah.
Walaupun berukuran kecil, namun kelenjar ini memiliki fungsi besar, yaitu sebagai pengendali utama metabolisme tubuh dan berperan penting dalam kesehatan tubuh seseorang. Adapun peranannya di tubuh, terkadang tiroid mengalami gangguan dan tidak sedikit orang yang menyadarinya. Sebagian dari mereka bahkan datang ke ahli medis dalam keadaan yang sudah cukup parah gangguannya.
Walaupun tidak diketahui penyebab pasti mengapa lebih banyak kaum wanita yang alami penyakit ini, namun tidak ada salahnya untuk mengenali gejala timbulnya penyakit ini untuk mencegahnya. Gangguan fungsi tiroid ini penyebabnya itu tidak tunggal, ada yang karena genetik, lingkungan (perokok, atau tinggal di kawasan tinggi atau rendah yodium), dan endogen atau dari dalam.
“Walaupun wanita lebih berisiko, angka keparahan lebih parah laki-laki,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/-RSCM, Dr dr Ceresna Heriawan Soeyono SpPD K-Ger mengatakan, khusus untuk kelompok usia lanjut, gejala yang dialami semakin tidak jelas dan semakin sulit diatasi.
“Oleh karena itu, bukan tidak mungkin tiroid bisa menyebabkan kematian,” tandas Heriawan.
(Koran SI/Koran SI/ftr)
http://lifestyle.okezone.com
Sekitar 300 juta orang di dunia alami gangguan fungsi kelenjar tiroid. Data dari RSCM menunjukkan dalam satu bulan kurang lebih terdapat 288 sampai 300 pasien kunjungan dengan penyakit tiroid, 16 persen pasien tiroid RSCM di antaranya adalah lelaki, dan sisanya perempuan. Atau bisa juga dikatakan perempuan memiliki risiko lima sampai delapan kali lebih besar dibandingkan pria, terutama ibu hamil.
Tidak diketahui penyebab pasti mengapa lebih banyak kaum wanita yang alami penyakit ini. Hal yang sama juga dikatakan oleh salah satu dokter pemerhati tiroid dari Universitas Indonesia, dr Imam Subekti SpPD-KEMD bahwa penyakit tiroid memang lebih banyak diderita kaum wanita ketimbang pria.
“Hormon seks perempuan yang lebih rentan terhadap disfungsi kelenjar tiroid. Jadi, penting sekali bagi perempuan untuk tahu lebih jauh apa disfungsi tiroid ini. Kalau tahu gejalanya, bisa langsung diatasi atau dihindari,” ujarnya pada acara seminar “Penyakit Tiroid: Hiperaktif dan Hipoaktif” yang diadakan oleh Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM yang bekerja sama dengan PT Merck Tbk di RSCM Jakarta, beberapa waktu lalu.
Penyakit ini umumnya terjadi pada usia reproduksi, di mana hal tersebut juga berkaitan dengan faktor gen yang berkaitan dengan hormon tiroid yang variasinya lekat dengan variasi gen yang terdapat pada perempuan.
“Hormon tiroid bisa memengaruhi sel telur sehingga berpengaruh pada fertilitas wanita,” ungkapnya.
Secara umum, gangguan tiroid pada ibu hamil dapat berupa kekurangan atau kelebihan hormon tiroid. Namun, yang paling sering terjadi adalah kekurangan hormon tiroid atau disebut hipotiroid. Dalam hal ini, hipotiroid pada ibu hamil memiliki dampak yang buruk baik pada perkembangan janin atau bayinya maupun si ibu hamil itu sendiri.
Dampak buruk akan makin parah apabila hipotiroid terjadi pada trimester pertama karena pada periode tersebut janin hanya dapat memperoleh hormon tiroid dari ibunya. Beberapa komplikasi akibat hipotiroid tersebut misalnya bayi lahir prematur, hipertensi pada saat hamil, dan sebagainya. Untuk memastikan apakah ibu hamil mengalami hipotiorid atau tidak, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit tiroid tertentu, maka dokter dapat melakukan tindakan yang tepat untuk menangani gangguan fungsi tiroid pada ibu hamil.
“Bahkan untuk wanita yang sudah dalam masa menopause, hipertiroidisme bisa meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang,” tandasnya.
Kelenjar tiroid merupakan sebuah organ tubuh yang berukuran kecil, berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak pada pangkal leher. Tepatnya di depan saluran udara atau tenggorokan dan di bawah jakun. Kelenjar ini juga berfungsi memproduksi, menyimpan, dan melepaskan hormon tiroid ke dalam peredaran darah.
Walaupun berukuran kecil, namun kelenjar ini memiliki fungsi besar, yaitu sebagai pengendali utama metabolisme tubuh dan berperan penting dalam kesehatan tubuh seseorang. Adapun peranannya di tubuh, terkadang tiroid mengalami gangguan dan tidak sedikit orang yang menyadarinya. Sebagian dari mereka bahkan datang ke ahli medis dalam keadaan yang sudah cukup parah gangguannya.
Walaupun tidak diketahui penyebab pasti mengapa lebih banyak kaum wanita yang alami penyakit ini, namun tidak ada salahnya untuk mengenali gejala timbulnya penyakit ini untuk mencegahnya. Gangguan fungsi tiroid ini penyebabnya itu tidak tunggal, ada yang karena genetik, lingkungan (perokok, atau tinggal di kawasan tinggi atau rendah yodium), dan endogen atau dari dalam.
“Walaupun wanita lebih berisiko, angka keparahan lebih parah laki-laki,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/-RSCM, Dr dr Ceresna Heriawan Soeyono SpPD K-Ger mengatakan, khusus untuk kelompok usia lanjut, gejala yang dialami semakin tidak jelas dan semakin sulit diatasi.
“Oleh karena itu, bukan tidak mungkin tiroid bisa menyebabkan kematian,” tandas Heriawan.
(Koran SI/Koran SI/ftr)
http://lifestyle.okezone.com
Comments