Skip to main content

Televisi Membuat Anak Suka Menyendiri

KETIKA anak-anak tidak terlalu aktif sepanjang hari, risiko gangguan psikologis naik bahkan lebih tinggi dari sebelumnya. Dampak negatif yang berpengaruh pada masalah psikologis bagi anak yang menonton lebih dari dua jam televisi sehari sekira 70 persen.

Sementara bagi mereka yang menghabiskan lebih dari dua jam di depan komputer, kemungkinan meningkat 81 persen.



”Bagi orangtua, kunci yang harus diperhatikan adalah penggunaan televisi dan komputer terbukti dapat mengganggu kesehatan emosional anak-anak,” kata Mendelsohn.

Namun dia mencatat, studi ini tidak dirancang untuk menginformasikan apakah ada hubungan sebab-akibat antara lamanya waktu menonton televisi dan masalah psikologis, atau apakah anak-anak bermasalah yang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dengan televisi dan komputer.
Dampak negatif yang berpengaruh pada masalah psikologis bagi anak yang
menonton lebih dari dua jam televisi sehari sekira 70 persen

”Kami tidak tahu apakah itu masalah psikologis yang menyebabkan anak-anak untuk menjadi penyendiri atau memang ada sesuatu yang berbahaya saat mengonsumsi tayangan televisi dan komputer,” ujar Carolyn Landis, seorang psikolog klinis berlisensi dan seorang profesor pediatri di Rainbow Babies and Children’s Hospital di Cleveland, Amerika Serikat.

”Tapi jika anak Anda selalu ingin menghabiskan lebih dari dua jam sehari –tidak termasuk pekerjaan rumah– di komputer, saya percaya bahwa pasti ada penyebab lain yang mungkin menjadi benang merah dia berlaku seperti itu. Anak pasti akan mengalami depresi dan menolak bertemu muka untuk berinteraksi dengan lingkungan jika dia duduk di depan komputer terus,” kata Landis.

”Namun, ini juga penting untuk diketahui bahwa Anda boleh saja ingin memiliki seorang anak yang benar-benar aktif, dinamis, cerdas, namun masih belum oke buat mereka jika tidak menghabiskan tiga jam sehari nongkrong di depan komputer,” tandasnya.

(Koran SI/Koran SI/ftr)

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.