Skip to main content

Segera Tangani Konstipasi Sebelum Terlambat!

MANAN SpPD-KGEH menyebutkan, konstipasi bisa dicegah melalui dua jenis terapi, yaitu terapi farmakologis dan terapi nonfarmakologis. Terapi nonfarmakologis dilakukan dengan meningkatkan konsumsi makanan berserat dan minum yang cukup.

Cara lainnya adalah dengan meningkatkan aktivitas fisik, mengatur kebiasaan defekasi dengan menghindari mengejan saat BAB, serta mencoba buang air besar setelah habis makan atau waktu yang dianggap tepat dan cukup untuk melakukan BAB. “Jika terapi nonfarmakologis sulit dijalani dan masih belum berhasil untuk mengatasi konstipasi, maka penderita dapat melakukan terapi farmakologis,” sarannya.

Terapi farmakologis merupakan terapi untuk melunakkan feses, lewat obat pencahar yang mengandung bisacodyl atau dengan bantuan stimulan yang mengandung suppositoria yang dimasukkan ke dalam dubur atau anus. Terapi ini juga digunakan untuk meningkatkan peristaltik atau gerakan usus. “Pada konstipasi sekunder, selain mengatasi konstipasi, terapi juga ditujukan terhadap penyakit yang mendasarinya,” jelas dokter yang mengambil Program S-3 di IPB, Bogor.

Jadi,jika penderita mengalami keluhan konstipasi, maka segera berobat ke dokter. Dari sana, dokter akan mendiagnosis dengan melakukan anamnesis (wawancara antara dokter dan pasien). Di sini dokter akan mencari informasi tentang keluhan pasien. Diagnosis juga dilakukan dengan pemeriksaan fisik. Misalnya dengan melihat dan memeriksa kelainan yang terjadi pada pasien. Dan dengan melakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan, yang umumnya dilakukan dengan tes laboratorium, radiologi dan kolonoskopi (teropong usus besar).

Group Medical Affairs Manager, PT Boehringer Ingelheim Indonesia, Dr Suria Nataadmadja menuturkan, pada masyarakat yang menggunakan terapi farmakologis, maka masyarakat harus pintar memilih obat pencahar yang tepat dan sudah teruji klinis untuk menghindari risiko terjadinya gangguan yang lebih berbahaya. Seperti produk yang menggunakan bahan utama bisacodyl yang memberikan hasil yang maksimal untuk mengatasi konstipasi.

Bisacodyl akan bekerja dengan cara meningkatkan gerakan peristaltik pada usus besar sehingga masalah konstipasi dapat teratasi. Dalam studi yang dilakukan di Untide Kingdom pada 2010 oleh salah satu ahli di bidang gastreologi dunia, Prof Stefan Muller- Lissner dari Berlin, Jerman mengatakan bahwa penggunaan laktasif dengan bahan bisacodyl terbukti aman. Di mana penelitian ini telah dipublikasikan melalui “Digestive Disease Week” 2010 di New Orleans, Amerika Serikat.

Sebanyak 368 pasien dewasa yang mengalami konstipasi kronik dalam penelitian ini diuji secara acak dengan perbandingan 2:1 untuk pemakaian obat pencahar yang mengandung bisacodyl dan placebo setelah pemakaian selama empat minggu.Pasien-pasien yang mengonsumsi bisacodyl sebanyak 10 mg sekali minum tersebut terbukti mengalami perbaikan dalam kualitas hidupnya. “Bahkan sekitar 80 persen dari pasien tersebut merasakan kepuasannya mengonsumsi dulcolax tablet,” paparnya.



(SINDO//tty)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.