Skip to main content

Posisi Tubuh Tegak Cegah Osteoporosis

POSISI tubuh yang salah bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Itu sebabnya, peliharalah sikap tubuh yang benar dan tegakkan badan untuk cegah pengeroposan tulang.

Diperkirakan sebesar 28,7 persen laki-laki dan 32,3 persen perempuan telah terdiagnosis terkena osteoporosis. Menurut hasil analisis data risiko osteoporosis yang dipublikasikan pada 2006 menunjukkan bahwa dua dari lima orang Indonesia berisiko terkena penurunan kepadatan tulang atau osteoporosis yang disebabkan kekurangan kalsium. Penelitian tersebut dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Gizi dan Makanan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fonterra Brands Indonesia di 16 wilayah.

“Angka ini lebih tinggi daripada prevalensi dunia, yaitu 1 dari 3 berisiko osteoporosis,” ujar Direktur Pemberantasan Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kementerian Kesehatan, Dr Azimal MKes, dalam gebyar Hari Osteoporosis Nasional 2010 di Jakarta, belum lama ini.

Untuk mengantisipasi jumlah penderita yang semakin bertambah, maka menjaga posisi tubuh bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya osteoporosis yang sebenarnya bisa dicegah. Wakil Ketua II Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Dr Tanya TM Rotikan SpKO mengatakan, postur baik dan keseimbangan baik, maka akan membentuk tubuh yang sempurna.

Jadi, apabila seseorang memiliki sikap tubuh yang tidak benar, bisa karena terdapat struktur yang tidak normal, ketidakseimbangan otot, nyeri atau ketegangan otot, kelainan neurologis, penyakit yang melemahkan, juga kebiasaan sikap tubuh yang salah. “Sikap tubuh yang salah dan tidak diperbaiki, maka bisa menyebabkan osteoporosis,” tutur Tanya, ahli ilmu kedokteran dan olahraga dari Fakultas Kedokteran Olahraga FKUI/RSCM.

Tanya menuturkan, seseorang harus memiliki postur tubuh yang baik seperti duduk dan berdiri yang benar, misalnya menegakkan badan. Namun, pada seseorang yang sudah terkena osteoporosis, maka kemungkinan akan memiliki postur tubuh yang salah. ”Pada osteoporosis tulang patah, postur tubuh pun menjadi bungkuk,” paparnya. Apabila seseorang sudah terdeteksi osteoporosis, maka akan mengalami nyeri berupa keluhan yang akan semakin terasa jika seseorang duduk sembarangan. Duduk dengan postur membungkuk menimbulkan punggung sakit karena otot punggung terbebani tubuh.

Patah tulang belakang merupakan jenis yang paling umum dari osteoporosis. Namun, saat ini diperkirakan sedikitnya setengah dari semua patah tulang belakang tidak mendapatkan perhatian secara klinis dan tidak diobati.

”Seseorang yang terdeteksi osteoporosis karena postur tubuh yang salah juga bergantung pada berapa lama dan faktor risiko yang lainnya,” ungkapnya.

Pencegahan osteoporosis dan menjaga postur yang baik sangat penting agar penderita dapat melakukan aktivitas dengan kemandirian semaksimal mungkin. Itu sebabnya, mencegah osteoporosis harus segera dilakukan. Tanya mengatakan, upaya pencegahan bisa dilakukan dengan melakukan pencegahan primer yaitu hidup tetap sehat, jangan sampai terkena osteoporosis, dan melakukan pencegahan sejak dini seperti menjaga tulang tetap kuat.

Agar tulang kuat dan padat, maka yang dibutuhkan adalah asupan kalsium yang cukup. Adapun proses pemadatan tulang bergantung dari kadar normal hormon reproduksi, paparan ultraviolet beta (UVB) singkat dari matahari pagi dan sore hari (vitamin D), asupan kalsium, vitamin K, olahraga pada usia pubertas dan gaya hidup.

Sementara pencegahan sekunder dilakukan apabila seseorang sudah terkena osteoporosis. Pencegahan ini dilakukan dengan menjaga tulang agar jangan sampai patah tulang. Di antaranya, berhatihati dan pertahankan respons proteksi diri dan keseimbangan, terutama saat berjalan agar tidak jatuh atau cedera. Dan, untuk pencegahan tertier, maka bisa dilakukan dengan mencegah jangan sampai terjadi patah tulang, apalagi sampai cacat.

Upaya pencegahan osteoporosis di Indonesia harus terus dilanjutkan, karena menurut data yang ada, di Indonesia sebesar 41,8 persen laki-laki dan 90 persen perempuan memiliki gejala osteoporosis. Adapun sebesar 28,8 persen laki-laki dan 32,3 persen perempuan sudah osteoporosis. ”Prevalensi pada perempuan lebih tinggi. Hal ini karena sebagian besar wanita Indonesia kekurangan 50 persen kebutuhan kalsium hariannya,” tutur Tanya.

Direktur Marketing Fonterra Brands Indonesia Heru Kuntjoro mengatakan bahwa osteoporosis merupakan masalah yang sangat serius dan besar di Indonesia. Fakta juga menunjukkan bahwa sebagian besar wanita Indonesia kekurangan 50 persen kalsium harian mereka. Padahal, kalsium berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan terhindar dari risiko osteoporosis.

“Osteoporosis bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Maka dari itu, sejak awal Anlene berperan aktif dan memberikan kontribusi yang berarti untuk mengedukasi masyarakat Indonesia tentang osteoporosis dan pencegahannya, seperti dengan mengonsumsi kalsium yang cukup,” ucapnya.

Selanjutnya, Azimal mengatakan, dengan menegakkan postur tubuh, maka kepadatan tulang pun akan terpenuhi. Dan, hal tersebut sesuai dengan tema peringatan Hari Osteoporosis Nasional 2010. ”Dengan menegakkan tubuh, posisi tubuh terjaga dan ini menjadi salah satu pencegahan osteoporosis yang mudah dan murah,” pesannya.



(SINDO//tty)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, “Wow, anakku hebat!”, kali lain “Aduh, wajar nggak sih ini? atau “Kenapa begini... terus harus bagaimana dong?”. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...

Dementia Alzheimer, Penyakit Gangguan Ingatan Paling Ditakuti

Dementia alzheimer memiliki gejala umum penderita mengalami gangguan daya ingat ringan yang kemudian menjadi gangguan multiple kognitif yang lebih kompleks. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ mengatakan, dementia alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan dari fungsi memori. "Kesulitan penderita adalah belajar informasi baru dan memanggil informasi yang dipelajari sebelumnya," ucap Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik. Andri menuturkan, penurunan secara nyata juga terjadi pada fungsi intelektual (gangguan bahasa, gangguan melakukan aktivitas motorik, kesulitan dalam mengenal benda, gangguan dalam fungsi eksekutif seperti merencanakan, mengorganisasi, pengabstrakan, dan merangkai tindakan). Keadaan ini mengganggu fungsi pribadi dan sosial individu itu.