Skip to main content

Nyeri Leher Berkepanjangan

NYERI pada leher mungkin biasa terjadi, namun jika rasa sakitnya berkepanjangan sebaiknya periksakan ke dokter. Saat ini ada cara penyembuhan terbaru yakni teknik basket laminoplasty.

Setiap orang pasti pernah merasakan nyeri, tetapi dengan tingkat kesakitan yang berbeda dan dirasakan di tempat yang berbeda. Ketua Neurossurgeon Center dari Rumah Sakit Omni Alam Sutera Tangerang, Dr Alfred Sutrisno SpBS, menyebutkan bahwa nyeri banyak dirasakan oleh semua orang. Itu sebabnya nyeri banyak ditangani oleh para ahli seperti dokter umum, dokter penyakit dalam, dokter saraf, kyropratic, bedah tulang sampai bedah saraf.

“Penanganannya sering melibatkan hampir semua disiplin ilmu kedokteran,” tuturnya dalam acara Seminar Kedokteran Pengenalan dan Pengoperasian Basket Laminoplasty “The New Standard for Cervical OPLL” yang diadakan oleh Rumah Sakit Omni Alam Sutera, Tangerang, beberapa waktu lalu.

Alfred mengatakan, nyeri merupakan suatu manifestasi adanya kelainan di tubuh akibat adanya suatu penyakit maupun gangguan pada daerah nyeri atau adanya penjalaran dari daerah lain yang juga dikenal dengan rifer pain.

“Nyeri merupakan alat alarm di tubuh kita untuk memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak beres di tubuh kita,” sebut Alfred.

Salah satu nyeri yang cukup sering dirasakan ialah nyeri pada bagian leher. Nyeri pada leher dapat menjalar sampai ke kepala dan kedua atau salah satu anggota gerak bagian atas atau lengan, dalam istilah kedokterannya disebut sebagai Cervical Syndrome.

Nyeri pada bagian tersebut terjadi karena beberapa penyebab, baik faktor fisik maupun psikis, atau adanya kelainan di daerah leher dan sekitarnya karena adanya tumor sampai gangguan degeneratif seperti bantalan yang pecah sampai penulangan atau ossificasi dari selaput pelindung tulang yang dikenal sebagai ossficasi posterior ligamentum longitudinal (OPLL) atau multilevel spondylosis cervicalis (MLSC).

“Leher sering mengalami nyeri, di antaranya karena kurangnya agronomikan pada waktu bekerja, seperti posisi duduk yang salah atau kegemukan yang menyebabkan terjadinya struktur yang salah pada leher,” tuturnya.

Adapun gejala yang dirasakan karena kelainan pada tulang leher, dapat mengakibatkan rasa kekakuan, baal, kesemutan, atau dengan nyeri yang menjalar, bahkan sampai adanya kelumpuhan anggota gerak maupun kesulitan untuk buang air besar (BAB) maupun buang air kecil (BAK).

Disebutkan Alfred, banyak cara untuk memperbaiki kelainan di daerah leher tersebut dari tindakan nonoperatif sampai operatif. Untuk tindakan operatif, tindakan ini sudah dikenal sejak 1950 yang disebut sebagai tindakan laminektomi, yaitu membebaskan saraf atau medulla spinalis dari jepitan atau penekanan oleh adanya kelainan OPLL maupun MLSC dengan cara membuang lamina-nya (lamina adalah tulang leher yang berada di bagian belakang).

Namun, tindakan ini banyak menimbulkan komplikasi pada kemudian hari. Itu karena dengan membuang lamina, maka bisa menyebabkan terbukanya spinal cord tanpa pelindung tulang di bagian belakang yang dapat menyebabkan terjadinya scar atau kelloid yang akan menekan spinal cord atau medulla spinalis, terganggunya stabilisasi dan memengaruhi alligment dari tulang leher tersebut.

Pada 1970 Jepang pertama kali mengembangkan teknik untuk membebaskan medulla spinalis tanpa membuang lamina.Teknik ini dikenal dengan nama laminoplasty. Teknik ini dilakukan dengan membuat engsel pada salah satu sisi lamina yang dikenal sebagai unilateral laminoplasty atau open door laminoplasty. Awalnya, teknik ini menggunakan tulang procesuss spinosus dari tulang cervical, dan difiksasi dengan menggunakan kawat stainless.

“Kelemahan teknik ini adalah memakan waktu yang lama dan sering menimbulkan komplikasi dengan tertekannya medulla spinalis akibat tidak baik mengikat tulang sebagai ganjal dari lamina yang dibuka dan diangkat,” tuturnya.

Itu sebabnya, teknik laminoplasty dikembangkan dan disempurnakan sehingga teknik basket laminoplasty menjadi sebuah teknik dengan suatu terobosan baru di bidang teknologi kedokteran untuk mengatasi permasalahan nyeri yang sering menyerang leher, kepala, dan anggota tubuh lainnya.

Alat baru yang dikembangkan oleh Junichi Mizuno ini di antaranya digunakan untuk melakukan tindakan operasi laminoplasty yang lebih sederhana, cepat, dan efisien.

“Basket laminoplasty merupakan alat baru atau teknik baru untuk membebaskan medulla spinalis tanpa membuang lamina,” ujarnya.

Alfred menyebutkan, penyempurnaan ini tentunya bertujuan mempermudah tindakan operasi unilateral laminoplasty, menghindari komplikasi akibat terlepasnya lamina, serta mempertahankan alligment leher. Pada teknik ini, lamina disangga oleh basket sehingga mengurangi risiko terjadinya lagi gangguan leher pada kemudian hari.

“Teknik ini diperkenalkan pada 2009, dan baru hari ini digunakan di Indonesia, tepatnya di RS Omni Alam Sutera,” katanya.

Alfred berpesan, tidak semua sakit leher harus menggunakan teknik terbaru ini, karena teknik ini hanya digunakan untuk penderita yang alami nyeri berkepanjangan. Dikatakan oleh ahli bedah saraf, Dr Agus Yunianto SpBS, bahwa kelainan OPPL di Jepang banyak terjadi. Itu sebabnya teknik ini dikembangkan di sana. Penderita ini lebih banyak menimpa pada kaum laki-laki dengan perbandingan 4:1 dengan wanita.

“Nyeri memang tidak hanya mengganggu, tetapi juga bisa berakibat fatal apabila tidak segera ditangani,” ucapnya.

(Koran SI/Koran SI/ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.