KURET identik dengan keguguran. Tapi ternyata, kuret bisa dilakukan untuk non keguguran juga loh! Mau tahu hal apa saja yang harus dikuret dan bagaimana tata laksananya?
Dikuret Jika...
Kuret atau kuretase merupakan tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan atau sisa jaringan dari dalam rahim dengan fungsi diagnostik atau terapetik. Jaringan bisa berupa janin yang mengalami abortus, endometriosis, atau sisa plasenta yang tertinggal seusai persalinan. Kuret perlu dilakukan supaya rahim bersih dari jaringan yang tidak semestinya berada bahkan tumbuh di dalamnya. Jika tidak dibersihkan, akan memunculkan gangguan seperti nyeri dan perdarahan.
Kuret sebagai diagnostik suatu penyakit rahim. Ini bertujuan untuk mengambil sedikit jaringan lapis lendir rahim, sehingga dapat diketahui penyebab dari perdarahan abnormal yang terjadi. Misalnya:
- Pendarahan pervaginam yang tidak teratur
- Pendarahan hebat
- Kecurigaan akan kanker endometriosis atau kanker rahim
- Infeksi rahim
- Pemeriksaan kesuburan/ infertilitas
Kuret sebagai terapi, bertujuan menghentikan perdarahan yang terjadi pada keguguran kehamilan dengan cara mengeluarkan hasil kehamilan yang telah gagal berkembang; menghentikan perdarahan akibat mioma dan polip dengan cara mengambil mioma dan polip dari dalam rongga rahim; menghentikan perdarahan akibat gangguan hormon dengan cara mengeluarkan lapisan dalam rahim. Misalnya:
- Kasus keguguran
- Tertinggalnya sisa jaringan plasenta (ari-ari), atau sisa jaringan janin di dalam rahim setelah proses persalinan
- Hamil anggur
- Menghilangkan polip rahim
Prosedur Kuret:
Prosedurnya sama antara kuret karena keguguran maupun non keguguran.
1. Persiapan sebelum kuret
Puasa. Saat akan menjalani kuret, biasanya Moms harus mempersiapkan diri. Misal, berpuasa 8 jam sebelumnya agar perut dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal.
Cek adanya perdarahan. Dokter akan melakukan cek darah untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan perdarahan atau tidak. Jika ada indikasi gangguan perdarahan, kuret akan ditunda sampai masalah perdarahan teratasi. Namun tak menutup kemungkinan kuret segera dilakukan untuk kebaikan pasien.
Persiapan psikologis. Seperti halnya persalinan normal, sakit tidaknya kuret sangat individual. Sehingga, kesiapan Moms sangat berperan dalam menentukan hal ini. Bila Moms sudah ketakutan bahkan syok lebih dulu sebelum kuret, munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan menambah kuat rasa sakit. Usahakan menenangkan diri untuk mengatasi rasa takut, pahami bahwa kuret adalah jalan yang terbaik untuk mengatasi masalah yang ada.
Minta penjelasan dokter selengkap-lengkapnya, mulai apa itu kuret, alasan kenapa harus dikuret, persiapan yang harus dilakukan, hingga masalah atau risiko yang mungkin timbul.
2. Saat Kuret
Sebelum dilakukan kuret, biasanya pasien akan diberikan obat anestesi (bius). Ketika melakukan kuret, ada 2 pilihan alat bantu. Pertama, sendok kuret dan kanula/selang. Sendok kuret biasanya dipilih oleh dokter untuk mengeluarkan janin yang usianya lebih dari 8 minggu karena pembersihannya bisa lebih maksimal. Sedangkan sendok kanula lebih dipilih untuk mengeluarkan janin yang berusia di bawah 8 minggu, sisa plasenta, atau kasus endometrium.
3. Perawatan pascakuret
Perawatan usai kuretase umumnya sama dengan operasi-operasi lain. Moms harus menjaga bekas operasi dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat secara teratur.
Jika ternyata muncul keluhan, sakit yang terus berkepanjangan atau muncul perdarahan, segera periksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan tindakan kuret yang kedua karena bisa saja ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya kuret berjalan dengan baik dan pasien tinggal menunggu kesembuhan.
Dampak Kuret
- Perdarahan. Ini dikhawatirkan terjadi jika jaringan tidak diambil dengan bersih. Untuk itu jaringan harus diambil dengan bersih dan tidak boleh tersisa sedikit pun. Bila ada sisa kemudian terjadi perdarahan, maka kuret kedua harus segera dilakukan. Biasanya hal ini terjadi pada kasus jaringan yang sudah membatu.
- Cerukan di dinding rahim. Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan sampai meninggalkan cerukan di dinding rahim. Karena dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan rahim.
- Infeksi. Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan, dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah.
- Perlekatan bagian dalam rahim.
- Masih terdapat jaringan tersisa.
Masih Bisa Hamil Kembali
Bila ada yang bilang usai kuret tak bisa hamil lagi itu keliru. Penyebab sulit hamil, mungkin ada masalah dengan organ reproduksi atau masalah kesuburan. Setelah menjalani kuret, Moms tetap bisa hamil dan memiliki anak lagi. Asal kondisi organ reproduksinya baik, ditambah dengan masa subur yang tidak bermasalah.
Namun, seusai kuret Moms dianjurkan untuk mengistirahatkan rahim sampai benar-benar sehat dan siap hamil. Khususnya bila kuret dilakukan pada saat kondisi hamil tua karena kondisi uterus sudah membesar sehingga perlu istirahat. Namun bila kuret dilakukan pada saat kehamilan masih muda (batasannya hingga 20 minggu) kehamilan bisa dilakukan lebih cepat jika Moms sudah merasa siap.
(Mom& Kiddie//ftr)
http://lifestyle.okezone.com
Comments
Saya Mugi< mau konsul. pada tanggal 30 agustus kemarin istri saya di kuret. Istri Saya sedang hamil 2 bulan. Pada waktu periksa ke bian pertama kali di nyatakan istri hamil 8 minggu. setelah pemeriksaan pertama, 2 minggu berikutnya kami kontrol lagi untuk memastikan kondisi janin, alangkah terkejutnya kami, karena hasil USG janin tidak tampak, dan di nyatakan BO, kami tidak putus asa, kami periksa ke dokter spesialis kandungan untuk memastikan keadaan sebebnarnya. Pernyataan Dokter kandungan tidak jauh berbeda, memang istri saya hamil, tetapi janin tidak berkembang dan di suruhnya agar segera di kuret. Akhirnya beberapa hari kemudian kami memutuskan untuk segera kuret pada tanggal 30 Agustus kemarin. ternyata janinnya sudah lengket sehingga perlu waktu sedikit lama untuk proses kuretnya. yang ingin saya tanyakan adalah
1. Apa penyebab janin tidak berkembang?
2. Amankah untuk proses kehamilan ke depan, dlam artian janin tidak bemasalah kembali? bisakah normal kembali. Perlu di ketahui istri hamil anak yang ke-2 yang di kuret. anak pertama kami sudah umur 3 tahun.
3. Berapa lama jeda untuk hamil lagi dari proses kuret?
Terima kasih atas penjelasanya.
mugi-bekasi