Skip to main content

Manfaat Mencukur Rambut Bayi

“RAMBUTNYA digundulin biar adem, jadi tidurnya nyenyak, ” ujar Geisha (32) seraya mengusap kepala plontos putranya yang berumur 1 bulan. Beragam alasan orangtua mencukur rambut bayinya, mulai dari faktor tradisi, adat atau kepercayaan.

Terlepas dari hal itu, mencukur rambut bayi bermanfaat dari segi kesehatan. Kapan saat tepat mencukur rambut bayi? Bagaimana caranya?

Manfaat Mencukur Rambut

Banyak mitos beredar di masyarakat kita seputar kegunaaan mencukur rambut bayi. Mulai dari anggapan bahwa rambut bayi yang semula keriting setelah digundulin akan lurus tumbuhnya. Atau, rambut bayi akan menjadi lebih lebat setelah dicukur.

Sejauh ini, belum ada bukti yang bisa menjelaskan hal tersebut secara ilmiah. Pasalnya, etika penelitian tidak membenarkan penggunaan bayi dan anak kurang dari dua tahun sebagai objek dan sampel penelitian.

Kendati begitu, mencukur rambut bayi banyak manfaatnya kok, seperti diungkapkan oleh dr. Ismiralda Oke Putranti, SpKK dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, yaitu:

1. Meningkatan aliran darah ke kepala, sehingga kebutuhan otak akan oksigen dan nutrisi tercukupi. Dan memungkinkan proses perkembangan serta pematangan otak yang lebih optimal.

2. Cukupnya pasokan nutrisi ke dalam folikel rambut, akan merangsang perbaikan dan pertumbuhan rambut yang lebih baik. Menjadikan rambut tampak lebih sehat, kuat, indah dan bercahaya.

Kapan Rambut Bayi Dicukur?

Tidak ada kekhususan mengenai waktu yang tepat. Waktu ini lebih banyak dipengaruhi oleh masing-masing kepercayaan, agama, adat maupun kebiasaan masyarakat yang dianut.

“Kaum Muslim misalnya. Nabi Muhammad SAW menyunahkan untuk mencukur rambut bayi pada hari ke-7 setelah lahir sekaligus melakukan akikah sebagai tanda syukur dan persembahan kepada Tuhan. Lain halnya dengan umat Budha, masyarakat Cina, Jawa, Thailand yang melakukan pencukuran saat bayi berusia 1 bulan atau 35 hari. Masyarakat Jerman mencukur rambut anaknya setelah berusia 1 tahun. Yang terpenting adalah berhati-hati dalam pengerjaannya,” papar Dokter lulusan Universitas Diponegoro – Semarang ini lebih lanjut.

Alasan Kesehatan

Terlepas dari hal di atas, Ismiralda mengungkapkan orangtua harus mencukur rambut bayi, jika:

- Bila rambut terlalu panjang, khususnya daerah dahi dan keliling telinga. Rambut dahi yang terlalu panjang hingga menutupi mata, akan mengganggu adaptasi visual bayi dan anak-anak. Bahkan bila ujung rambut sering mengenai kornea mata, dapat menimbulkan jaringan parut pada kornea sehingga menyebabkan gangguan penglihatan yang disebut visus.

Sedangkan rambut sekeliling telinga yang terlalu panjang sering kali menimbulkan iritasi dan luka pada liang telinga. Luka tersebut rentan dengan infeksi yang bila didiamkan akan menimbukan gangguan pendengaran dan keseimbangan.

- Ditemukan adanya penyakit kulit kepala, seperti :

1. Infeksi jamur kepala. Biasanya ditandai dengan kebotakan setempat disertai rasa gatal dan rambut mudah patah. Sebaiknya rambut dicukur atau dipotong sependek mungkin untuk mengeliminasi sebagian besar elemen jamur yang berada di dalam atau di sepanjang rambut. Sehingga mempermudah pengaplikasian obat-obat anti jamur oles agar dapat langsung kontak dengan kulit kepala. Selain itu obat anti jamur sistemik juga diperlukan untuk mendapatkan kesembuhan.

2. Cradle cap (kulit kepala tebal dan bersisik). Kelainan ini sering mengenai bayi yang ditandai dengan adanya kerak berwarna kuning dan berminyak. Nah, rambut bayi perlu dicukur untuk memudahkan membersihkan kepala bayi dari kotoran atau lemak yang menempel..



(Mom& Kiddie//ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, “Wow, anakku hebat!”, kali lain “Aduh, wajar nggak sih ini? atau “Kenapa begini... terus harus bagaimana dong?”. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...

Dementia Alzheimer, Penyakit Gangguan Ingatan Paling Ditakuti

Dementia alzheimer memiliki gejala umum penderita mengalami gangguan daya ingat ringan yang kemudian menjadi gangguan multiple kognitif yang lebih kompleks. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ mengatakan, dementia alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan dari fungsi memori. "Kesulitan penderita adalah belajar informasi baru dan memanggil informasi yang dipelajari sebelumnya," ucap Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik. Andri menuturkan, penurunan secara nyata juga terjadi pada fungsi intelektual (gangguan bahasa, gangguan melakukan aktivitas motorik, kesulitan dalam mengenal benda, gangguan dalam fungsi eksekutif seperti merencanakan, mengorganisasi, pengabstrakan, dan merangkai tindakan). Keadaan ini mengganggu fungsi pribadi dan sosial individu itu.