Skip to main content

Kapan Telinga Bayi Boleh Ditindik?

“WAH, bayinya lucu. Laki-laki, ya?” tanya seorang ibu pada Saskia yang sedang menggendong putrinya yang berusia 2 bulan. Kontan Saskia menggeleng. “Oh, saya pikir laki-laki, habis nggak pakai anting...” alas si ibu tadi.

Ada beragam alasan orangtua melakukan tindik telinga, antara lain: agar si bayi terlihat lebih cantik, supaya tidak terlalu merasakan sakit bila ditindik sejak dini dibandingkan bila anak sudah besar, atau untuk memberi identitas “perempuan” bagi bayi sehingga mudah dikenali. Haruskah hal ini dilakukan?

Kapan Menindik Telinga Bayi Sebaiknya Dilakukan?

Penggunaan anting-anting pada bayi, sebenarnya lebih mengarah pada kepuasan orangtua saja. Pasalnya, orangtua senang mendandani bayi perempuannya dan memakai perhiasan, seperti anting, gelang, dan sebagainya. Tak jarang, ada orangtua yang merasa bangga untuk menunjukkan hal tersebut pada orang lain.

Di luar hal di atas, sebenarnya boleh-boleh saja melakukan tindik telinga pada bayi. Tidak ada patokan ideal usia berapa boleh dilakukan tindik. Asalkan saat dilakukan tindik, bayi dalam keadaan sehat dan tidak memiliki masalah medis yang bisa menjadi faktor risiko. Dengan begitu, ketika dilakukan tindik, bayi tidak terlalu merasakan sakit dibandingkan saat ia dalam keadaan tidak sehat.

Walau begitu, sebaiknya tunggu hingga si kecil berusia minimal 3 bulan. Pasalnya pada usia tersebut bayi sudah cukup bisa menangani infeksi ringan dan bayi setidaknya sudah mendapatkan satu kali imunisasi.

Lakukan Prosedur yang Tepat

Walau tindik telinga merupakan prosedur yang sederhana tapi tetap memberikan ketidaknyamanan pada bayi. Karena itu harus dilakukan oleh orang yang sudah terlatih dan menggunakan peralatan yang tepat. Pasalnya jika peralatan tidak steril bisa menimbulkan risiko infeksi. Sementara bila dilakukan oleh orang yang belum terlatih akan berisiko mengeluarkan darah yang terlalu banyak.

Sebaiknya untuk menindik telinga si kecil dilakukan oleh dokter anak yang memang sudah berpengalaman. Tindik telinga biasanya dilakukan tanpa menggunakan obat penghilang rasa sakit. Setelah dilakukan tindik, dokter akan mengoleskan salep antiseptik untuk mencegah infeksi.

Awasi Setelah Ditindik

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua setelah dilakukan tindik telinga:

1. Usahakan agar bayi tidak memegang-megang telinga yang baru ditindik karena bisa memicu terjadinya infeksi.

2. Perhatikan apakah timbul kemerahan yang meningkat atau nyeri disekitar lubang tindikan telinga karena hal ini menunjukkan adanya infeksi.

3. Perhatikan bahan anting yang dipakai si kecil karena ada beberapa anak yang memiliki reaksi alergi terhadap logam tertentu. Anting tidak musti dari bahan emas 24 karat, yang penting bukan terbuat dari bahan imitasi.

4. Untuk memastikan apakah si kecil alergi atau tidak, cobalah gosokkan logam atau emas tersebut di daerah punggung si kecil sebelum digunakan. Jika terjadi ruam, ada kemungkinan anak mengalami reaksi alergi.




(Mom& Kiddie//ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, “Wow, anakku hebat!”, kali lain “Aduh, wajar nggak sih ini? atau “Kenapa begini... terus harus bagaimana dong?”. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...

Dementia Alzheimer, Penyakit Gangguan Ingatan Paling Ditakuti

Dementia alzheimer memiliki gejala umum penderita mengalami gangguan daya ingat ringan yang kemudian menjadi gangguan multiple kognitif yang lebih kompleks. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ mengatakan, dementia alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan dari fungsi memori. "Kesulitan penderita adalah belajar informasi baru dan memanggil informasi yang dipelajari sebelumnya," ucap Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik. Andri menuturkan, penurunan secara nyata juga terjadi pada fungsi intelektual (gangguan bahasa, gangguan melakukan aktivitas motorik, kesulitan dalam mengenal benda, gangguan dalam fungsi eksekutif seperti merencanakan, mengorganisasi, pengabstrakan, dan merangkai tindakan). Keadaan ini mengganggu fungsi pribadi dan sosial individu itu.