Skip to main content

Kanker Payudara Mulai Serang Remaja

DULU, kanker identik dengan usia manula. Namun kini, penyakit nomor dua pembunuh wanita Indonesia ini mulai menyerang usia muda. Perlu tindakan pencegahan untuk menjaga produktivitas.

Oktober menjadi momentum perayaan Bulan Peduli Kanker Payudara Sedunia (Breast Cancer Awarness). Dan semestinya, menjadi momentum kaum hawa untuk lebih peduli dengan kesehatan payudaranya.

"Kanker payudara tidak hanya menyerang wanita lanjut usia, namun remaja juga memiliki bakat untuk menderita kanker payudara lebih dini. Sehingga dibutuhkan kesadaran wanita untuk selalu memeriksa diri," kata Dr Sutjipto SpB(K)Onk, Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) saat launching Levi's Breast Cancer Campaign di Restoran Merah Delima, Jakarta Selatan, Senin (25/10/2010).

Dr Sutjipto menganjurkan USG payudara bagi wanita yang belum menikah. Dan saat usia menginjak 35 tahun, USG payudara sebaiknya dilakukan dua tahun sekali. Setelah itu, check up secara teratur.

"Kita sudah masuk pada abad penyakit kanker. Beban kita sebagai negara berkembang jadi dua. Penyakit kanker pelan-pelan tapi pasti meningkat terus. Saya khawatir, makin ke usia muda. Pasien termuda yang saya tangani usianya 15 tahun," ujar Dr Sutjipto.

Ditambahkan Dr Sutjipto, tindakan pencegahan ditambah pengecekan teratur menjadi kombinasi ideal untuk pencegahan kanker payudara mengingat sel normal untuk kemudian menjadi sel ganas membutuhkan waktu bertahun-tahun.

"Kita enggak tahu, misalnya hidup sehat, akan tetapi kita lupa lingkungan di luar kita berperan. Zat radikal bebas itu luar biasa," ujar Dr Sutjipto.

Langkah pencegahan yang bisa diusahakan, adalah mengontrol faktor lingkungan, gaya hidup, dan pola makan (yang sekarang lebih banyak makanan siap saji). Sementara faktor risiko kanker payudara, di antaranya tidak memiliki anak, usia di atas 35 tahun, riwayat tumor jinak payudara sewaktu masih lajang, kegemukan, dan wanita yang bekerja malam hari.

"Problem yang kini dihadapi adalah tren usia muda. Bahkan kita ada suatu penelitian, ternyata faktor genetik meningkat 5-7 persen setiap tahunnya," imbuh Dr Sutjipto.


(ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.