Skip to main content

Depresi & Merokok Sama Mematikan

SEBUAH studi baru mengatakan, depresi meningkatkan risiko kematian persis dalam jumlah yang sama seperti merokok. Keduanya diketahui faktor risiko penyakit jantung.

Dalam sebuah studi tentang depresi yang diterbitkan di British Journal of Psychiatry, sekelompok peneliti Norwegia dan Inggris menghitung efek depresi terhadap kematian. Peneliti dari University of Bergen di Norwegia dan King's College di London menggunakan apa yang mereka sebut "link unik" pada 60.000 partisipan. Tujuannya untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dan depresi dengan kematian.
Hasilnya ternyata mengejutkan. Risiko meninggal akibat depresi benar-benar sebanding dengan risiko kematian akibat merokok.



Depresi sama mematikan seperti merokok. Keduanya diketahui faktor risiko penyakit jantung. Belum lagi fakta bahwa orang yang mengalami depresi dan perokok cenderung jarang terlibat dalam aktivitas fisik kecil, faktor risiko yang diketahui dan sangat serius untuk penyakit jantung.

“Di luar kesamaan dengan perokok, bagaimanapun, orang dengan depresi mungkin berisiko karena mereka tidak mencari bantuan, atau mereka gagal untuk menerima bantuan ketika mencarinya,” tulis para peneliti, seperti dilansir Rodale.

Berikut adalah cara untuk melindungi kesehatan Anda dari depresi dan melindungi kesehatan jika Anda saat ini mengalami depresi, seperti dilansir Rodale:

Secara aktif bekerja untuk mengurangi risiko

"Depresi merupakan faktor risiko besar untuk penyakit jantung, tapi sangat bisa dicegah dan diobati," kata psikolog Jeffrey Rossman, PhD, direktur Life Management di Canyon Ranch.

Menurutnya, tiga hal paling penting untuk mencegah depresi, adalah tetap aktif terlibat dengan hubungan dan aktivitas yang memuaskan Anda, terlibat dalam setidaknya 30 menit latihan aerobik lima hari sepekan, dan pola makan sehat yang dipenuhi bahan makanan segar daripada makanan kemasan serta hindari mengonsumsi alkohol berlebihan.

Cari bantuan profesional jika Anda merasa tertekan

Jangan mengatakan kepada diri sendiri bahwa perasaan tertekan hanya ada di kepala Anda dan bukan kondisi medis serius.

"Bicaralah dengan dokter atau terapis untuk menentukan pendekatan terbaik untuk meningkatkan mood Anda dan mencegah depresi di masa mendatang," kata Rossman.

Pertimbangkan beberapa pilihan pengobatan. "Latihan aerobik teratur dan psikoterapi masing-masing sama efektifnya dengan obat antidepresan untuk pengobatan depresi klinis, dengan hasil jangka panjang yang lebih baik," katanya.

Jangan mengabaikan mood rendah terus-menerus

"Sering kali, membuat perubahan hanya dalam satu atau dua bidang kehidupan Anda—misalnya dengan meningkatkan aktivitas harian—sudah cukup untuk secara signifikan memerbaiki mood dan mencegah depresi," kata Rossman.

"Saya sarankan bekerja dengan psikoterapis untuk membantu Anda mengatasi depresi ringan hingga sedang dan mengembangkan keterampilan untuk kebahagiaan jangka panjang dan sukses," tambahnya.

Mengambil tindakan jika Anda merasa seorang teman atau anggota keluarga tertekan

"Biarkan orang terkasih Anda tahu bahwa Anda peduli dengannya. Mintalah dia untuk mencari bantuan dari seorang profesional, baik itu dokter atau psikoterapis (psikiater, psikolog, pekerja sosial berlisensi, atau konselor kesehatan mental). Biarkan dia tahu bahwa banyak bantuan tersedia dan jika dia mau melakukannya, dia bisa menjadi lebih baik," kata Rossman.


(ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Waspadai Bercak Putih di Retina Mata Anak

BERCAK putih di retina mata anak bisa jadi penanda awal keganasan kanker bola mata. Ini harus segera diwaspadai. Jika dilihat sepintas, tak ada yang aneh dengan Abiyyu, 12 tahun. Seperti anak-anak lain seusianya, bocah lelaki kelas enam SD Surya Bahari, Tangerang, ini tampak ceria bermain petak umpet, ikut senam kesegaran jasmani di sekolah, bertanding sepak bola, dan menjaring serangga di lapangan. Bersama dua temannya, dia juga tampak kompak menyanyikan lagu Oke milik duo T2 sambil sesekali terdengar gelak tawa khas keceriaan anak-anak. Bercak Putih Pada Mata - Tanda Kanker Retina Lantas, apa yang berbeda dari Abiyyu? Di balik kacamata yang senantiasa dikenakannya, siapa sangka bila bocah bernama lengkap Achmad Abiyyu Sofyan ini hanya punya satu mata kiri untuk melihat. Empat tahun lalu, keganasan kanker bola mata membuat Abiyyu harus merelakan bola mata kanannya diangkat untuk kemudian digantikan mata palsu yang hanya kosmetik semata. "Kata dokter, kalau tidak diangkat,

"Kok, mata anakku sering berair, ya?"

PADA bayi, saluran air mata kadang belum sempurna. Pada saat normal, air mata keluar dari kelenjar lacrimalis (memproduksi air mata) yang bertujuan agar air mata selalu basah dan lembap. Kemudian, air mata ini keluar melalui saluran di bagian ujung mata bagian dalam (medial) dan masuk melalui hidung. Secara normal, kita tidak merasa air mata itu berproduksi terus karena produksi dan pengeluarannya teratur. Keadaan berubah bila produksi air mata bertambah, seperti menangis atau sumbatan pada pada pangkal hidung, sehingga air mata tersebut meningkat dan terlihat berair. Jika kondisi tersebut dialami si kecil, tentu Anda akan berpikir, mengapa bisa demikian? Apakah hal tersebut normal dialami oleh setiap bayi? Kata orangtua jaman dulu, biar cepet sembuh harus dijilat oleh sang ibu. Apakah teori itu benar? Lantas, bagaimana perawatannya?

Ditemukan, Vaksin AIDS pada Tubuh ODHA

PENELITI Amerika selangkah lebih dekat untuk mengembangkan vaksin melawan virus AIDS yang mematikan. Mereka menemukan antibodi yang mampu membunuh 91 persen virus HIV. Ilmuwan menemukan tiga antibodi kuat dalam sel tubuh seorang pria gay keturunan Afrika-Amerika berusia 60 tahun yang dijuluki Donor 45. Bahkan satu di antaranya adalah antibodi yang menetralisir lebih dari 91 persen virus HIV. Tubuh pria tersebut membuat antibodi secara alami. Demikian okezone lansir dari NY Daily News, Senin (12/7/2010). Dalam kasus Donor 45—yang antibodinya tidak menyelamatkan dirinya dari tertular HIV—peneliti menyaring sekira 25 juta sel untuk menemukan puluhan sel yang nantinya bisa menghasilkan antibodi yang kuat. Pria tersebut kemungkinan besar sudah tertular virus HIV sebelum tubuhnya mulai memroduksi antibodi. Hingga kini, ia masih hidup, dan telah mengidap HIV selama 20 tahun pada saat darahnya diambil.