SEBUAH riset membuktikan bahwa menyusui bisa menurunkan kesuburan. Bagi wanita yang tidak menyusui, masa subur biasanya kembali dalam waktu 4 - 6 minggu pascapersalinan. Sebaliknya, bagi wanita yang menyusui memiliki rentang waktu lebih lama karena proses ovulasi terhambat. Mengapa?
Hormon Prolaktin Meningkat
Hormon reproduksi wanita terdiri dari LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle Stimulating Hormone) dimana keduanya berperan saat menstruasi terjadi.
Ketika wanita dalam masa menyusui, kelenjar hipofise merespon agar memroduksi hormon prolaktin - berfungsi untuk memroduksi air susu – lebih banyak. Sebaliknya, hormon LH dan FSH tidak diproduksi.
Nah, hormon prolaktin ini cukup efektif untuk menghambat ovulasi. Itulah sebabnya, wanita yang menyusui secara penuh (full breastfeeding) tidak mendapatkan periode menstruasi atau haid (amenore).
Kaitannya dengan kehamilan? Artinya, saat menyusui, tubuh ibu tidak bisa menghasilkan sel telur matang. Jadi, meski sel sperma berhasil masuk, sel telur yang ada tidak siap untuk dibuahi sehingga kehamilan tidak terjadi.
Metoda Amenore Laktasi (MAL)
Dalam istilah medis, kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif tersebut dinamakan Metoda Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM). Metoda ini memiliki efektivitas atau angka keberhasilan sebesar 98 persen pada 6 bulan pascapersalinan.
Walau begitu, agar MAL berjalan efektif, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi antara lain: menyusui secara penuh (full breastfeeding) dan sering, belum mengalami haid setelah persalinan dan umur bayi kurang dari 6 bulan.
Bila syarat di atas terpenuhi, kemungkinan terjadinya 'kebobolan' sangat rendah yaitu 1 – 2 persen saja.
Sebab KB Alami Gagal
Tapi mengapa masih ada ibu yang 'kebobolan' alias hamil lagi meski sedang menjalani masa menyusui? Tak dipungkiri, hampir semua metoda KB manapun memiliki risiko kehamilan, termasuk menyusui.
Ada beberapa penyebab hal itu terjadi, misalnya: tidak memenuhi syarat-syarat MAL secara benar, cara menyusui yang salah, jarak antara menyusui yang terlalu jauh, bayi berumur 6 bulan atau lebih dan mulai diperkenalkan MPASI, atau Moms menambah pasokan susu dengan susu formula.
Akan tetapi, bila si kecil diberikan ASI hingga berusia 2 tahun, Moms dapat membuat jarak kelahiran yang cukup meski Moms tidak ber-KB sekalipun.
Metoda Kontrasepsi Lain
Beberapa Moms memilih untuk mengombinasi ASI eksklusif dengan metoda KB
sederhana seperti kondom, diafragma, atau senggama terputus. Kedua metoda ini
akan saling melengkapi selama proses menyusui dilakukan dengan benar.
Ingatlah untuk mengganti metoda KB bila Moms tak lagi menyusui secara eksklusif karena metoda-metoda ini memiliki efektivitas yang rendah.
Bila Moms berencana ingin menunda kehamilan, sebelum melahirkan sudah mempersiapkan kapan dan metoda kontrasepsi apa yang diinginkan. Dengan demikian, pada akhir masa nifas Moms sudah mantap dengan metoda KB yang dipilih.
Tip Sukses ber-KB Alami Lewat Menyusui
Hal-hal yang dapat Moms lakukan agar MAL bisa berhasil dengan efektif:
1. Berikan ASI secara eksklusif minimal 8 kali sehari.
2. Sebaiknya, bayi mengisap secara langsung dari puting susu ibu bukan dari ASI perahan yang disimpan dalam botol. Pasalnya proses pengisapan (suckling) ASI mengakibatkan hormon-hormon yang berperan penting dalam siklus haid tidak bekerja optimal.
3. Menyusui dimulai segera sejak setengah sampai satu jam setelah bayi lahir (pemberian kolostrum).
4. Gunakan pola menyusui on demand (sesuai permintaan) dari kedua payudara ibu.
5. Menyusui sesering mungkin, selama 24 jam termasuk malam hari sesuai keinginan bayi.
6. Hindari jarak menyusui lebih dari 4 jam.
7. Sebaiknya, tetap menyusui meski Moms atau si buah hati sedang sakit.
(Mom&Kiddie//ftr)
http://lifestyle.okezone.com
Hormon Prolaktin Meningkat
Hormon reproduksi wanita terdiri dari LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle Stimulating Hormone) dimana keduanya berperan saat menstruasi terjadi.
Ketika wanita dalam masa menyusui, kelenjar hipofise merespon agar memroduksi hormon prolaktin - berfungsi untuk memroduksi air susu – lebih banyak. Sebaliknya, hormon LH dan FSH tidak diproduksi.
Nah, hormon prolaktin ini cukup efektif untuk menghambat ovulasi. Itulah sebabnya, wanita yang menyusui secara penuh (full breastfeeding) tidak mendapatkan periode menstruasi atau haid (amenore).
Kaitannya dengan kehamilan? Artinya, saat menyusui, tubuh ibu tidak bisa menghasilkan sel telur matang. Jadi, meski sel sperma berhasil masuk, sel telur yang ada tidak siap untuk dibuahi sehingga kehamilan tidak terjadi.
Metoda Amenore Laktasi (MAL)
Dalam istilah medis, kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif tersebut dinamakan Metoda Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM). Metoda ini memiliki efektivitas atau angka keberhasilan sebesar 98 persen pada 6 bulan pascapersalinan.
Walau begitu, agar MAL berjalan efektif, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi antara lain: menyusui secara penuh (full breastfeeding) dan sering, belum mengalami haid setelah persalinan dan umur bayi kurang dari 6 bulan.
Bila syarat di atas terpenuhi, kemungkinan terjadinya 'kebobolan' sangat rendah yaitu 1 – 2 persen saja.
Sebab KB Alami Gagal
Tapi mengapa masih ada ibu yang 'kebobolan' alias hamil lagi meski sedang menjalani masa menyusui? Tak dipungkiri, hampir semua metoda KB manapun memiliki risiko kehamilan, termasuk menyusui.
Ada beberapa penyebab hal itu terjadi, misalnya: tidak memenuhi syarat-syarat MAL secara benar, cara menyusui yang salah, jarak antara menyusui yang terlalu jauh, bayi berumur 6 bulan atau lebih dan mulai diperkenalkan MPASI, atau Moms menambah pasokan susu dengan susu formula.
Akan tetapi, bila si kecil diberikan ASI hingga berusia 2 tahun, Moms dapat membuat jarak kelahiran yang cukup meski Moms tidak ber-KB sekalipun.
Metoda Kontrasepsi Lain
Beberapa Moms memilih untuk mengombinasi ASI eksklusif dengan metoda KB
sederhana seperti kondom, diafragma, atau senggama terputus. Kedua metoda ini
akan saling melengkapi selama proses menyusui dilakukan dengan benar.
Ingatlah untuk mengganti metoda KB bila Moms tak lagi menyusui secara eksklusif karena metoda-metoda ini memiliki efektivitas yang rendah.
Bila Moms berencana ingin menunda kehamilan, sebelum melahirkan sudah mempersiapkan kapan dan metoda kontrasepsi apa yang diinginkan. Dengan demikian, pada akhir masa nifas Moms sudah mantap dengan metoda KB yang dipilih.
Tip Sukses ber-KB Alami Lewat Menyusui
Hal-hal yang dapat Moms lakukan agar MAL bisa berhasil dengan efektif:
1. Berikan ASI secara eksklusif minimal 8 kali sehari.
2. Sebaiknya, bayi mengisap secara langsung dari puting susu ibu bukan dari ASI perahan yang disimpan dalam botol. Pasalnya proses pengisapan (suckling) ASI mengakibatkan hormon-hormon yang berperan penting dalam siklus haid tidak bekerja optimal.
3. Menyusui dimulai segera sejak setengah sampai satu jam setelah bayi lahir (pemberian kolostrum).
4. Gunakan pola menyusui on demand (sesuai permintaan) dari kedua payudara ibu.
5. Menyusui sesering mungkin, selama 24 jam termasuk malam hari sesuai keinginan bayi.
6. Hindari jarak menyusui lebih dari 4 jam.
7. Sebaiknya, tetap menyusui meski Moms atau si buah hati sedang sakit.
(Mom&Kiddie//ftr)
http://lifestyle.okezone.com
Comments