Skip to main content

Bayi Kurang Tidur Berisiko Obesitas

BAYI dan anak-anak prasekolah yang tidak cukup tidur di malam hari akan meningkatkan risiko obesitasnya di kemudian hari. Dalam hal mencegah obesitas, tidur siang bukan merupakan pengganti yang memadai untuk kurangnya tidur malam.

Studi melibatkan 1.930 anak usia 1 bulan-13 tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok anak yang lebih muda (usia 1-59 bulan) dan kelompok anak lebih tua (usia 5-13 tahun). Data tersebut dikumpulkan pada awal studi (baseline) tahun 1997 dan sekali lagi tahun 2002 (follow-up).

Pada tahap follow up, sebanyak 33 persen kelompok anak lebih muda dan 36 persen kelompok anak yang lebih tua mengalami masalah obesitas. Di antara kelompok anak lebih muda, kurang tidur malam pada tahap baseline dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas di kemudian hari. Demikian temuan baru yang telah diterbitkan dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine, seperti dikutip okezone dari Health24, Rabu (8/9/2010).



Usia kritis di bawah 5 tahun

Di antara kelompok anak yang lebih tua, jumlah tidur pada tahap baseline tidak berhubungan dengan berat badan di kemudian hari (tahap follow-up). Namun, kurang tidur malam selanjutnya akan dikaitkan dengan meningkatnya risiko pergeseran dari berat badan normal menuju kegemukan dan dari kegemukan menuju obesitas.

“Temuan menunjukkan bahwa ada sebuah titik perhatian penting pada anak di bawah usia 5 tahun karena tidur malam hari berpengaruh pada status obesitas usia berikutnya," tulis Janice F Bell dari Universitas Washington, Seattle dan Frederick J Zimmerman dari University of California, Los Angeles.

"Tidak cukup tidur di malam hari pada bayi dan anak-anak usia prasekolah tampaknya menjadi faktor risiko yang berlangsung lama untuk obesitas di kemudian hari, sementara jumlah jam tidur serupa tak begitu memengaruhi status berat badan remaja. Tidur siang tidak memiliki efek terhadap perkembangan obesitas dan bukan merupakan pengganti tidur malam," tambah peneliti.



(ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, “Wow, anakku hebat!”, kali lain “Aduh, wajar nggak sih ini? atau “Kenapa begini... terus harus bagaimana dong?”. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...

Dementia Alzheimer, Penyakit Gangguan Ingatan Paling Ditakuti

Dementia alzheimer memiliki gejala umum penderita mengalami gangguan daya ingat ringan yang kemudian menjadi gangguan multiple kognitif yang lebih kompleks. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ mengatakan, dementia alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan dari fungsi memori. "Kesulitan penderita adalah belajar informasi baru dan memanggil informasi yang dipelajari sebelumnya," ucap Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik. Andri menuturkan, penurunan secara nyata juga terjadi pada fungsi intelektual (gangguan bahasa, gangguan melakukan aktivitas motorik, kesulitan dalam mengenal benda, gangguan dalam fungsi eksekutif seperti merencanakan, mengorganisasi, pengabstrakan, dan merangkai tindakan). Keadaan ini mengganggu fungsi pribadi dan sosial individu itu.