Skip to main content

6 Cara Menyendawakan Bayi

“NAH, sekarang Dedek sendawa dulu, ya?”. Menyendawakan si kecil sesaat setelah meminum ASI atau susu memang sangat penting. Walau terlihat mudah untuk dilakukan, ternyata tak sedikit lho orangtua yang frustrasi akibat gagal menyendawakan bayinya. Percaya atau tidak, menyendawakan bayi juga ada seninya, lho!

Untuk Anda yang ingin mengetahuinya, berikut pemaparan dr Marini Sartika Dewi, MSi. Med, SpA dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta.

Pentingnya Sendawa

Sendawa adalah keluarnya udara dari dalam lambung melalui mulut. Pada bayi, sendawa disebabkan karena masuknya udara ke dalam lambung. Dan ini harus segera dikeluarkan. Bila tidak, akan menyebabkan bayi kembung, muntah, rewel, bahkan kolik (nyeri perut).

Untuk mengeluarkan udara yang berlebihan tersebut, bayi perlu disendawakan - tentu saja dengan teknik yang benar.

Tiap Bayi Berbeda

Setiap bayi memiliki perbedaan dalam bersendawa. Ada yang bisa bersendawa dengan sendirinya, ada pula yang memang perlu disendawakan.

Namun, umumnya pada usia 0-9 bulan, bayi belum bisa bersendawa dengan sendirinya karena mayoritas gerakannya adalah berbaring.

Hal ini karena ia belum bisa duduk tegak untuk membantu keluarnya udara dari lambung sehabis minum ASI atau susu. Barulah pada usia 9 bulan ke atas, bayi sudah bisa duduk tegak sehingga mempermudah udara di dalam lambung untuk keluar.

Selain itu, ada bayi yang hanya bisa sendawa dengan posisi khusus/tertentu, ada pula yang bisa bersendawa dengan mudah pada beberapa teknik. Pun, setiap bayi mempunyai posisi yang berbeda-beda ketika disendawakan.

6 Posisi Sendawa Pada Bayi

Sebenarnya tidak ada posisi yang dianggap paling baik. Lebih baik dicoba dan diuji satu persatu sampai bayi Anda menemukan satu posisi yang paling baik. Atau, lakukan semua posisi setiap kali menyendawakan bayi Anda sampai ia berhasil bersendawa. Jika satu posisi gagal, cobalah posisi yang lain.

Posisikan satu tangan Moms menopang antara leher dan kepala bayi, tangan yang lain menahan pantat bayi. Pastikan agar dagu si kecil melewati bahu moms agar ia bisa bernapas.

Jangan lupa letakkan slubber atau sapu tangan di bahu moms untuk menjaga agar tidak kotor akibat si kecil muntah atau gumoh. Tepuklah bagian punggung si kecil secara perlahan sampai ia benar-benar bersendawa.

Dudukkan bayi di atas pangkuan, letakkan ibu jari dan telunjuk satu tangan moms di dagu (bukan leher) kemudian tahan dagu si kecil ke arah depan sehingga badannya agak condong ke depan.

Posisi kaki lurus. Tangan moms yang lain menepuk punggung secara perlahan. Pastikan sampai terdengar suara sendawa.

Tahan/topang bayi dengan posisi satu tangan Moms di bagian dada (ibu jari dan telunjuk menahan dagu) dan tangan lain di bagian punggung si kecil. Kemudian angkat si kecil perlahan sampai badannya teregang.

Regangan ini dapat membantu mengeluarkan udara dari dalam perut. Cium kening bayi, hal ini dapat membuat moms dan bayi rileks.

Letakkan si kecil di atas pangkuan salah satu paha Moms dengan posisi badan si kecil tengkurap menghadap ke bawah dan direntangkan di atas pangkuan. Biarkan kakinya bebas menjuntai ke bawah (diapit paha moms sisi berlawanan). Ibu jari dan telunjuk satu tangan Moms menahan dagu si kecil, tangan moms yang lain menepuk halus punggungnya secara lembut. Pastikan ia bersendawa.

Letakkan satu lengan Moms di antara kedua kaki si kecil dengan menahan badannya (posisi seperti menunggang kuda). Kepala si kecil mengarah ke ujung tangan moms. Lengan moms sisi berlawanan memeluk si kecil sehingga posisi kepalanya bersandar di lengan moms.

Pada posisi ini kedua telapak tangan moms saling bertemu. Cara ini sangat nyaman untuk si kecil dan aman untuk bayi yang rewel.

Teknik ini tidak selalu bisa membuat bayi bersendawa. Namun bila tak satupun posisi nomor 1-5 dapat menyebabkan bayi bersendawa, coba cara ini yaitu dengan memegang kedua ketiak si kecil kemudian angkat badannya tinggi-tinggi dan tahan beberapa saat. Jangan menggoyang-goyangkan! Cukup mengangkat badannya saja maka bayi akan bersendawa dengan sendirinya.

Perhatikan Pula Posisi Bayi Saat Menyusu!

Masuknya udara ke dalam lambung bayi biasanya terjadi selama proses menyusui dan atau akibat bayi sering menangis. Banyaknya jumlah udara yang masuk ke dalam lambung dipengaruhi oleh cara menyusui (ASI atau botol) dan seberapa sering bayi menyusui.

Posisi bayi yang kurang baik saat menyusui dapat menyebabkan masuknya udara. Oleh karena itu dianjurkan posisi menyusui yang benar.

* Untuk bayi yang minum ASI diperlukan perlekatan yang sempurna saat menyusui, ditandai dengan masuknya seluruh areola mammae (area hitam payudara) supaya udara dari luar tidak dapat masuk ke mulut bayi.

* Bagi bayi yang menyusu dengan botol, posisi botol dianjurkan tidak mendatar melainkan bagian botol lebih tinggi dari dot sehingga tidak ada bagian dot yang terisi udara. Dikhawatirkan bila posisi botol mendatar, bayi akan lebih banyak menelan udara.

* Apabila bayi tampak gelisah atau rewel saat menyusui, hentikan proses menyusui, sendawakan bayi, tunggu beberapa saat (5-10 menit), kemudian susui bayi kembali.

* Cobalah sendawakan bayi setiap 60-90 ml susu (bila bayi minum susu botol) atau sendawakan bayi setiap kali moms akan ganti payudara (bila bayi menyusu ASI).





(Mom& Kiddie//nsa)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, “Wow, anakku hebat!”, kali lain “Aduh, wajar nggak sih ini? atau “Kenapa begini... terus harus bagaimana dong?”. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...

Dementia Alzheimer, Penyakit Gangguan Ingatan Paling Ditakuti

Dementia alzheimer memiliki gejala umum penderita mengalami gangguan daya ingat ringan yang kemudian menjadi gangguan multiple kognitif yang lebih kompleks. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ mengatakan, dementia alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan dari fungsi memori. "Kesulitan penderita adalah belajar informasi baru dan memanggil informasi yang dipelajari sebelumnya," ucap Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik. Andri menuturkan, penurunan secara nyata juga terjadi pada fungsi intelektual (gangguan bahasa, gangguan melakukan aktivitas motorik, kesulitan dalam mengenal benda, gangguan dalam fungsi eksekutif seperti merencanakan, mengorganisasi, pengabstrakan, dan merangkai tindakan). Keadaan ini mengganggu fungsi pribadi dan sosial individu itu.