Skip to main content

5 Langkah Merawat Tali Pusar

UMUMNYA, tali pusat pada bayi baru lahir akan puput kurang dari satu minggu. Tali pusat menghubungkan antara plasenta dengan janin dalam kandungan dan berfungsi menjaga kelangsungan hidup janin sekaligus memfasilitasi pertumbuhan janin. Setelah bayi dilahirkan, tali pusat umumnya dijepit dan dipotong kemudian dibiarkan mengering sendiri.

Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi ini disebut dengan umbilical stump. Menurut dr. Adi Tagor, SpA. DPH dari RS Pondok Indah, umbilical stump yang belum juga puput di atas dua minggu bisa jadi dikarenakan memiliki jaringan yang tebal dan kuat.

Bahaya Infeksi Mengintai

Salah satu yang patut diwaspadai ketika umbilical stump ini tak juga puput lebih dari dua hari adalah ancaman infeksi. Pastikan kondisi sisa tali pusat ini tidak lembap.

“Stump itu ibarat bonggol (sisa tebangan kayu), jika kondisinya lembab dan lunak akan sangat disukai oleh kuman. Ditandai dengan kulit merah di sekitar stump, badan mulai panas, stump berair hingga mengeluarkan nanah dan berbau tidak sedap,” terang Adi.

Ditakutkan, jika infeksi ini tidak segera tertangani, kuman akan 'lari' ke jantung bayi, “Karena saat dalam kandungan tali plasenta berhubungan langsung ke jantung janin. Jadi bukan ke ususnya karena pada usia ini usus janin belum berfungsi sebagai pencernaan makanan,” ulas Adi.

Nah, akibat dari lolosnya kuman dari tali pusat ke jantung, semua organ bisa terancam terkena kuman juga. Paling ekstrim dapat menyebabkan tsunami kuman yang disebut sepsis - dimana kuman sudah menyebar secara masif ke seluruh jaringan tubuh bayi.

“Biasanya jika lebih dari dua minggu tali pusatnya belum juga puput, dokter akan mengambil tindakan dengan pembedahan kecil. Jika tidak ada dokter bedah anak, dokter spesialis anak biasa pun dapat melakukannya. Dipotong pangkalnya dan dijahit sedikit,” urai Adi lagi.

Ada juga rumah sakit yang membiarkan umbilical stump ini kering sendiri.

Jangan Anggap Sepele

Berhubung si umbilical stump ini tak juga puput, perawatannya pun harus ekstra perhatian, lagi-lagi untuk menghindari terjadinya infeksi akibat kuman. Ingat Moms, bayi baru lahir sangat rentan terhadap paparan benda asing dari luar yang bisa membawa kuman penyakit seperti lalat, tangan yang kotor, debu, dan sebagainya.

Kembali di menyarankan, di samping prenatal care seperti senam hamil, breastcare, teknik menyusui, penting untuk diperhatikan tentang bagaimana merawat tali pusat bayi baru lahir.

“Pembekalan ini perlu diberikan sebelum Isi ibu melahirkan, dengan simple education ada risiko yang dapat diatasi di kemudian hari. Jangan anggap remeh tali pusat karena daya tahan tali pusat sangat tinggi. Tapi kalau sudah terkena infeksi dampaknya tidak main-main,” pungkas Adi.

5 Langkah Merawat Tali Pusat

1. Siapkan perlengkapan untuk membersihkan tali pusat seperti air matang, handuk lembut, bola-bola kapas atau cotton bud, kain kasa yang bersih, kering dan steril.

2. Gunakan selalu kapas baru saat membersihkan setiap bagiannya.

3. Usapkan alkohol 70 persen dengan menggunakan kapas. Mengapa? Karena alkohol 70 persen memiliki sifat membunuh kuman sekaligus mengeringkan tali pusat.

4. Tutup dengan kain kasa namun jangan terlalu rapat agar tetap mendapat udara yang cukup sehingga tali pusat cepat mengering.

5. Bersihkan sekitar tali pusat sebanyak 2 kali sehari sehabis mandi.




(Mom& Kiddie//ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Obat Penurun Kadar Kolesterol Alami

Mungkin kini Anda sedang dipusingkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Untuk mengatasinya, coba konsumsi bahan alami yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cepat, yaitu plant stanol ester (PSE).  Gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting dalam memengaruhi kadar kolesterol darah. Semakin baik kebiasaan dan kualitas makanan Anda sehari-hari, tentu makin terjaga pula keseimbangan kolesterol dan kesehatan secara keseluruhan. Diketahui, kadar kolesterol dalam tubuh yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penyakit yang paling sering ditemui akibat kolesterol tinggi adalah penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Dan, harus dicatat, kolesterol tinggi tidak hanya dialami seseorang yang menderita kelebihan berat badan. Walaupun dengan berat badan normal, bisa saja mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. Sebenarnya, kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membentuk dinding sel, membuat hormon dan vitamin D. Salah satu jenis...

Tanya Jawab Tentang Anak

SEMAKIN besar, ada saja ulah anak yang bikin Moms kagum sekaligus kalang kabut. Tak jarang Moms berucap, “Wow, anakku hebat!”, kali lain “Aduh, wajar nggak sih ini? atau “Kenapa begini... terus harus bagaimana dong?”. Nah, segala pertanyaan soal tumbuh kembang si 1 – 2 tahun yang Moms lemparkan ke redaksi, telah dijawab secara khusus oleh dr. Mas Wishnuwardhana Widjanarko, SpA, M.Si. Med, Dokter Spesialis Anak dari RS Hermina Grand Wisata dan Global Awal Bros Hospital, Bekasi. Yuk, temukan jawabannya! T : Dok, hingga kini anak saya (24 bulan) belum bisa berhenti mengisap jempolnya. Ritual itu dilakukannya pada saat tidur. Biasanya, dia berganti jempol, entah itu jempol kanan atau kiri. Untuk menghilangkan kebiasaan itu, saya mengolesi jempolnya dengan tanaman pahit. Tapi, dia malah ngamuk dan susah tidur. Dok, bagaimana mengatasinya? J : Ibu, coba alihkan perhatian si anak. Misalnya, sebelum tidur, ajaklah dia bermain atau mendongeng.Tapi, kalau cara itu belum ampuh j...

Dementia Alzheimer, Penyakit Gangguan Ingatan Paling Ditakuti

Dementia alzheimer memiliki gejala umum penderita mengalami gangguan daya ingat ringan yang kemudian menjadi gangguan multiple kognitif yang lebih kompleks. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ mengatakan, dementia alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang ditandai dengan penurunan dari fungsi memori. "Kesulitan penderita adalah belajar informasi baru dan memanggil informasi yang dipelajari sebelumnya," ucap Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik. Andri menuturkan, penurunan secara nyata juga terjadi pada fungsi intelektual (gangguan bahasa, gangguan melakukan aktivitas motorik, kesulitan dalam mengenal benda, gangguan dalam fungsi eksekutif seperti merencanakan, mengorganisasi, pengabstrakan, dan merangkai tindakan). Keadaan ini mengganggu fungsi pribadi dan sosial individu itu.